TENTANG KAMI


Sejarah Singkat Paroki Santo Paulus Depok

Paroki Santo Paulus Depok adalah komunitas umat Katolik yang bernaung di bawah Keuskupan Bogor, dengan pelindung Santo Paulus, Rasul Bangsa-bangsa. Sejak resmi berdiri sebagai paroki pada 7 Februari 1960, Paroki ini telah menjadi pusat pertumbuhan iman Katolik di wilayah Depok dan sekitarnya. Sebelumnya, umat Katolik Depok merupakan bagian dari Paroki Katedral Bogor.

Dengan semangat pelayanan dan kasih Kristiani, Paroki Santo Paulus Depok terus berkembang menjadi rumah rohani bagi lebih dari 4.000 umat, tersebar di 10 wilayah dan satu stasi. Didukung oleh para imam, biarawan-biarawati, serta umat yang penuh semangat, paroki ini menjadi tempat bertumbuhnya iman, harapan, dan kasih dalam kehidupan sehari-hari.

Awal Mula Kehadiran Kristen di Depok

Nama "Depok" diyakini berasal dari singkatan bahasa Belanda De Eerste Protestants Onderdaan Kerk, yang berarti "Gereja Kristen Rakyat Pertama". Sejarah ini tak lepas dari peran Cornelis Chastelein (1657–1714), seorang tuan tanah yang membebaskan budak-budaknya setelah mereka menjadi Kristen dan menghadiahkan mereka tanah di Depok. Para budak merdeka ini membentuk 12 keluarga besar yang hingga kini masih dikenal di Depok.

Tumbuhnya Komunitas Katolik

Meski awalnya didominasi oleh komunitas Protestan, umat Katolik mulai hadir di Depok sejak sekitar tahun 1927. Mereka mengikuti misa di Bogor atau Jakarta hingga akhirnya, pada akhir 1940-an, para pastor dari Bogor mulai melayani misa secara bergilir dari rumah ke rumah di Depok.

Berdirinya Gereja Santo Paulus

Pada akhir 1950-an, berkat perjuangan Mgr. Dr. N. Geise, OFM, tanah di Jl. Melati No. 4 Depok berhasil dibeli dan dibangunlah Gereja Santo Paulus. Pater J.J. Rossen menjadi pastor pertama yang menetap di Depok, kemudian digantikan oleh Pater Herkulanus Frankhuyzen, OFM, yang memiliki peran besar dalam membina umat dan pendidikan di Depok.

Perkembangan dan Pelayanan

Seiring pertumbuhan Depok sebagai kota penyangga Jakarta, jumlah umat Katolik meningkat pesat. Untuk menjawab kebutuhan ini, dibangunlah Gereja Santo Herkulanus di Jl. Irian Jaya pada 1977–1978, yang kemudian diperkuat dengan berdirinya TK dan SD Santa Theresia pada 1982. Pada 1988, gedung gereja dan pastoran baru diberkati oleh Mgr. Ign. Harsono.

Meluas ke Wilayah Sekitar

Sejak 1982, pelayanan Paroki Santo Paulus meluas ke wilayah Gunung Sindur, Parung, dan Bojongsari (ARCO). Kelompok umat di Parung kemudian menjadi Stasi Yohanes Pembaptis. Meskipun menghadapi keterbatasan ekonomi, semangat umat untuk membangun gereja sendiri tetap menyala, terbukti dengan pembelian lahan seluas 7.000 m² di Parung.

Komitmen Kami

Paroki Santo Paulus Depok terus berkomitmen untuk menjadi komunitas iman yang hidup, terbuka, dan melayani. Dengan semangat Santo Paulus, kami terpanggil untuk mewartakan Injil, mempererat persaudaraan, dan membangun masyarakat yang adil dan damai. (Admin/Redaksi)


JADWAL MISA KUDUS

Dengan bertambahnya umat yang berdomisili disekitar Depok, khususnya Depok Lama, Pastor Paroki bersama Dewan Pastoral Paroki (DPP) Gereja Katolik Santo Paulus Depok mengambil suatu langkah bijak untuk menambah jadwal Misa Kudus yang pemberlakuannya mulai 03 Januari 2015.

Jadwal Misa Kudus selengkapnya adalah sebagai berikut:

1. Misa Sabtu sore, Pukul 17.00 WIB

2. Misa Minggu pagi, Pukul 06.00 WIB, 08.00 WIB, 10.30 WIB

3. Misa Minggu sore, Pukul 17.00 WIB

4. Misa Jumat Pertama, Pukul 18.00 WIB

5. Kapel Susteran ADSK, Jalan Margonda Raya Nomor 23 A Depok. Tel. (021) 786-3277

    Harian Pukul 05.30 WIB

6. Kapel Novisiat OFM, Jalan Kamboja No. 14 Depok 16431. Tel. (021) 777-3467

    Harian Pukul 06.40 WIB

Kepada seluruh umat mohon membantu untuk mensosialisasikan jadwal Misa Kudus ini agar berjalan sebagaimana mestinya. Untuk jadwal Misa harian di beberapa tempat seperti novisiat dan susteran waktu dan tempat tidak ada perubahan. Terima kasih,. Tuhan memberkati.


1 komentar:

  1. Mumpung saat ini baru ikut Diklat di Pusdiklat Kemendikbud Depok, jadi Minggu besok mau ikut misa pagi di Gereja St. Paulus Depok..
    Berkah Dalem...

    BalasHapus

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin