Oleh: Sdr. Petrus Edi Wiyono OFM |
Pada dasarnya hidup kita jalani ini sebuah pencarian. Di dalam hidupnya, orang mencari dan mencari terus apa yang dianggapnya bernilai dan membawa kepada kebahagiaan. Seorang pedagang tentu akan mencari orang yang mau membeli barang dagangannya. Seorang sopir tentu akan mencari penumpang yang akan memakai jasanya. Seorang penjahit tentu akan mencari orang yang mau memakai jasa jahitannya. Seorang guru tentu akan mencari murid yang bias diajarnya. Seorang pelajar tentu juga akan mencari informasi yang haru dipelajarinya. Seorang yang masih menganggur tentu akan mencari pekerjaan, dan lain sebagainya.
Apabila orang sudah mendapatkan apa yang dicarinya itu ia merasa puas atau bahagia. Ya, puas dan bahagia, walaupun mungkin hanya untuk sementara waktu. Dalam perjalanan waktu, orang itu akan mencari hal yang sama atau lain lagi yang dianggapnya bernilai dan dapat menimbulkan perasaan yang sama. Begitulah kiranya gambaran pencarian di dalam hidup kita.
Pencarian terhadap apa yang kita anggap bernilai itu terkadang tidak mudah dijalani dan sulit untuk mendapatkannya. Pada saat-saat di mana kita belum mendapat atau tidak mendapat apa yang kita cari usaha pencarian kita terkadang kurang berhasil. Bahkan, ada yang merasa gagal. Apabila kita mengalami hal seperti ini, baiklah kita bertanya atau berbagi pengalaman dengan orang yang bias kita percaya. Barangkali orang itu dapat membantu pencarian kita. Barang kali orang itu dapat membantu kita untuk menemukan apa yang kita cari, apa yang bernilai bagi kita dan membawa pada kebahagiaan.
Untuk membantu kita dalam pencarian, kita dapat bercermin pada tiga orang sarjana dari Timur yang dikisahkan dalam Injil Matius 2:1-12. Ketiga orang sarjana tersebut juga mengalami kesulitan dalam mencari Yesus, raja orang Yahudi yang baru saja dilahirkan. Akhirnya ketiga sarjana itu pun bertanya kepada orang yang dapat memberikan petunjuk. Berbekal petunjuk itu, sarjana-sarjana itu akhirnya dapat menemukan tempat Yesus dibaringkan.
Hal yang istimewa dalam pencarian ini ialah ketiga sarjana itu mempersembahkan sesuatu yang berharga kepada Yesus yang mereka cari itu. Berbeda dengan pengalaman kita. Apabila kita mencari sesuatu dan mendapatkan apa yang kita cari, terkadang itu berhenti pada diri sendiri. Jadi unsur mempersembahkan atau berbagi atas penemuan yang kita cari kurang. Karena itu, baiklah dalam perayaan Penampakan Tuhan ini kita belajar dari tiga sarjana Timur. Kita bisa belajar bertanya apabila mengalami kesulitan dalam menemukan apa yang kita cari. Kita juga bisa belajar bahwa ketika kita menemukan atau mendapatkan apa yang kita cari, kita juga perlu mempersembahkan sesuatu dengan berbagi hidup kepada sesama kita.
Semoga perayaan hari Penampakan Tuhan minggu ini sungguh-sungguh membantu kita untuk menemukan apa yang kita cari dalam hidup kita dan mendorong kita untuk mempersembahkan hal yang bernilai dalam hidup kita bagi Tuhan dan sesama. Semoga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin