Selasa, 04 Agustus 2015

Sehati dalam Kristus; Membangun Persaudaraan Lintas Denominasi di Kota Depok

KOTA DEPOK
- Senin malam, 8 Juni 2015, menjadi momen bersejarah bagi umat Kristiani di Kota Depok. Di sebuah ruangan sederhana di lantai satu Gereja Bethel Indonesia (GBI) Kamboja, ratusan umat dari berbagai denominasi berkumpul bukan untuk berdebat doktrin, melainkan untuk merayakan kebersamaan. Malam itu, Forum Komunikasi dan Kerjasama Umat Kristiani Depok (FKKUKD) resmi melantik kepengurusan barunya, menandai babak baru dalam perjalanan ekumenis yang penuh harapan.

Sebelum FKKUKD dibentuk pada 2006, umat Kristiani di Depok berjalan sendiri-sendiri. Tidak ada ruang bersama untuk berdialog, berbagi, apalagi bekerja sama. Namun, seperti diungkapkan oleh Ketua Umum terpilih periode 2015–2018, Pdt. Martin Luther Batubara, kehadiran forum ini telah mengubah lanskap pelayanan umat. “Kita tidak melebur menjadi satu, tetapi kita sehati dalam Kristus,” ujarnya tegas.

Kebersamaan yang dimaksud bukanlah keseragaman, melainkan sinergi. Setiap gereja tetap berdiri dalam identitasnya masing-masing, namun bersatu dalam semangat pelayanan dan kasih. Inilah wajah ekumenisme yang hidup: bukan sekadar wacana, tetapi praksis nyata dalam kehidupan sosial dan spiritual umat.

Pelantikan malam itu dibuka dengan doa oleh RD. AHY Sudarto, Pastor Paroki Santo Matheus Depok Dua Tengah. Sebuah gestur simbolik yang kuat: seorang imam Katolik memimpin doa dalam acara lintas denominasi. Ini bukan hanya soal toleransi, tetapi tentang pengakuan bahwa kita semua adalah saudara dalam Kristus.

Dalam kotbah singkatnya, Pdt. Ir. Yongky TW menyampaikan tiga pesan mendalam. Pertama, hidup kita bukan untuk diri sendiri—kita dipanggil untuk menjadi berkat, bahkan bagi mereka yang berbeda iman. Kedua, pelayanan harus dipimpin oleh Roh Allah agar menghasilkan buah-buah kasih. Dan ketiga, persaudaraan yang rukun adalah kunci hadirnya berkat dan mujizat di tengah masyarakat.

Pesan ini bukan sekadar retorika. Ia adalah panggilan untuk bertindak. Di tengah dunia yang terpecah oleh sekat-sekat identitas, umat Kristiani di Depok justru memilih untuk duduk bersama, membangun jembatan, dan menjadi saksi kasih Allah yang menyatukan.

Sebagai seorang advokat dan aktivis kerasulan awam, saya melihat FKKUKD sebagai model kolaborasi lintas gereja yang patut ditiru. Forum ini tidak hanya menggelar perayaan Natal dan Paskah bersama, tetapi juga terlibat dalam kegiatan sosial seperti pengobatan gratis dan pelayanan kemasyarakatan lainnya. Di sinilah kerasulan awam menemukan bentuknya: menjadi garam dan terang dunia melalui aksi nyata.

Kehadiran FKKUKD juga penting dalam konteks advokasi hak-hak umat beragama. Dalam dinamika sosial dan hukum yang kompleks, forum ini dapat menjadi suara kolektif umat Kristiani dalam memperjuangkan keadilan, kebebasan beragama, dan perlindungan terhadap kelompok minoritas.

Kematian Ketua Umum sebelumnya, Pdt. Yosef Sumekto, dan kekosongan kepengurusan yang sempat terjadi, menjadi pengingat bahwa pelayanan tidak boleh berhenti. Seperti disampaikan oleh Sekretaris Umum Mangarap Sinaga, pembentukan kembali kepengurusan ini adalah bentuk tanggung jawab moral dan spiritual agar roda pelayanan tetap berjalan maksimal.

Gereja dan dogma boleh berbeda, tetapi kasih Kristus adalah satu. Dan kasih itu hanya bermakna jika diwujudkan dalam persaudaraan, pelayanan, dan kesaksian hidup. FKKUKD telah menunjukkan bahwa perbedaan bukan alasan untuk berpisah, melainkan peluang untuk saling melengkapi.

Mari kita terus membangun Kota Depok—dan dunia—dengan semangat sehati dalam Kristus.

️ Oleh: Darius Leka, S.H., M.H., Advokat & Aktivis Kerasulan Awam Gereja Katolik

 

#kerasulanawam #ekumenismekristiani #fkkukd #gerejabersatu #kasihkristus #pelayananlintasdenominasi #gerejakatolikdepok #advokasiiman #persaudaraankristiani #gerejauntukmasyarakat #shdariusleka #reels #foryou #fyp #jangkauanluas @semuaorang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin