Oleh: P. Yan Ladju, OFM |
Tetapi iman yang
kuat tidak muncul secara otomatis dan tidak tumbuh tanpa motivasi yang benar.
Motivasi dalam hal iman berarti: “alasan paling dasar” atau “sebab yang paling
utama” mengapa orang percaya kepada Yesus Kristus. Apabila orang mempunyai
alasan yang kuat atau motivasi yang benar untuk percaya kepada Yesus, dan
sungguh yakin bahwa Yesus adalah satu-satunya Penyelamat yang mampu memberi kebahagiaan
sejati, - maka imannya kepada Yesus tak akan goncang. Ibarat “rumah yang
didirikan di atas batu” : ia kokoh, kuat dan tak akan roboh biar pun “hujan,
badai serta topan dan banjir datang menghantam”, seperti dikatakan Yesus dalam
Mat. 7:24-27. Macam apakah motivasi iman yang benar ?
Injil Yohanes
6:24-25 yang dibacakan minggu ini menjelaskan hal itu melalui sebuah cerita
tentang pertemuan Yesus dengan orang banyak. Mula-mula diceritakan bahwa orang
berbondong mengikuti Yesus ; Ia menyembuhkan orang-orang sakit dan mengerjakan
banyak mujizat. Kemudian, ketika melihat bahwa orang-orang itu lapar padahal
tidak ada persiapan makanan Yesus lalu memperbanyak 5 potong roti dan 2 ekor
ikan untuk memberi makan 5.000 orang yang hadir saat itu. Setelah itu, Ia
menyeberang danau dan sampai ke kota Kapernaum. Tetapi orang-orang itu terus
mencari dan mengejar-ngejar-Nya. Maka Yesus bertanya, “Mengapa kamu terus
mencari Aku ?” Kata-kata Yesus itu sebetulnya memuat pertanyaan mengenai
motivasi. Apa motivasi (=alasan)mu mencari Aku ? Apakah kamu sungguh-sungguh
mencari Aku karena percaya kepada-Ku, ataukah kamu mencari Aku karena kamu
sudah kenyang oleh roti yang saya berikan ? demikian kira-kira maksud Yesus.
Terhadap pertanyaan
itu, ada 2 kemungkinan jawaban, - dan keduanya menunjuk kepada motivasi mencari
Yesus.
Pertama, orang mencari
Yesus karena senang menyaksikan kehebatan Yesus dan karena Yesus mampu memenuhi
lapar mereka dengan roti, apalagi roti gratis. Dalam hal ini, motivasi mereka adalah
perasaan mereka sendiri. Mereka senang karena mendapat sesuatu dari Yesus. Jawaban
kedua sedikit lain. Mereka mencari Yesus karena tertarik oleh pribadi Yesus. Mereka
menyaksikan mujizat-mujizat-Nya dan “melihat tanda-tanda keilahian” pada Yesus.
Seperti orang-orang lain, mereka juga senang dan telah makan roti, tetapi
mereka lebih fokus pada pribadi Yesus. Mereka percaya bahwa dalam diri Yesus
ada “daya ilahi” yang bekerja ; artinya, mereka percaya bahwa Allah bekerja
dalam Yesus dan Yesus mengerjakan pekerjaan Allah, sebab hanya Allah yang dapat
membuat mujizat menyembuhkan penyakit serta memperbanyak roti/ikan, seperti
yang dikerjakan-Nya pada zaman dulu di padang gurun, waktu Ia memberi manna dan
burung puyuh sebagai makanan bagi seluruh umat Israel.
Dua macam motivasi
itulah yang menjadi pelajaran bagi kita. Dan dari keduanya, yang benar adalah
motivasi yang kedua, yaitu mencari Yesus karena pribadi-Nya, bukan karena
merasa senang dan telah makan roti-Nya. Dalam motivasi yang kedua ini, orang
tertarik karena “melihat tanda-tanda ilahi” pada Yesus dan percaya bahwa Allah
hadir dalam Yesus. Karena itu, bagi mereka Yesus bukan “tukang sihir” atau
pembuat mujizat yang mau menghibur orang yang susah dan sanggup menjawab semua
keinginan, melainkan Allah yang hadir ke tengah dunia. Singkatnya, mereka
mencari Yesus karena percaya kepada-Nya bahwa Ia adalah Allah yang hadir dan
memperhatikan kebutuhan umat-Nya. Itulah motivasi iman yang benar.
Banyak orang yang
meninggalkan Gereja Katolik karena kecewa, sakit hati atau karena alasan-alasan
lain. Bahkan ada yang meninggalkan Yesus dan pindah agama lain. Semua itu bisa
saja terjadi, bahkan cukup sering terjadi. Beberapa tahun lalu misalnya, ada
sekelompok orang yang ramai-ramai pindah ke gereja Sungai Yordan karena tidak
menerima keputusan hirarki (Uskup) terkait salah satu soal. Pernah juga
terjadi, bahwa seorang tokoh umat pindah ke gereja lain karena tersinggung
bahwa sumbangan dan jasanya kurang dihargai oleh Pastor Paroki dan Dewan Paroki.
Juga sering terjadi bahwa orang meninggalkan iman katolik karena jodoh atau
karena godaan pangkat/jabatan. Yang lain lagi, pindah gereja karena merasa
tidak dihargai dan tidak diperhatikan secara ekonomis. Masih banyak contoh
lain.
Sebenarnya, beriman
kepada pribadi Yesus samasekali tidak berarti bahwa orang bebas dari bentrok,
dari rasa kecewa atau dari macam-macam kesulitan. Yesus sendiri berkata “Pikullah
kuk yang kupasang dan belajarlah dari pada-Ku sebab Aku lembut dan rendah
hati”. Artinya, menjadi pengikut Kristus juga tetap ada kesulitannya. Hidup
Yesus sendiri adalah contohnya : Ia menghadapi banyak kesulitan, mulai dari
lahirnya sampai wafat di salib.
Tetapi kepada semua
orang yang percaya kepada-Nya, Yesus juga menjanjikan bantuan langsung. Ia
berkata,”Datanglah kepada-Ku, dan Aku akan menyegarkan kamu”. Yesus menawarkan
bantuan-Nya melalui kitab suci, melalui sesama manusia dan alam semesta,
melalui sakramen-sakramen terutama Komuni kudus, “roti kehidupan” yang
menguatkan kita. ”Akulah roti hidup” kata Yesus. Barangsiapa datang kepada-Ku
tidak akan lapar lagi dan barangsiapa percaya kepada-Ku ia tidak akan haus
lagi”. Jadi, kuncinya adalah percaya kepada pribadi Yesus.
Dalam iman kepada
pribadi Yesus juga ada hal yang perlu kita usahakan yaitu memurnikan motivasi.
Kita berdoa, kita membaca Kitab suci, kita rajin menerima sakramen-sakramen
bukan pertama-tama karena takut dihukum atau karena takut neraka, melainkan
semata-mata karena mau pasrah kepada-Nya. Karena mau bersujud, memuji dan
memuliakan Dia. Kita melakukan semua hal itu semata-mata karena sadar bahwa Dia
adalah Allah mahakasih yang lebih dahulu mengorbankan diri-Nya untuk kita tanpa
jasa kita sedikit pun. Kita mau terus mencari Yesus karena Dia senantiasa
mengasihi kita, jauh melampaui apa yang kita harapkan dan kita usahakan.
Itulah makna
motivasi iman. Motivasi itulah yang membuat kita terus mencari Yesus. Dan kalau
kita rajin mencari-Nya, Ia akan memberi kita “roti kehidupan” lebih banyak
lagi.
Depok,
2 Agustus 2012
Pesta
Bunda Maria Ratu Para Malaikat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin