DEPOK - Bila mau jujur sebenarnya ada yang lebih profesional di bidangnya untuk menangani salah satu seksi/ bidang Komunikasi Sosial (Komsos) di Paroki Santo Paulus Depok. Salah satu paroki yang berada di Keuskupan Bogor.
Sebagai umat biasa, saya harus tahu diri. Tidak ada pengalaman jadi pengurus lingkungan atau wilayah. Apalagi jadi pengurus paroki.
Sekitar akhir bulan Desember 2010, calon pastor paroki (Pater Tauchen) ketika itu menghubungi saya agar membantu dibilang Komunikasi Sosial.
Terdiam itu pasti. Dalam hati bertanya "mengapa harus saya?". Namun mentalitas "siap sedia" yang dididik sejak bangku sekolah di Flores membuat saya maju tak gentar.
Walau sudah saya mendapatkan bocoran bahwa saya harus berhadapan dengan kultur paroki tersebut yang selalu pro-kontra bila ada sesuatu yang baru untuk dilakukan.
Pasca pembekalan dan pelantikan seluruh pengurus Dewan Paroki diawal tahun 2011, saya teringat dengan sentilan dari salah satu hirarki Keuskupan Bogor (Romo Dryanto) kepada calon pastor paroki yang nota bene masih sangat muda usia imamatnya. Sentilan itu cukup keras dan membuat saya yang tanpa pengalaman sedikit putus asa. "Kau minim pengalaman semoga jangan membuat paroki Santo Paulus kembali menjadi Saulus".