HOME

Selasa, 21 Maret 2017

Romo Rofinus Neto Wulli: Pastor Dua Bintang

JAKARTA - Namanya dipanggil tiga kali dalam acara wisuda Program Magister Ilmu Pertahanan, Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan), di Auditorium Kampus Unhan, Kompleks Indonesian Peace and Security Center (IPSC), Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa, 7/4. Dia adalah Romo Rofinus Neto Wulli, imam Keuskupan Agung Ende yang telah menyelesaikan studi Pascasarjana MSi (Han) untuk bidang Peace and Conflict Resolution (PCR) di Unhan periode 2013-2015.

Panggilan pertama, ditujukan kepada imam kelahiran Borani, Bajawa, Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), 14 November 1967 ini untuk diwisuda oleh Rektor Unhan, Laksmana Madya TNI Dr D. A. Mamahit MSc. Romo Ronny diwisuda bersama 92 orang.

Panggilan kedua, ditujukan kembali kepada alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero, Maumere, NTT 1990- 1994 ini karena berhasil meraih predikat tesis terbaik. Berkat tesisnya yang berjudul “Kekuatan Budaya dan Nilai-nilai Keagamaan dalam Resolusi Konflik demi Terwujudnya Rekonsiliasi dan Budaya Damai: Studi pada Masyarakat Ngada di Flores, Nusa Tenggara Timur”, Romo Ronny menerima anugerah Bintang Yudha Buana Sastra. Inilah bintang kedua yang ia terima. Pasalnya, alumnus Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) XLVII 2012 di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) ini pun dikukuhkan sebagai lulusan terbaik Lemhanas 2012 dan dianugerahi Bintang Wibawa Seroja Nugraha.

Belum lagi ia duduk setelah menerima penghargaan atas tesis terbaik, namanya dipanggil kembali supaya maju ke atas podium untuk menerima piagam karena lulus dengan predikat Cum Laude. Ia meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,89.

“Ini semua karena berkat Tuhan yang selalu berlimpah Saya sempat tidak menyentuh tesis selama dua bulan. Rasanya macet dan tidak ada semangat! Namun, akhirnya Tuhan memberikan jalan untuk menyelesaikannya hingga tuntas,” kisah Romo Ronny.

Sejak Januari 2015, ia menerima perutusan dari Uskup Agung Ende Mgr Vincentius Sensi Potokota untuk berkarya pada kerasulan Ordinariat Militer Indonesia di bawah yurisdiksi Ordinaris Militer Indonesia, Mgr Ignatius Suharyo. Lalu Mgr Suharyo menugaskannya sebagai Pastor Bantuan Militer (Pasbanmil) di Lingkungan TNI/POLRI. “Untuk perutusan itu, saya dikontrak selama lima tahun,” katanya.
____________________________
Darius Leka,SH/ Foto: Dok. Vox Point Indonesia/ Sumber: hidupkatolik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin