Tampilkan postingan dengan label KABAR MANCANEGERA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KABAR MANCANEGERA. Tampilkan semua postingan

Minggu, 28 Juni 2020

Buka Puasa Bersama FKKUKD: “NKRI Harga Mati, Pancasila Abadi”

DEPOK – Buka Puasa Bersama Ramadhan 1440 H yang digagas FKKUKD (Forum Komunikasi dan Kerja sama Umat Kristiani Kota Depok) di Ballroom Yudhistira, Hotel Santika – menghadirkan sejumlah kyai dan ulama Kota Depok bersama para tokoh lintas agama, tokoh masyarakat, Pemuda Pancasila serta aparat TNI dan POLRI (Senin, 20/05/2019). Kompol Roni Wowor (Ketua Panitia Acara) dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan ini sebagai ajang yang perlu digalakkan secara rutin untuk meningkatkan solidaritas dan toleransi kemanusiaan.

Sambil menanti waktu berbuka, KH Mohammad Abdul Mujib (Pengasuh Pondok Pesantren Assa’adah Cipayung – Depok) memberikan Tausiah perihal makna berpuasa dalam semangat hidup beriman dan berbangsa.

“Kita bersyukur bahwa Indonesia itu beragam. Kita harus membangun kasih sayang dan persatuan, jangan ada kekerasan pada bangsa ini dengan tindakan dan ucapan yang akan memecah bangsa”, tuturnya.


Kerukunan Lintas Agama Hidup di Kampung Seputar Ibu Kota

JAKARTA - Video kebersamaan para suster dengan grup kasidah di acara Katolik ternyata bisa menjadi viral di jejaring internet. Masyarakat merespons rekaman kerukunan itu dengan penuh apresiasi, seolah-olah toleransi sudah jarang didapati.

Penampilan emak-emak lintas iman itu berlangsung di panggung perayaan HUT Lustrum ke-9 Civita Youth Camp, di Rumah Pembinaan Civita, Jl Cimandiri Nomor 50, Cipayung, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (15/1/2019) lalu. Sang suster merasa lega karena video di YouTube itu disambut positif secara meluas.

"Luar biasa bersyukur. Walau di awal kolaborasi itu diniatkan sebagai ungkapan syukur dan kebersamaan, tetapi ternyata bisa membawa sukacita bagi banyak orang," kata Suster Yunita, salah satu yang ikut bernyanyi tembang Islami 'Jilbab Putih' di video viral itu, saat berbincang dengan detikcom, Senin (21/1/2019).


Senin, 21 Agustus 2017

Mgr Leopoldo Girelli: Hormati Kebebasan Agama di Vietnam

VIETNAM - Perwakilan Takhta Suci non-residensial untuk Vietnam, Mgr Leopoldo Girelli meminta agar pemerintah Vietnam menghormati kebebasan beragama. “Kehadiran Gereja selalu memberi dampak positif. Gereja bukan masalah bagi negara,” tegas mantan Nunsius Apostolik Indonesia (2006-2011) ini. Hal ini ditegaskan Mgr Girelli saat memimpin Misa dalam rangka 31 tahun Kongres Maria, Minggu, 13/8, di Provinsi Quang Tri, Vietnam tengah.

Di hadapan ribuan umat, Mgr Girelli mengatakan, “Di beberapa provinsi, otoritas sipil cemas dan mengeluh tentang kehadiran Gereja Katolik. Padahal, kehadiran Gereja Katolik mesti dinilai secara positif. Gereja bukan masalah bagi negara ini,” ucapnya disambut tepuk tangan umat, seperti diberitakan Radio Vatikan, (18/8). Ia meminta agar umat senantiasa berdoa, sehingga Allah benar-benar hadir dalam kehidupan. “Kehadiran kita, Gereja Katolik harus memberikan sukacita bagi sesama. Hanya dengan mengikuti Yesus dan tinggal dalam Dia, kita memperoleh sukacita itu,” imbuhnya. Mgr Girelli didampingi Uskup Agung Hue Mgr Joseph Nguyên Chi Linh, Ketua Konferensi Waligereja Vietnam Kardinal Pierre Nguyên Văn Nhon, 13 uskup, dan sekitar 200 imam.

Saat ini, Mgr Girelli bertugas sebagai Nunsius Apostolik untuk Singapura dan Perwakilan Takhta Suci non-residensial untuk Vietnam. Uskup Agung Tituler Capreae ini sekarang tinggal di Singapura.

Kongres Maria ini dihadiri sekitar seratus ribu orang, termasuk orang-orang dari agama lain di Vietnam. Puncak acara digelar bertepatan dengan Hari Raya St Perawan Maria Diangkat ke Surga, 15 Agustus lalu. Selama acara, para peziarah menghadiri Misa, menerima Sakramen Tobat, berdoa Rosario, dan menyaksikan pertunjukan budaya. Tak sedikit umat dari luar Vietnam juga hadir dalam acara ini.

Kongres Maria pertama diadakan pada 1901. Bunda Maria diyakini pernah menampakkan diri di La Vang pada 1798 ketika banyak umat Katolik mengalami penganiayaan. Pada 1961, para uskup di Vietnam menyatakan situs di La Vang sebagai tempat ziarah Maria.

Hubungan Takhta Suci dan Vietnam membaik, meskipun di beberapa daerah masih terjadi ketegangan antara Gereja dengan pemerintah di tingkat lokal. Perdana Menteri Nguyen Tan Dung pernah mengunjungi Vatikan pada 2007. Pada 2009, dibentuk kelompok kerja sama Vatikan-Vietnam untuk merekatkan hubungan diplomatik. Pada 2008, Takhta Suci bisa menunjuk tujuh uskup baru di Vietnam. Para uskup ini juga bisa menahbiskan imam. Pada 2011, Takhta Suci mengutus Mgr Girelli sebagai Perwakilan Apostolik untuk Vietnam. Beberapa kali, Mgr Girelli yang tinggal di Singapura mengunjungi Vietnam. Semua kegiatan ini harus mendapat persetujuan dari pemerintah. Di negeri yang berhaluan komunis ini, terdapat enam juta umat Katolik dari total populasi sebanyak 91 juta jiwa.

_____________
Sumber: www.hidupkatolik.com

Rabu, 02 Agustus 2017

Boni Hargens: Ulama Adalah Kekuatan Bangsa

JAKARTA - Pengamat Politik Boni Hargens dan rombongannya mengunjungi Tempat Pendidkan Al-Quran Majelis Taklim Al Iqdham di Jalan Meliwis, Bukit Duri, Puteran Tebet, Jakarta Selatan, Jumat,  28 Juli 2017 siang.

Kunjungan ini dalam rangka memberikan santunan kepada para anak yatim sekaligus sosialisasi Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Ormas (Perppu Ormas).

Dalam kesempatan tesebut, Boni disambut dengan antusias oleh keluarga besar TPA dan Majelis Taklim, baik anak panti maupun para ustadnya yang dipimpin oleh Ustad Anwar.

Dalam sambutannya, Boni mengajak seluruh elemen bangsa menghormati dan menghargai ulama. Sebab menurutnya, pesantren, masjid, para ulama dan ustad adalah hakikat dan kekuatan bangsa.

Sejarah perjuangan kemerdekaan, kebangkitan kaum intelektual Indonesia dalam buku-buku yang ditulis oleh para ahli luar negeri, tuturnya, menunjukan bahwa pesantren adalah tempat awal lahirnya kaum intelektual serta pemikiran-pemikiran tentang Indonesia.

“Kita semua tahu bahwa para Ustad, para Ulama merupakan kekuatan awal yang mendirikan republik ini. Dan kekuatan bangsa ini ke depan pun ada ditangan para ulama, para ustad dan ada di tangan adik-adik sedang yang sedang berdiri di sini dan sedang bertumbuh dan belajar.”

“Silaturahmi hari ini ke TPA dan Majelis Taklim ini sebagai upaya untuk sosialisasi Perppu Ormas. Saya juga mau belajar banyak dari kesederhanaan dan kerendahan hati para ustad yang ada di sini,” ujar Boni seusai memberikan santunan kepada keluarga besar Majelis Taklim Al Iqdham.

Boni menyebut keluarga besar TPA dan Majelis Taklim Al Iqdham merupakan orang-orang hebat yang mengabdikan hidupnya untuk umat. Dia mengaku bangga dengan antusiasme keluarga besar Majelis dalam menerima kehadiran mereka.

“Saya sendiri merasa tidak berarti apa-apa ada di tengah para ustad dan anak-anak TPA dan Majelis Taklim di sini. Pengalaman hari ini lebih dari sekedar sosialisasi Perppu Ormas tapi merupakan sebuah momentum untuk membangun solidaritas sosial,” ungkap dia.

Boni pun mengajak siapapun yang mempunyai rejeki lebih untuk ringan tangan dan berani berbagi. Dia mengaku memberi dari kekurangan, namun menurut dia, bukan perkara berapa yang diberi, tetapi bagaimana belajar berbagi.

“Apalagi ini untuk anak-anak pondok yang notabene kekuatan bangsa ini di masa yang akan datang,” pungkas dia.

Peserta AYD Belajar Toleransi dengan Mengunjungi Tempat Ibadah

JAKARTA - Sekitar 250 orang muda Katolik Asia yang berpartisipasi dalam program live-in belajar tentang toleransi beragama dengan mengunjungi dua tempat ibadah utama di ibukota Indonesia, Jakarta.
Tempat pertama yang mereka kunjungi adalah Katedral Bunda Maria Diangkat Ke Surga dan yang kedua dan yang lebih penting, menurut panitia adalah Masjid Istiqlal, yang merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara yang dapat menampung hingga 120.000 orang.

Kedua tempat ibadah ini saling berdekatan satu sama lain, yang kemudian dilihat oleh para peserta menunjukkan bagaimana agama-agama di Indonesia hidup berdampingan.

“Kami ingin orang muda Katolik bertemu dengan umat Islam dan berbicara dengan mereka di Masjid Istiqlal. Ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk mendidik mereka bahwa toleransi beragama di Indonesia, terutama di Jakarta, masih dapat dipertahankan,” kata Pastor Albertus Yogo Prasetianto, ketua Komisi Pemuda Keuskupan Agung Jakarta, Selasa (1/8/2017).

Selasa, 18 Juli 2017

Mgr Rolly Untu: Pembinaan Calon Imam adalah Bagian Tanggungjawab Uskup

MANADO - “Pembinaan calon imam adalah bagian dari tanggung jawab uskup. Saya telah mengatakan pengakuan iman serta janji dan tanggung jawab saya dalam salve menjelang tahbisan, dan pembinaan calon imam adalah bagian dari itu,” kata Mgr Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC dalam talk show setelah Peletakan Batu Penjuru sebuah basis atau unit dan Misa Pertama Uskup Baru di Seminari Tinggi Pineleng, Sulawesi Utara, 11 Juli 2017.

Talk show yang dihadiri para formator dan frater diosesan Keuskupan Manado dan Keuskupan Amboina itu diikuti Mgr Rolly Untu, Uskup Emeritus Mgr Josef Suwatan MSC, Rektor Seminari Tinggi Hati Kudus Yesus Pineleng Pastor Melky Malingkas Pr dan seorang ibu anggota Komunitas Tritunggal Mahakudus.

Dalam realitanya, jelas Pastor Yonas Atdjas Pr, di tahun ajaran 2016/2017 jumlah seminaris di sana berjumlah 81 dengan kesediaan kamar memadai. Jumlah itu cukup memadai di tahun ajaran 2017/2018 kalau “Basis Babilonia” dimanfaatkan, karena jumlah seminaris menjadi 127 orang ditambah 46 seminaris dari Pondok Emaus, di Tateli, Sulawesi Utara, tempat tahun rohani calon imam diosesan. Tapi, tahun ajaran 2018/2019, pasti ketersediaan kamar “amat tidak memadai” karena diperkirakan jumlah seminaris menjadi 193 orang dengan tambahan 66 orang dari Pondok Emaus.

Mgr Rolly Untu, yang ditahbiskan Uskup Manado oleh Mgr Antonio Guido Filipazzi yang kini Duta Vatikan untuk Nigeria, 8 Juli 2017, membenarkan bahwa seminari adalah jantung dan biji mata Gereja dan pembinaan calon imam adalah komitmen penggembalaan seorang uskup, karena menyadari bahwa kemajuan keuskupan tergantung pada para imam yang datang dari seminari. “Maka kalau ingin keuskupan menjadi lebih baik, kami harus peduli pada seminari,” tegas uskup yang belajar di Seminari Pineleng sejak 1976 dan mengajar di seminari itu sejak 1995.

Dalam janji saat Ibadat Sore Agung (Salve) Menjelang Tahbisan Uskup Manado di Katedral Manado, 7 Juli 2017, Mgr Rolly menegaskan: “Saya akan berusaha sekuat tenaga untuk memajukan panggilan hidup imamat dan membiara, sehingga dengan selayaknya akan terpenuhilah kebutuhan-kebutuhan spiritual segenap Gereja. Saya akan mengakui dan memajukan martabat kaum awam dan peranan mereka yang khas dalam tugas perutusan Gereja. Dan secara khusus saya akan memperhatikan untuk mengembangkan karya-karya misioner yang diperuntukkan bagi evangelisasi bangsa-bangsa.”

Pesan Paus Fransiskus untuk Katekis, “Jadilah Pewarta yang Kreatif

VATIKAN - Paus Fransiskus telah mengirimkan sebuah pesan ke Simposium Katekese Internasional yang sedang berlangsung minggu ini di Universitas Katolik Kepausan Argentina di Buenos Aires, bertemakan "Diberkatilah orang-orang yang beriman". Demikian laporan Radio Vatican (12/07/17).

Dalam pesan ke simposium tersebut, Bapa Suci mengingatkan bahwa "menjadi seorang katekis adalah panggilan pelayanan di Gereja, yang telah diterima sebagai pemberian dari Tuhan dan pada gilirannya harus ditransmisikan."

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa katekis berjalan dengan Kristus, oleh karena itu bukan orang yang memulai dari gagasan dan selera sendiri. Dia mencari Tuhan dan pencarian itu membuat hatinya berkobar.

Paus Fransiskus juga mencatat dalam pesannya bahwa peran katekis itu kreatif karena orang ini mencari cara dan cara yang berbeda untuk mengumumkan kabar baik tentang Kristus. Paus menambahkan bahwa "pencarian untuk membuat Yesus dikenal sebagai keindahan tertinggi membawa kita untuk menemukan tanda dan bentuk baru untuk transmisi iman." Sarana itu mungkin berbeda, Bapa Suci menggarisbawahi, "tetapi yang penting adalah mengingat gaya Yesus, yang menyesuaikan diri dengan orang-orang di sekelilingnya untuk membawa mereka cinta kepada Tuhan."

Paus melanjutkan bahwa, perlu untuk mengetahui bagaimana "mengubah" dan menyesuaikan diri, untuk menyampaikan pesan Tuhan meskipun pesan itu sendiri selalu sama.

Akhirnya, Paus Fransiskus mendorong para katekis untuk mengambil bagian dalam simposium tersebut menjadi utusan yang menyenangkan, penjaga kebaikan dan keindahan yang bersinar dalam kehidupan setia sebagai murid misionaris. " (Radio Vatican,12/07/17/ Terj. Daniel B. Kotan)

__________________
Sumber: www.en.radiovaticana.va

Tanggapan Gereja atas Perppu Pembubaran Ormas

JAKARTA - Presiden Indonesia Joko Widodo telah menandatangani Perppu Ormas yang memungkinkan pemerintah untuk mengambil tindakan tegas dan melarang kelompok ekstremis.

Menko Polhukam Wiranto mengatakan keputusan yang ditandatangani oleh presiden berkaitan dengan dengan organisasi massa yang berusaha merusak stabilitas nasional.

“Beberapa organisasi massa mengatur kegiatan yang jelas bertentangan dengan ideologi nasional dan konstitusi. Tentu saja ini merupakan ancaman nyata bagi keberadaan bangsa ini dan telah menciptakan konflik di masyarakat,” kata Wiranto, 12 Juli.

Wiranto mengacu pada kelompok Islam garis keras seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Kelompok garis keras dituduh telah menyebabkan peningkatan intoleransi agama di Indonesia dan mencoba untuk melemahkan pluralisme yang tercantum dalam konstitusi negara.

Pada bulan Mei pemerintah mengumumkan niatnya untuk melarang HTI – sebuah kelompok berbasis di London dengan sekitar 40.000 anggota – yang dituduh telah mencoba mengubah Indonesia menjadi negara Islam. Larangan tersebut saat ini sedang menunggu persetujuan pengadilan.

Wiranto meminta masyarakat untuk menerima keputusan tersebut karena, ini tidak bertujuan untuk membatasi organisasi massa dan melukai organisasi-organisasi Islam namun untuk menjaga persatuan nasional dan melindungi keberadaan bangsa.

Pakar Pendidikan Katolik Merumuskan Pedoman Menangkal Radikalisme di Indonesia

JAKARTA - Pakar pendidikan Katolik di Indonesia saat ini tengah merancang sebuah pedoman yang baru bagi sekolah-sekolah untuk menangkal intoleransi dan radikalisme yang meningkat di sekolah.

Panduan ini diharapkan siap dalam beberapa bulan ke depan dan diterapkan di sekolah-sekolah Katolik ketika tahun ajaran berikutnya dimulai.

“Apa yang kami lakukan adalah tanggapan terhadap situasi saat ini, di mana radikalisme begitu kuat, termasuk di kalangan remaja,” kata Pastor Vinsensius Darmin Mbula, OFM, Ketua Majelis Pendidikan Katolik kepada ucanews.com, pada 10 Juli.

“Untuk membendung ini, kami yakin salah satu solusinya adalah melalui pendidikan,” katanya.

Pastor Darmin merujuk pada sebuah survei Setara Institute tahun 2015 di 171 sekolah di Jakarta dan Bandung, Jawa Barat yang mengungkapkan bahwa 9,5 persen siswa mendukung kekerasan yang dilakukan oleh kelompok radikal, termasuk kelompok negara Islam yang disebut.

Survei sebelumnya oleh Lembaga Studi Islam dan Perdamaian mengungkapkan bahwa hampir 50 persen siswa mendukung gagasan radikal.

Darmin mengatakan bahwa jika ini diabaikan, Indonesia akan terus dihantui oleh kehancuran.

Dia mengatakan bahwa pihaknya akan berkonsultasi dan meminta saran dari para ahli dan pemikir Islam serta agama lain.

Dia juga mengatakan bahwa pedoman tersebut akan dipresentasikan kepada pemerintah, dan berharap agar dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum utama.

“Dalam kurikulum saat ini tidak ada perhatian khusus yang diberikan pada upaya untuk menumbuhkan kesadaran tentang keragaman dan toleransi.”

Pedoman tersebut, tidak hanya menggabungkan nilai Pancasila tapi juga dokumen Paus Fransiuskus tentang “Mengajarkan Dialog Antarbudaya di Sekolah Katolik: Hidup dalam Harmoni untuk Peradaban Kasih.”

Peringatan 50 Tahun Imamat Mgr. Emeritus Michael Cosmas Angkur,OFM

RUTENG - Peringatan Pesta Emas 50 tahun Uskup Emeritus Keuskupan Bogor Mgr. Michael Cosmas Angkur, OFM dilaksanakan di Lewur, Nusa Tenggara Timur. Uskup Keuskupan Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur beserta rombongan para Imam Keuskupan Bogor turut hadir merayakan perayaan emas Mgr Michael Cosmas Angkur.

Keberangkatan rombongan Imam dimulai pada tanggal 11 dan 12 Juli 2017 ada sekitar 10 Imam Keuskupan Bogor beserta staff KOMSOS Keuskupan Bogor yang akan mengikuti langsung acara di Lewur, Nusa Tenggara Timur. Puncak acara akan dilaksanakan pada tanggal 14 Juli hingga 15 Juli 2017 waktu setempat.

Perjalanan yang di tempuh sekitar 6 jam menggunakan pesawat kami semua sampai di Bandara Komodo,Labuan Bajo. Para Imam lanjut dengan makan siang yang telah disiapkan.

Tanggal 12 Juli 2017, dikediaman Mgr Paskalis Bruno Syukur diadakan misa peringatan 1 tahun wafatnya Mama Hilaria Kambaria, ibunda Mgr Paskalis. Misa konslebrasi yang dipimpin oleh Mgr Paskalis, RD.Lukas Wiganggo, RD Endro, RD.Wahyu Dwi serta didampingi oleh Pastor Paroki Sekruteng. Misa ini dihadiri juga oleh keluarga dan warga setempat. Turut hadir juga Bupati Labuan Bajo, Bapak Agustinus Ch.Dulah.

Umat Katolik Kritisi Din Syamsudin Samakan Vatikan dengan HTI

JAKARTA – Kalangan internal umat Katolik mengkritisi pernyataan mantan Ketua Pengurus Pusat Muhammadyah, Din Syamsumin, menyamakan keberadaan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dengan Negara Vatikan.

“Saya menaruh hormat dengan Din Syamsudin selalu tokoh nasional, tapi kalau menyamakan kiblat umat Katolik terhadap Vatikan dengan kilbat HTI, ada hal-hal prinsip yang mesti dikritisi. Agar tidak menimbulkan polemik berkepanjangan,” kata Yohanes Nenes, Ketua Tim Advokasi dan Lembaga Konsultasi Hukum Majelis Adat Dayak Provinsi Kalimantan Barat, Jumat (14/7/2017).

Yohanes Nenes, mengatakan hal itu menanggapi Din Syamsudin saat konferensi pers di sela-sela halalbhihalal di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (DPP PAN), Jalan Senopati Raya, Jakarta Selatan, Rabu malam, 12 Juli 2017.

Din Syamsudin menanggapi pengumuman dikeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2017, tanggal 10 Juli 2017, tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2017.

Din Syamsudin bereaksi, karena disebut-sebut sebagai Ormas radikal, HTI salah satu yang akan dibubarkan.

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menugaskan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, Jenderal Purn Wiranto, untuk mengumumkan latar belakang penerbitan Perppu dimaksud di Jakarta, Rabu pagi, 12 Juli 2017.

Senin, 17 Juli 2017

Keluarga Kunci Proteksi Anak dari Narkoba

JAKARTA- Dua hari yang lalu, Rabu (12/7), Satuan Narkoba Polres Singkawang merilis kinerja jajarannya. Tak sebombastis pengungkapan 1 ton sabu oleh Polda Metro Jaya memang. Polres Singkawang mengungkap 17 kasus narkoba sejak Januari-Juni 2017 dengan menangkap 23 tersangka.

Lantas apa yang menarik dari rilis Satnarkoba Polres Singkawang? Bukankah masyarakat kita sudah biasa menyakasikan di televisi, mendengar di radio atau membaca lewat koran dan online seputar pengungkapan kasus-kasus narkotika?

Ternyata 2 dari 23 tersangka adalah anak-anak yang masih dikategorikan di bawah umur. Sebuah fenomena yang membuat kita seharusnya sadar betapa narkoba telah begitu merusak ke seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang usia. Anak-anak di bawah umur tidak lagi hanya sebatas pemakai namun juga sebatas pengedar.

Negara terasa alfa? Badan Narkotika Nasional pernah merilis angka mencengangkan dimana 5 juta dari 250 juta penduduk Inonesia menjadi pelaku penyalahgunaan narkoba. Dan dari 5 juta tersebut 63 persen pengguna narkotika adalah usia 15-24 tahun. Bahkan angka pengguna narkoba dari kalangan anak dan remaja setiap tahun terus meningkat.

Vatikan Anugerahi Tiga Medali Tertinggi Pada Soekarno sebagai Pejuang Kemanusiaan

“Falsafah Pancasila telah menjadi nakhoda bagi negeri ini untuk mengakui bahwa hanya satu landasan utama bagi persatuan nasional yang menghormati perbedaan apapun yang ada pada masyarakat majemuk Indonesia”
(Paus Johannes Paulus II dalam kunjungan ke Indonesia 1970)

Selain Bung Karno, agak sulit rasanya menemukan tokoh dunia yang mendapat gelar Doctor Honoris Causa sebanyak 26 kali, dari 26 universitas dalam negeri maupun mancanegara. Menariknya, gelar itu diberikan oleh berbagai universitas dari negara-negara yang berbeda sistem politik dan sosialnya. Namun yang tidak kalah menariknya, sebagai seorang kepala negara yang beragama Islam, Bung Karno mendapat penghargaan dari Vatikan. Tidak ada seorang kepala negara Islam yang mendapat penghargaan begitu tinggi dari dunia Khatolik, yaitu mendapat Bintang Jasa dari Sri Paus.

Presiden Soekarno mengoleksi tiga medali kehormatan tertinggi dari pemimpin umat Katolik, usai melakoni tiga kali kunjungan ke Vatikan dan bertemu tiga Paus yang berbeda.Pada 13 Juni 1956, Soekarno menerima medali pertama dari Paus Pius XII. Medali kedua diterimanya pada 14 Mei 1959 dari Paus Yohanes XXIII dan hari ini 51 tahun silam atau 12 Oktober 1964, Soekarno disematkan medali ketiganya oleh Paus Paulus VI.

Din Syamsuddin Sejajarkan Ide Khilafah dengan Eksistensi Vatikan

JAKARTA - Tokoh Muhammadiyah, Din Syamsuddin menilai cita-cita wacana pendirian negara khilafah oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tak perlu direspon pemerintah dengan menuding mereka sebagai kelompok anti-Pancasila.

Sebagaiamana dilansir Metrotvnews.com, menurut Din, khilafah bagi umat Islam layaknya eksistensi Vatikan yang menjadi kiblat umat Katolik di seluruh dunia.

“Wawasan dan wacana khilafah itu di kalangan umat Islam tak lebih pada eksistensi Vatikan,” kata Din di kantor DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Jalan Senopati Raya, Jakarta Selatan, Rabu malam 12 Juli 2017.

Wacana dan cita-cita khilafah, kata Din, merupakan keinginan adanya kepimpinan universal umat Islam sedunia. Layaknya Paus sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik dan berpusat di Kota Vatikan.

Keluarga SBY Dipandu Pastor Asal Flores Saat Berkunjung ke Vatikan

VATIKAN - Keluarga mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengunjungi Vatikan pada Minggu, 16 Jul 2017.

Informasi tersebut disampaikan Pastor Markus Solo SVD, imam asal Flores yang bekerja di Vatikan.

Lewat postingan di laman Facebook-nya, PMarco SVD, ia mengungkap pengalamannya bertemu dengan keluarga SBY yang datang bersama anak-anak dan cucunya.

Pastor Markus juga mengisahkan, ia menjadi pemandu untuk keluarga SBY selama mengelilingi Vatikan.

Berikut narasi yang ditulis oleh Pastor Markus di Facebook-nya:
Tadi malam Pak Dubes RI untuk Tahta Suci Vatikan, Pak Agus Sriyono, menelpon saya meminta untuk bersama-sama menerima Pak SBY, mantan Presiden RI, bersama Ibu, kedua Putra dan keluarga serta rombongan sebanyak 27 orang yang mau berkunjung ke Vatikan. Sekaligus Pak Dubes meminta saya menjadi Guide untuk Pak SBY dan rombongan. Saya menyanggupinya. Segera semua prosedur permohonan tulisan dibuat berserta lobby lisan di Vatikan sehingga dalam waktu relatif singkat semua beres.

Selasa, 11 Juli 2017

Belajar dari Keberhasilan Itu Sudah Biasa, Belajar dari Kegagalan Itu Baru Luar Biasa

Seorang yang sukses selain memiliki jiwa optimistis, juga hati yang tegar dan teguh.

Ia bisa melihat gelas yang berisi separo sebagai sebuah kesempatan untuk berkembang. Di sisi lain ia juga berkeyakinan bahwa kegagalan yang beruntun merupakan kawah candradimuka untuk belajar lebih banyak.

Hal itulah yang ditunjukkan oleh Thomas Alva Edison, salah seorang penemu jempolan, melalui cerita berikut.

Kita tahu Thomas Alfa Edison merupakan penemu bola lampu. Namun ia dikenal juga sebagai penemu gramafone dan kamera gambar bergerak. Ia memegang 1.093 paten di AS atas namanya.

Hal ini menempatkan dia sebagai penemu paling produktif nomer empat sepanjang sejarah.
Namun, semua penemuan itu tak diperolehnya dengan kemudahan.

Saat menemukan lampu pijar, ia telah mencoba 2.000 bahan yang berbeda hanya untuk menemukan filamen.

Ketika ia belum menemukan bahan yang memuaskan, pembantunya selalu komplain. "Semua pekerjaan kita menjadi sia-sia. Kita tak mempelajari apa-apa darinya."

10 Nasihat dari Paus Fransiskus untuk Semua Pasangan di Dunia ini Menggetarkan Hati 'Netizen'

Menjalani hubungan yang serius seringkali tidak semudah kelihatannya. 10 nasihat dari Paus Fransiskus untuk semua pasangan di dunia ini menggetarkan hati netizen.

1. Sediakan waktu, bahkan jika kamu sangat sibuk
Cinta membutuhkan waktu dan tempat, semua di luar itu bisa dinomorduakan. Waktu dibutuhkan untuk berbicara tentang berbagai macam hal, menikmati waktu bersama, merencanakan hidup, mendengarkan satu sama lain, dan memandang pasangan Anda di mata mereka. Kadang kala masalah pasangan tidak besar, mereka hanya tidak pernah menikmati waktu bersama.

2. Dengarkan
Terkadang orang hanya ingin didengarkan. Pasangan Anda mungkin tak butuh solusi, mereka hanya ingin berbagi kesedihan, keputusasaan, ketakutan, kemarahan, dan betapa rapuhnya kondisi mereka saat itu.

3. Terima kekurangan
Kita harus mengerti bahwa setiap orang memiliki kebaikan dan keburukan masing-masing. Cinta tak harus sempurna namun kita harus menerima setiap kekurangan pasangan dan menghargai bahwa setiap manusia pasti tidak punya kesalahan.

4. Jangan tidur dengan kamarahan
Jangan pernah mengakhiri harimu dengan kemarahan. Selalu liputi keluargamu dengan kedamaian. Caranya bagaimana? Sangat mudah. Anda bisa memulainya dengan sebuah pelukan. Kadang kita tak butuh berkata-kata, sebuah pelukan saja bisa menyelesaikan pertengkaran.

5. Sebutkan tiga kata ajaib
Selalu ucapkan ‘Tolong’, ‘Terima Kasih’, dan ‘Maaf’. Tiga kata ini mungkin terdengar sangat biasa namun memiliki efek luar biasa saat diucapkan untuk pasangan.
Itulah lima nasihat dari Paus Fransiskus untuk semua pasangan di dunia yang menggetarkan hati netizen.


____________
Sumber: www.npr.org

Kamis, 06 Juli 2017

Pengacara Kenya Gugat Israel dan Italia Karena Bunuh Yesus

Dola Indidis/ Foto: Kenya Daily
KENYA - Seorang pengacara Kenya baru-baru ini mengajukan sebuah petisi ke Mahkamah Internasional (IJC) di Den Haag. Ia menggugat Israel dan Italia, serta tokohtokoh sejarah yang telah meninggal selama lebih dari 2.000 tahun lalu, atas pengadilan dan penyaliban yang tidak sah terhadap Yesus Kristus.

Dola Indidis pertama kali mencoba menuntut Israel dan Italia atas kematian Yesus, pada tahun 2007. Setelah gugatannya ditolak, itu tidak menyerah.

Pada tahun 2013, dia berpaling ke Mahkamah Internasional untuk pertama kalinya, dengan alasan bahwa hukuman terhadap Yesus melanggar hak asasi manusia. Sayangnya, gugatannya lagi-lagi ditolak. Pada bulan Maret tahun ini, Indidis sekali lagi mengajukan banding ke ICJ, dengan harapan bisa mencapai persidangan yang sebenarnya.

"Saya mengajukan kasus ini karena ini adalah tugas saya untuk menegakkan martabat Yesus dan saya telah pergi ke ICJ untuk mencari keadilan bagi orang Nazaret itu," kata Dola Indidis kepada The Nairobian.

"Penuntutannya yang selektif dan berbahaya telah melanggar hak asasi manusianya melalui pelanggaran yudisial, penyalahgunaan jabatan dan prasangka."

Dia menambahkan bahwa menyiksa Yesus saat persidangan masih berlangsung, bertentangan dengan semua bentuk keadilan.

"Beberapa dari mereka yang hadir meludah di wajahnya, memukulnya dengan tinjunya, menamparnya, mengejeknya, dan mengatakan bahwa dia layak dihukum mati," kata Indica kepada Standard Media.

Selasa, 04 Juli 2017

Sekolah Katolik yang Masih Mempertahankan Nilai Kekatolikan Bagi Anak Kurang Mampu

Para guru di Sekolah St Markus. [HIDUP/ Marchella A. Vieba]
JAKARTA - Yayasan Santo Markus Penginjil Jakarta merayakan pesta emas. Berkat sinergi kaum berjubah dengan umat awam, lembaga pendidikan ini mampu mengarungi tantangan zaman.

Lima dasawarsa bukan waktu yang sebentar untuk berkarya bagi sebuah lembaga pendidikan. Tahun ini lembaga pendidikan Santo Markus Jakarta merayakan pesta emas dalam berkarya di bidang pendidikan. Sebagai bentuk rasa syukur, pada pengujung April lalu, Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo memimpin Misa syukur pesta emas lembaga pendidikan Santo Markus. Perayaan digelar di Gereja St Robertus Bellarminus Cililitan, Jakarta Timur. Perayaan ini dihadiri pengurus lembaga pendidikan Santo Markus, orangtua murid, dan umat Paroki Cililitan.

Pesta emas ini mengusung tema “Bersyukur, Membangun Spiritualitas Santo Markus”. Pada kesempatan yang sama, terkait dengan tema yang diusung, lembaga pendidikan Santo Markus juga meluncurkan beberapa buku yang menggambarkan semangat pendidikan Santo Markus. Mgr Suharyo mengatakan, “Kiranya buku-buku ini sungguh mampu dibatinkan dalam diri para murid Sekolah Santo Markus serta semua yang terlibat dalam karya pendidikan ini.”

Awal Karya 
Karya pendidikan Santo Markus tidak bisa lepas dari peran Romo Robertus Bakker SJ. Kala itu, pada 1960, Romo Bakker berkarya di Paroki St Servatius Kampung Sawah, Bekasi. Ia diminta Uskup Agung Jakarta saat itu, Mgr Adrianus Djajasepoetra SJ untuk merintis pendirian paroki baru di daerah Cililitan.

Romo Bakker melihat bahwa keberadaan lembaga pendidikan sangat dibutuhkan umat dan masyarakat di sekitar Cililitan. Lembaga pendidikan ini juga bisa menyemai benih pendirian paroki baru. Pada 1967, didirikan Taman Kanak-kanak (TK) di Cililitan. Karya pendidikan ini dikelola para Suster Penyelenggaraan Ilahi (PI). Sr Inigo PI menjadi kepala sekolah pertama. Sekolah ini terletak di gang kecil, di Jalan Kelapa Gading III, Cililitan. Sarana pendidikan pun masih amat minim.

Setahun berselang, Romo Bakker menyewa sebuah rumah di samping TK, untuk memulai pendidikan Sekolah Dasar. SD ini untuk menampung anak-anak yang telah menyelesaikan TK, serta untuk anak-anak di sekitarnya. Pada 17 Desember 1968, Sr M. Theresia PI diutus sebagai Kepala SD.

Pada 1969, kegiatan belajar-mengajari TK dan SD terpaksa dipindah ke sebuah rumah kayu, lantaran akan dibangun gedung sampai jenjang pendidikan SMP. J. Djojowahjusudibjo menjadi kepala SMP yang pertama.

Setelah karya pendidikan dimulai, Mgr Djajasepoetra menyarankan agar lembaga pendidikan ini bergabung dengan Perkumpulan Strada demi kelancaran proses belajar-mengajar. Anjuran ini pun diterima dengan baik, namun tak berlangsung lama. Pada 1972, lembaga pendidikan ini melepaskan diri dari Perkumpulan Strada, dan pada 15 April 1972 didirikan Yayasan Santo Markus Penginjil untuk mengelola lembaga pendidikan ini. Yayasan diketuai seorang umat awam, Peter Bambang Pujiwo.

Gereja Katolik Ini Pasang Ornamen Lebaran dan Ucapkan Selamat

MANADO - Gereja Katolik St Ignatius Kota Manado yang terletak di Kelurahan Pinaesaan Kecamatan Wenang ini ikut merayakan lebaran 1438 H. Minggu 25 Juni 2017 salah satu gereja katolik termegah di Kota Manado ini memasang ornamen lebaran tepat di halaman depannya.

Ornamen berbentuk patung santri lengkap dengan ornamen lebaran lainnya, diletakan bersebelahan dengan patung pastur di gereja tersebut.

Tak lupa pihak gereja juga nemasang spanduk besar yang bertuliskan ucapan selamat Idul Fitri yang dipersembahkan oleh Pastur Paroki, DPP dan Umat Gereja Katolik St Ignatius.

Banyak warga berhenti untuk mengabadikan ornamen lebaran yang terletak di depan gereja tersebut. Apalagi pada malam hari, ornamen ini dihiasi oleh lampu yang membuat indah tampilannya, dengan latar belakang gedung gereja tersebut.

"Hanya ada satu di Indonesia dan mungkin yang pertama kali. Di sinilah Kota manado yang punya rasa toleransi yang begitu tinggi," tutur Subhan Langganawa, umat muslim yang mengaku bangga dengan ucapan lebaran dari pihak gereja ini.

Kota Manado merupakan daerah mayoritas nasrani. Namun, suasana saling menghargai dan toleransi antar umat beragama amat tinggi. Umat nasrani seringkali terlibat langsung dalam sejumlah kegiatan yang dilaksanakan umat muslim.

Seperti pada malam takbiran, banyak umat nasrani yang ikut dalam rombongan takbiran,  tak risih berada di kendaraan dengan suara gema takbir.

_______________
Sumber: www.tempo.co