![]() |
Para undangan yang akan hadir dalam tahbisan Uskup Sintang. (Foto: Dok. Vox Point Indonesia) |
Baliho dan spanduk ucapan selamat juga menghiasi bagian luar Stadion Baning, tempat tahbisan Uskup akan digelar. Di dalam stadion, panitia dan penanggungjawab tahbisan tampak melakukan gladi resik.
Beberapa ada yang masih mengenakan seragam kantor dan sekolah. Albina Sriparsa misalnya, seorang pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang. Albina mendapat tugas untuk membaca bacaan pertama. “Saya tidak sempat pulang ke rumah, karena harus ikut gladi ini,” ujarnya sembari tersenyum.
Albina mengaku senang dengan adanya gembala baru di Sintang. Ia tidak mengenal Mgr Samuel atau belum pernah bertemu secara pribadi. Ketika mengetahui Mgr Samuel sebagai Uskup Sintang, Albina lantas mencari profil Mgr Samuel di internet. “Ia pencinta lingkungan, rendah hati, dan nampaknya sosok yang sangat baik,” simpulnya.
Segendang sepenarian, Christoforus Steven, siswa kelas 11SMA Panca Setia Sintang juga belum mengenal Mgr Samuel. Namun itu tak menghalangi niatnya untuk terlibat dalam kor untuk upacara pentahbisan uskup. Ia masih mengenakan seragam saat ikut gladi. “Hari ini habis ujian mid, langsung ke sini,” ujarnya.
Steven, anggota bass. Meski belum mengenal Mgr Samuel, ia meyakini, Mgr Samuel adalah gembala yang tepat untuk Sintang. “Semoga membawa dampak bagi kerohanian umat, khususnya OMK.”
Dody Moranuari, siswa Seminari Menengah Yohanes Maria Vianney, Sintang, juga ambil bagian dalam kor tahbisan. Saat gladi resik, ia masih berseragam SMA. “Tadi juga ikut mid. Belum sempat balik ke asrama,” kata Dody. Ia berharap, Mgr Samuel dengan latarnya pernah sebagai formator, bisa membawa dan menumbuh-kembangkan panggilan anak seminari.
Jelang tahbisan, hotel-hotel di Sintang penuh. Modesta Tita Rahayu, salah satu anggota Seksi Acara Tahbisan Uskup menyebut hal ini karena banyak umat, tokoh, imam, uskup yang sudah memesan hotel.
___________________________
Darius Leka, SH/ Sumber: www.hidupkatolik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin