Senin, 06 April 2015

Kamis Putih, Paus Fransiskus Basuh Kaki 12 Napi

Paus Fransiskus membasuh kaki 12 narapidana (napi) dan seorang bayi di penjara  Roma, pada Misa Kamis Putih, menunjukkan kesediaannya untuk melayani. Dia meminta para tahanan  berdoa agar ia juga bisa dibersihkan dari “kotoran.”

Di tengah isak tangis para napi, Paus Fransiskus berlutut, menuangkan air dari kendi dan membasuh kaki mereka masing-masing, dikeringkan dan kemudian menciumnya, mengenang kembali apa yang dilakukan Yesus kepada para Rasul sebelum ia disalibkan.

Para napi termasuk enam orang dari penjara Rebibbia dan enam perempuan dari penjara wanita di dekatnya. Salah satunya adalah seorang ibu yang membawa anaknya di pangkuannya: Paus Fransiskus juga mencuci dan mencium kaki si kecil tersebut.

Paus Fransiskus telah merevolusi upacara pembasuhan kaki pada Kamis Putih dengan melakukan terhadap perempuan dan non-Katolik dengan mengunjungi  rumah-rumah tahanan dan fasilitas untuk orang sakit. Aturan Vatikan mengatakan ritual itu  harus dilakukan pada laki-laki, mengingat bahwa rasul Yesus adalah laki-laki.

Dalam homilinya yang disampaikan di kapel penjara itu, Paus Fransiskus berusaha untuk memberikan harapan kepada para  tahanan, seraya mengatakan kepada mereka bahwa Yesus mengasihi mereka hingga titik terakhir hidup mereka.


“Bagi saya, Dia melakukan-Nya untuk Anda, untuk Anda, untuk Anda,” katanya sambil menunjuk ke tahanan. “Untuk semua orang dengan menyebut nama Anda satu persatu karena kasih Yesus bersifat pribadi.”

Berbicara spontan seperti yang telah dilakukan selama tiga tahun terakhir pada Kamis Putih, Paus Fransiskus menjelaskan upacara pembasuhan kaki dimaksudkan untuk menunjukkan kesediaan Yesus untuk melayani orang lain termasuk budak, untuk membersihkan dan menyucikan mereka sepenuhnya. “Bahkan saya pun harus dibersihkan oleh Tuhan,” katanya.

“Dan untuk ini, berdoalah selama Misa ini, sehingga Tuhan juga mencuci kotoran saya juga.”

Paus Fransiskus telah memfokuskan banyak perhatian pada pelayanan penjara, mengecam hukuman mati sebagai hal tidak manusiawi dan menyebut hukuman seumur hidup sebagai hukuman mati “terselubung”.

Dia telah sering bertemu dengan narapidana, termasuk selama perjalanan baru ke Naples, tempat ia makan siang dengan tahanan gay dan transgender.

Paus Fransiskus disambut hangat oleh para napi saat memasuki penjara dan dia menyediakan waktu cukup lama setelah Misa untuk menyambut para napi di depan kapel. Mereka masing-masing mencium pipinya dan membelai tangannya. Ia membiarkan mereka berlama-lama, merasakan sentuhan kasih Bapa Suci.

Dia juga mengabaikan protokol liturgi saat ia berjalan menyusuri lorong kapel, untuk menyapa para napi lain dan ia disambut tepuk tangan meriah.

Sebanyak 12 tahanan itu mewakili 2100 tahanan dari Italia, Nigeria, Kongo, Ekuador, dan Brasil.  (huffingtonpost.com/reuters/ucanews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin