Perayaan Minggu Palma oleh umat Katolik di Gereja Santo Rafael Kalinegoro, Mertoyudan, Kabupaten Magelang Minggu (29/03/2015) berlangsung meriah. Umat merayakan Minggu Palem untuk mengawali pekan suci atau sebelum Yesus senggara dan wafat di kayu salib.
Umat berjalan dari lapangan parkir gereja yang berjarak sekitar 100 meter dari gereja, tempat Ekaristi dilangsungkan.
Dalam homilinya, Pastor Florentinus Suryanto Hadi SJ mengatakan, Yesus diarak bagai seorang raja. “Yesus dinaikkan keledai, menggambarkan kerendahan hati. Ini mengajarkan kita akan kesederhanaan. Minggu Palma ini, mengajak kita untuk ikut dalam misteri kebangkitan Yesus,” katanya.
“Yesus tidak ikut arus kehidupan pada zaman itu. Yesus berani melawan ketidakadilan yang ia alami. Yesus sangat kuat memegang prinsipnya. Karena itu, kita harus meneladaninya, dengan memegang prinsip kita yakni cinta kasih. Itu yang harus kita teladani,” katanya.
Misa Minggu Palma di Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengan. |
Di Keuskupan Agung Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), umat Katolik merayakan Minggu Palma dengan berlangsung hikmat.
“Minggu Palma adalah hari peringatan dalam liturgi Gereja Katolik yang selalu jatuh pada hari Minggu sebelum Paskah,” kata Romo Stefanus Mau, ketika memimpin Perayaan Liturgi dan Ekaristi, di Stasi Santo Hendrikus Binilaka, Paroki Santo Yoseph Pekerja Penfui, kepada Antara di Kupang, Minggu.
Selain itu, katanya, dalam tradisi Gereja Katolik, perayaan Minggu Palma ini adalah sebuah peristiwa iman yang sangat istimewa karena sebagai pembuka pekan suci sebelum Yesus mati dan bangkit dari kematian-Nya di kayu salib.
“Masuknya Yesus Kristus ke kota suci Yerusalem adalah hal yang istimewa, sebab terjadinya sebelum Yesus mati dan bangkit dari kematian. Itulah sebabnya Minggu Palma disebut pembuka pekan suci, yang berfokus pada pekan terakhir Yesus di kota Yerusalem,” katanya.
Di Jambi – umat Katolik merayakan Misa Minggu Palma di Gereja Santa Teresia Jambi Sabtu (28/3) sore. Pastor Yohanes Sigit SCJ mengatakan ketika itu Yesus memasuki kota Yerusalem, disambut masyarakat yang mengacungkan daun palma.
“Yesus masuk Yerusalem menaiki seekor keledai, dan disambut sorak-sorai dan daun palma,” katanya dalam homilinya.
Ia menjelaskan ada beberapa hal yang menjadi keteladanan Yesus. Menaiki seekor keledai, merupakan sebuah simbol kesederhanaan. Dan saat ini kesederhanaan itu bisa muncul dalam iman, sikap dan perbuatan. “Itu menjadi bentuk keteladanan untuk kita saat ini,” jelasnya.
Seluruh umat Katolik yang mengikuti Misa perayaan Minggu Palma membawa daun palma kemudian dilanjutkan arak-arakan dari SD YPPK Santo Paulus Teminabuan menuju gereja Katolik yang berjarak kurang lebih 500 meter.
Di Sorong, Papua umat Katolik melambaikan daun-daun palma sambil menyanyikan Hosana Putra Daud sebagai simbol keikutsertaan umat bersama Yesus dalam arak-arakan menuju Yerusalem.
Pastor Paroki, Romo Novri Korompis, dalam homili singkatnya mengharapkan umat Katolik yang mengikuti teladan Yesus.
“Semoga dengan kisah sengsara yang ditunjukkan Yesus, Allah yang menjadi manusia, tinggal di antara kita, dan wafat untuk kita. Sehingga kita semua diangkat-Nya kembali ke dalam surga,” lanjutnya. (Sumber: Antara/ tribunnews/ kedaulatanrakyat/ tabloidjubi.com/ ucanews.com)
“Minggu Palma adalah hari peringatan dalam liturgi Gereja Katolik yang selalu jatuh pada hari Minggu sebelum Paskah,” kata Romo Stefanus Mau, ketika memimpin Perayaan Liturgi dan Ekaristi, di Stasi Santo Hendrikus Binilaka, Paroki Santo Yoseph Pekerja Penfui, kepada Antara di Kupang, Minggu.
Selain itu, katanya, dalam tradisi Gereja Katolik, perayaan Minggu Palma ini adalah sebuah peristiwa iman yang sangat istimewa karena sebagai pembuka pekan suci sebelum Yesus mati dan bangkit dari kematian-Nya di kayu salib.
“Masuknya Yesus Kristus ke kota suci Yerusalem adalah hal yang istimewa, sebab terjadinya sebelum Yesus mati dan bangkit dari kematian. Itulah sebabnya Minggu Palma disebut pembuka pekan suci, yang berfokus pada pekan terakhir Yesus di kota Yerusalem,” katanya.
Di Jambi – umat Katolik merayakan Misa Minggu Palma di Gereja Santa Teresia Jambi Sabtu (28/3) sore. Pastor Yohanes Sigit SCJ mengatakan ketika itu Yesus memasuki kota Yerusalem, disambut masyarakat yang mengacungkan daun palma.
“Yesus masuk Yerusalem menaiki seekor keledai, dan disambut sorak-sorai dan daun palma,” katanya dalam homilinya.
Ia menjelaskan ada beberapa hal yang menjadi keteladanan Yesus. Menaiki seekor keledai, merupakan sebuah simbol kesederhanaan. Dan saat ini kesederhanaan itu bisa muncul dalam iman, sikap dan perbuatan. “Itu menjadi bentuk keteladanan untuk kita saat ini,” jelasnya.
Seluruh umat Katolik yang mengikuti Misa perayaan Minggu Palma membawa daun palma kemudian dilanjutkan arak-arakan dari SD YPPK Santo Paulus Teminabuan menuju gereja Katolik yang berjarak kurang lebih 500 meter.
Misa Minggu Palma di Sorong, Papua |
Pastor Paroki, Romo Novri Korompis, dalam homili singkatnya mengharapkan umat Katolik yang mengikuti teladan Yesus.
“Semoga dengan kisah sengsara yang ditunjukkan Yesus, Allah yang menjadi manusia, tinggal di antara kita, dan wafat untuk kita. Sehingga kita semua diangkat-Nya kembali ke dalam surga,” lanjutnya. (Sumber: Antara/ tribunnews/ kedaulatanrakyat/ tabloidjubi.com/ ucanews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin