Kamis, 06 Februari 2014

Berpindah ke Dimensi Lain

Saat kematian istri tercinta, BJ. Habiebie menyebutnya sang istri tidaklah meninggal tapi hanya berpindah kedimensi lain. Apupun itu sebutannya berpindah dimensi atau meninggal tetap meninggalkan duka bagi yang ditinggalkannya. Duka itu juga hinggap padaku. Belum hilang rasa duka saat ditinggal Ayahanda, kini ujian kembali datang. Beberapa hari setelah  merayakan ulang tahunnya yang ketiga,  ponakanku divonis dokter menghidap kanker. Dokter menyarankan segera dilakukan operasi. Operasi pun dilakukan, dan ponakankanku yang baru berusia seumur jagung itu pun sama nasibnya seperti istri BJ. Habiebie, berpindah kedimensi lain. Tubuh mungilnya tidak sanggup menghadapi pisau operasi dan kerasnya obat bius dokter. Hanya sekali terdengar kata dari mulut kecilnya “Ma...” setelah itu, dia meninggalkan kami untuk selamanya. Saat tulisan ini dibuat pun aku masih merasakan kesedihan ini. “Alo, Grego sedang apa Engkau disana..? Bertemu kah Engkau dengan Eyang Kakung disana ...?”

Dapatkah kematian dielakan ...?


Di tengah-tengah kehidupan, kita melihat kematian di sana sini, lonceng kematian selalu bergema di mana-mana. Semua makluk hidup akan satu kali mengalaminya, hanya waktunya berbeda. Suatu saat tibalah giliran kita, tetapi kapan saatnya belum tahu. Yang sangat penting harus diketahui ialah "ke mana setelah mati"? Orang yang tak mengenal Kristus sama sekali tak mempunyai kepastian tentang kehidupan setelah mati. Semuanya serba "mudah-mudahan”, semoga rohnya diterima Tuhan setelah mati.

Kehidupan di dunia ini seolah-olah hanyalah suatu persiapan untuk mati. Dan untuk menghindari peristiwa yang tak diinginkan ini, manusia yang tak mempercayai adanya kekuasaan Allah yang telah mengatur jalan hidup manusia dan alam semesta, ingin memutar balik ketentuan yang telah dibuat Allah. Mereka mencoba melalui ilmu pengetahuan, pendapatan/penemuan baru, filsafat, materi dan sebagainya ingin mengubah dunia. Mereka telah mencoba merajakan allah-allah palsu yang menampakan dirinya dalam bentuk uang, kekayaan, popularitas, kedudukan dan sebagainya untuk, mengatasi kematian di dunia. Tetapi apapun bentuk usaha manusia, tak akan dapat mengubah firman Allah dalam Alkitab yang tertulis:”,.. manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu di hakimi” (lbr.9 :27)

 Tetapi didalam Kristus Yesus ada kepastian setelah mati, yaitu ada kehidupan baru yang kekal setelah kematian tubuh. Barangkali benar apa yang dikatakan BJ. Habiebie itu tidak ada kematian, tetapi hanya berpindah kedimensi lain.

Tuhan Yesus berkata: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang percaya kepadaKu, tidak akan mati selama lamanya... " (Yoh.11:25-26).

Namun, untuk memperoleh kehidupan kekal, tak cukup sekedar hanya percaya kepada Kristus tanpa melakukan firmanNya. Dia berkata: “Sesungguhnya barangsiapa menuruti firmanKu, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya "(Yoh.8: 51). Terima Kasih Tuhan Yesus firmanMu  telah menguatkanku. Oleh karena itu apabila telah dekat panggilan Tuhan kepada kita janganlah bersedih hati.

(Wiwid. Ilustrasi: astrophysicsblogs.blogspot.com, Mengenang satu tahun wafatnya Gregorius William Gautama 07/02/2013 – 07/02/2014).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin