Oleh: Pastor Bonefasius Budiman, OFM |
Menjelang akhir tahun media masa sering memuat liputan khusus. Liputan ini biasa berisikan kilas balik kehidupan sosial politik, ekonomi dan keagamaan. Dalam kilas balik ini, kita dapat melihat jejak-jejak perjalanan masyarakat kita, analisis atas pengalaman bersama dan sekaligus prediksi tahun yang akan datang. Saat-saat terakhir merupakan saat yang sungguh bermakna. Dia merupakan saat bagi kita untuk melihat kembali jejak perjalanan yang sudah ditempuh sambil merancang perjalanan yang baru. Dalam kehidupan beriman saat terakhir ini merupakan saat refleksi. Artinya saat kita melihat kembali komitmen kita pada iman akan Kristus yang terwujud dalam upaya kreatif membangun suatu kehidupan keluarga yang harmonis, kesungguhan dalam pelayanan dan kejujuran dalam bekarya.
Sebagai seorang beriman Kristiani Natal dan Tahun Baru merupakan saat-saat yang istimewa bagi kita untuk merefleksikan kembali perjalanan kehidupan beriman dan bermasyarakat. Dalam peristiwa Natal kita merayakan kelahiran Kristus. Perayaan ini selalu meriah meskipun kesederhanaan selalu diupayakan. Kelahiran Kristus dapat kita maknai sebagai saat di mana Allah hadir dan tinggal di tengah-tengah umatNya. Dia yang kita nanti-nantikan telah datang ke tengah-tengah kita. Terang telah terbit bagi bangsa yang berdiam dalam negeri kekelaman. Kehadiran Allah ini membangkitkan sukacita dalam hati kita. Suka cita inilah yang kita bagikan melalui ucapan selamat natal yang kita sampaikan baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui media komunikasi).
Setelah merayakan Natal kita memasuki Tahun Baru. Tahun Baru selalu merupakan misteri bagi kita. kita tidak dapat mengetahui apa yang sungguh terjadi pada tahun 2012. Apakah pada 2012 kita mengalami hal-hal yang lebih baik dari 2011? Apakah usaha kita makin maju pada 2012? Para ahli baik ekonomi, sosial politik maupun agama berusaha memprediksi apa yang akan kita alami pada 2012. Tetapi prediksi ini tentu tidaklah 100% akan terjadi atau terpenuhi. Selalu ada kemungkinan bahwa prediksi meleset. Ini terjadi ketika apa yang menjadi syarat agar prediksi itu terjadi tidak terpenuhi.
2012 tetap merupakan misteri bagi kita. Tentu ini benar akan tetapi di dalam kemisterian 2012 ada sesuatu yang pasti. Suatu yang pasti itu adalah bahwa waktu terus bergerak maju. Gerakan maju ini tentu membawa perubahan dalam diri kita. Perubahan yang paling pasti adalah usia makin bertambah, tahun depan kita tidak mungkin lebih muda dari sekarang. Menghadapi perubahan ini, baiklah kita dengarkan apa yang dikatakan oleh pemazmur ini, “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana (Mzm 90: 12).” Titik awal perhitungan ini dimulai pada 1 Januari 2012.
Bagi umat Katolik, 1 Januari (Tahun Baru) bukan sekadar pesta permulaan tahun kalenderium Masehi. 1 Januari merupakan saat istimewa karena pada hari ini Gereja merayakan hari Raya Santa Maria Bunda Allah. Perayaan ini mengingatkan kita akan ajaran sesat yang mengakui Maria sebagai Bunda Yesus tetapi bukan Bunda Allah. Dalam konsili Efesus 431 ajaran ini ditolak. Konsili menegaskan bahwa Maria adalah Bunda Allah, karena Yesus Anaknya adalah sungguh-sungguh Allah. Merayakan hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah juga berarti kita mengakui Yesus sebagai “sungguh-sungguh Allah dan sungguh Manusia”. Karena sudah kelelahan berjaga sepanjang malam, mengisi perayaan pergantian tahun, hari raya ini sering luput dari perhatian kita.
Merayakan Santa Perawan Maria Bunda Allah pada awal 2012 juga merupakan ajakan bagi untuk meneladani Maria dalam hidup kita selama 2012. Tentang meneladani Maria, St. Fransiskus dari Asisi (1181/1182-1226) mengatakan: “Kita menjadi mempelai (Kristus) bila jiwa yang setia disatukan dengan Yesus Kristus oleh Roh Kudus. Kita menjadi saudara (Kristus) bila kita melaksanakan kehendak Bapa-Nya yang di surge. Kita menjadi ibu bila kita mengandung Dia di dalam hati dan tubuh kita karena kasih dan karena suara hati yang murni dan jernih. Kita melahirkan Dia melalui karya yang suci, yang harus bercahaya bagi orang lain sebagai contoh (Surat kedua St. Fransiskus dari Asisi kepada umat beriman 51-53). Semoga sukacita Natal yang kita rayakan pada akhir 2011 memberikan kita harapan dalam menjalani hidup selama 2012 dan kita semakin maju dan berkembang dalam hal berbuat baik…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin