Inilah kerasulan tanah dan bumi Mgr. Samuel Oton Sidin OFMCap yakni
menghijaukan kembali lahan bekas kebakaran hutan. Atas jasa besarnya
melakukan konservasi alam di Bukit Tunggal dan mendirikan Rumah Pelangi
inilah, rohaniwan katolik anggota Ordo Fratrum Minorum Cappuchinorum
(OFMCap) ini diganjar hadiah pelestari lingkungan: Kalpataru.
Adalah Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono sendiri berkenan memberikan
Kalpataru Award ini kepada Romo Samuel Oton Sidin OFMCap. Langkah
biarawan Kapusin menghijaukan kawasan gersang akibat kebakaran hutan
memang menakjubkan, ketika dia berhasil “menyulap” kawasan tandus
menjadi hijau dengan berbagai tanaman, termasuk beberapa spesies tanaman
langka khas Kalimantan.
Pastor Samuel mengatakan, aneka burung dan segala binatang yang menjadi
‘penghuni’ Rumah Pelangi di lahan seluas 94 ha tidak boleh ditembak. Ia
juga melarang keras para pengunjung menebang pohon yang menghuni
kawasan hijau yang dikenal sebagai Bukit Tunggal di Desa Teluk Bakung,
Sei Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar ini.
Dunia spiritualitas
Lahir 12 Desember 1954 di Teriak – Bengkayang sebagai putera daerah
berdarah Dayak di Peranuk, Kabupaten Bengkayang (Kalbar), Mgr. Samuel
Oton Sidin OFMCap menerima tahbisan imamat tahun 1984 di Peranuk.
Setahun setelah tahbisan, beliau ditugaskan belajar teologi di
Universitas Antonianum di Roma hingga memperoleh gelar doktor bidang
teologi spiritualitas.
Ia masuk Ordo Fransiskan Kapusin di Parapat (Sumut) 12 Januari 1977 dan
setahun kemudian mengucapkan kaulnya sebagai Kapusin tanggal 13 Januari
1978. Ia mengucapkan kaul kekalnya di Pematang Siantar (Sumut) pada
tanggal 18 Juli 1982 dan menerima tahbisan imamatnya tanggal 30 Juni
1084 di Peranuk.
Dikenal sebagai pribadi yang sangat bersahaja dan melakoni hidup
imamatnya sangat-sangat ‘lurus’, kiprah Mgr. Samuel Oton Sidin di dunia
akademik terjadi ketika dia menjadi dosen teologi di Seminari Tinggi
Santo Petrus di Sinaksak, Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Di lingkungan internal OFMCap, Mgr. Samuel juga pernah merenda karya
sebagai Magister Novis untuk para calon frater Fransiskan Kapusin di
Parapat, Sumut. “Beliau sejak dulu dikenal sangat bersahaja, lurus
hidupnya, dan ramah,” tutur Sr. Bernadette Saragih FSE yang mengenal
calon Uskup Keuskupan Sintang ini sejak lama.
“Beliau mantan Socius dan kemudian Magister Novis Kapusin di Parapat
saat saya masih menjadi calon frater Kapusin,” ungkap Pastor Fidelis
Mendrofa OFMCap yang saat ini bertugas di Pulau Nias, Sumut.
Meneladani Nabi Nuh
Ketika diwawancari sebuah majalah internal Fransiskan Kapusin, Mgr.
Samuel Oton Sidin OFMCap mengisahkan motivasi mengapa dia sampai
melibatkan diri ‘terlalu jauh’ bekerja di luar altar gereja di tanah
tandus mengolah bumi seperti yang terjadi di Bukit Tunggal dimana ada
berhektar-hektar lahan bekas kebakaran hutan di Kabupaten Kubu Raya ini.
Ia mengatakan, keterlibatannya mengolah alam tandus menjadi kawasan
hijau karena dimotivasi oleh kisah Nabi Nuh yang mengumpulkan aneka
hewan dan tetumbuhan untuk kemudian “ditangkarkan” di sebuah lahan luas.
Kata Mgr. Samuel Oton Sidin OFMCap waktu itu, Nabi Nuh telah
menciptakan “sejarah kehidupan baru” dengan modal kecerdikannya telah
membawa aneka flora dan fauna pasca bencana banjir bandang dan kemudian
‘menangkarkannya’ di lahan kehidupan yang baru. Karena itu, dia pun
ingin meniru langkah cerdas Nabi Nuh sebagaimana sering kita dengar dari
narasi Kitab Suci ini.
Akhirnya, dalam kurun waktu kerja keras selama delapan tahun, karya
menggarap tanah yang jauh dari altar gereja dan mengubah tanah tandus
menjadi lahan subur ini baru menampakkan hasilnya. Mgr. Samuel Oton
Sidin OFMCap bisa melahirkan kawasan hijau yang baru bernama Rumah
Pelangi di Bukit Tunggal, setelah menyulap lahan kritis pasca kebakaran
hutan menjadi kawasan hijau untuk konservasi flora dan fauna.
Ia sebelumnya menjadi pemimpin (Provinsial) Ordo Kapusin Provinsi
Indonesia. Ia meninggalkan jabatannya di lingkungan OFMCap dan kemudian
berkarya di lahan tandus nan luas penuh onak, namun kemudian dia
berhasil menyulapnya menjadi kawasan hijau yang rindang. Setelah bergaul
dengan hutan, duri, dan aneka tetumbuhan dan hewan di hutan Rumah
Pelangi, Mgr. Samuel Oton Sidin OFMCap ditugaskan ordonya berkarya di
sekitar altar lagi sebagai ‘pastur biasa’ di Gereja Paroki Assisi di
Tebet, Jakarta Selatan.
Kini, mulai tanggal 21 Desember 2016, Paus Fransiskus resmi menunjuknya
menjadi Uskup Keuskupan Sintang di Provinsi Kalimantan Barat. Mgr.
Samuel Oton Sidin OFMCap akan mengisi pos jabatan Uskup sejak Keuskupan
Sintang ini ditinggalkan Mgr. Agustinus Agus yang ditunjuk Vatikan
menjadi Uskup Keuskupan Agung Pontianak menggantikan Mgr. Hieronimus
Bumbun yang pensiun karena usia sepuh.
Keterangan foto: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerahkan penghargaan Kalpataru
untuk kategori Pembina Lingkungan kepada Pastor Samuel Oton Sidin OFMCap
dari desa Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat saat
peringatan Hari Lingkungan Hidup di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 5
Juni 2012. Dalam kesemmpatan tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
juga mencanangkan tahun itu sebagai Tahun Badak Internasional sebagai
bentuk kampanye penyelamatan spesies Badak Jawa yang terancam punah.
(Courtesy of The Jakarta Post /Jerry Adiguna)
________________________
Darius Leka, SH/ Sumber: www.sesawi.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin