“Anak-anak Remaja yang kukasihi,
kembangkanlah talenta-talentamu, belajarlah sungguh-sungguh dalam
menyiapkan masa depan. Kuatkan imanmu, rajinlah berbuat baik dan berdoa.
Datanglah selalu kepada Tuhan Yesus yang sangat mencintai kalian.
Sertakan selalu Tuhan dalam pergaulanmu. Pandai-pandailah memilih teman
pergaulan yang sungguh bertanggungjawab, mendukung dan mengembangkan
kepribadian yang sehat. Masa depan adalah tanggungjawab kalian,
siapkanlah masa depan sebaik mungkin. Pada kalian masa depan Gereja
berharap.”
Uskup Surabaya Mgr Vincentius Sutikno
Wisaksono menulis ajakan itu dalam “Surat Gembala Ardas 2017: Tahun
Remaja dan Kerasulan Awam” yang dibacakan di gereja-gereja di keuskupan
itu tanggal 1 Januari 2017.
Arah
Dasar Keuskupan Surabaya, tulis Mgr Wisaksono, menegaskan bahwa
pastoral bagi remaja, yakni anak-anak usia SMP-SMA, sangat penting dan
strategis. Maka, uskup mendorong seluruh umat Allah, para imam, pengurus
DPP-BGKP, biarawan-biarawati, katekis, serta seluruh insan pemerhati
pastoral dan kelompok kategorial di keuskupan itu agar “dalam program
pastoral lebih serius mendampingi remaja Katolik agar mengenal dan
mengembangkan diri untuk menyiapkan masa depan mereka.”
Remaja, tegas uskup, adalah masa depan
Gereja. “Betapa pentingnya keluarga dalam mendampingi proses tumbuh
kembang iman dan kepribadian remaja. Dalam pastoral remaja, Gereja
membutuhkan para pendamping remaja yang handal dan peduli.”
Masa remaja adalah kesempatan membangun
identitas Kristiani dan menyiapkan masa depan. Namun, remaja saat ini,
menurut pengamatan prelatus itu, mengalami tantangan sangat serius.
“Di tengah kegalauan mencari identitas
diri, para remaja mesti menghadapi jaman dengan aneka arus yang deras,
seperti budaya konsumerisme dan hedonisme, pergaulan tanpa sekat di
aneka media sosial, pengaruh teknologi komunikasi dalam aneka wujud,
individualisme yang merasuk lingkungan keluarga, Narkoba dan kekerasan,
pornografi dan pergaulan bebas,” tulis uskup.
Banyaknya kekuatiran tentang apatisme
(ketidakpedulian), kurangnya pengajaran budi pekerti dan terabaikannya
remaja dari pembinaan iman, lanjut Mgr Wisaksono, “memanggil kita semua
untuk semakin peduli pada pembentukan kepribadian dan jati diri
kekatolikan para remaja kita.”
Uskup itu juga mengutip perkataan Paus Fransiskus saat Yubileum bagi Remaja April 2016: “Kalian para remaja akan melakukan hal-hal luar biasa jika kalian mempersiapkan diri dengan baik, mulai sekarang, dengan menjalani sepenuhnya masa mudamu, mengembangkan semua bakat dan tanpa takut akan kerja keras. Jadilah seperti juara olah raga, yang mencapai tujuan yang tinggi dengan usaha dan praktek setiap hari dengan sungguh-sungguh.”
Sebagai kader Gereja masa depan,
kualitas iman dan kepribadian remaja akan mewujud ketika sudah dewasa
menjadi kesaksian hidup sebagai ‘Garam dan Terang’ masyarakat di masa
depan, tulis uskup.
“Setiap orang terbaptis dipanggil menjadi rasul-rasul Kristus di tengah masyarakat. Betapa pentingnya keterlibatan dan peran orang Katolik dalam membangun masyarakat yang adil, damai, anti korupsi dan non-diskriminatif,” lanjut uskup yang sesalkan evaluasi tujuh tahun tentang masih kecil perhatian pada kaum awam yang bertugas di kancah eksekutif, legislatif, yudikatif, militer, Polri, dan jabatan formal atau informal di masyarakat. “Padahal kita semua sadar, mereka itu kehadiran nyata Gereja di masyarakat.”
Menghadapi Pilkada serentak di beberapa
wilayah di Indonesia dan di tengah kerawanan SARA yang berakar pada
kondisi perpolitikan yang semakin memprihatinkan, Uskup Surabaya Mgr
Wisaksono menyampaikan maaf atas kurangnya perhatian dan dukungan Gereja
bagi para awam yang terlibat dalam pengambilan kebijakan, keputusan
politik dan penjaga keamanan.
“Saya mengajak para Romo dan seksi
kerawam serta pemerhati sosial kemasyarakatan untuk meningkatkan
perhatian bagi sebagian umat kita yang sedang bergelut dan berjuang di
tengah masyarakat, baik di bidang politik, pemerintahan, ekonomi maupun
budaya,” tulis uskup seraya berterima kasih kepada awam yang meski
kurang mendapat perhatian dan dukungan, namun jiwa pengandiannya tetap
diresapi iman kristiani untuk menghadirkan Gereja di tengah masyarakat
dan tanah air.”
“Doa dan berkat selalu saya persembahkan
bagi Anda. Tetaplah berjuang demi Kerajaan Allah dalam pekerjaan, karya
dan pengabdian Anda. Jadikan integritas moral dan iman Anda menjadi
‘Garam dan Terang’ bagi masyarakat,” pinta Mgr Wisaksono.(penakatolik.com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin