Dalam dinamika kehidupan umat Katolik, sering kali kita
terjebak dalam rutinitas liturgi tanpa menyadari bahwa Gereja bukan hanya
tempat ibadah, melainkan tubuh hidup yang bergerak, bertumbuh, dan mewartakan
kasih Allah ke seluruh dunia. Katekese Gereja Katolik mengajarkan bahwa hidup
menggereja yang sejati dibangun di atas lima pilar utama yang saling melengkapi
dan menopang.
1. Kerygma – Pewartaan Kabar Gembira
Pilar pertama adalah kerygma, yaitu pewartaan Injil.
Gereja dipanggil untuk mewartakan Yesus Kristus sebagai Kabar Gembira bagi
dunia. Ini bukan hanya tugas para imam, tetapi juga tanggung jawab umat awam.
Dalam kerasulan awam, pewartaan bisa dilakukan melalui tulisan, media sosial,
pendidikan, hingga kesaksian hidup sehari-hari.
2. Liturgia – Peribadatan yang Menguduskan
Liturgia adalah pilar kedua, yang mencakup seluruh bentuk
ibadah resmi Gereja, terutama Ekaristi. Melalui liturgi, umat berjumpa dengan
Allah secara nyata dan diperbarui dalam iman. Liturgia bukan hanya seremoni,
tetapi perayaan iman yang menghidupkan dan mengutus.
3. Koinonia – Persekutuan Umat Allah
Gereja adalah komunitas, bukan kumpulan individu. Koinonia
menekankan pentingnya hidup dalam persekutuan: saling mengenal, mendukung, dan
membangun. Komunitas basis, lingkungan, dan kelompok kategorial adalah wujud
konkret dari pilar ini. Di sinilah umat belajar menjadi saudara seiman yang
saling menanggung beban.
4. Diakonia – Pelayanan Kasih
Pilar keempat adalah diakonia, yaitu pelayanan kepada
sesama, khususnya yang miskin, tertindas, dan terpinggirkan. Gereja dipanggil
untuk menjadi tangan kasih Allah di dunia. Dalam bidang hukum, sosial, dan
ekonomi, kerasulan awam menjadi ujung tombak diakonia: membela keadilan,
mendampingi korban, dan memperjuangkan martabat manusia.
5. Martyria – Kesaksian Hidup
Pilar terakhir adalah martyria, yaitu kesaksian. Umat
dipanggil untuk menjadi saksi Kristus dalam perkataan dan perbuatan. Kesaksian
bukan hanya soal berbicara, tetapi hidup yang mencerminkan nilai-nilai Injil:
kejujuran, pengampunan, kerendahan hati, dan keberanian moral.
Kelima pilar ini bukan teori, tetapi panggilan nyata. Gereja
yang hanya kuat dalam liturgi tetapi lemah dalam pelayanan akan kehilangan
daya. Gereja yang hanya sibuk berkatekese tanpa persekutuan akan terasa kering.
Maka, sebagai umat Katolik, kita diajak untuk menghidupi kelima pilar ini
secara seimbang—agar Gereja sungguh menjadi tanda dan sarana keselamatan bagi
dunia.
Oleh Darius Leka, S.H., M.H. –
Advokat dan Aktivis Rasul Awam Gereja Katolik
#shdariusleka #reels #foryou #fyp
#jangkauanluas @semuaorang #katekese #katolik #kerasulanawam #kasihAllah
#gerejakatolik #5pilarGereja #martyria #kerygma #diakonia #koinonia #liturgia

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin