Saudara – Saudariku terkasih dalam Kristus,
Paus Fransiskus mengumumkan Tahun Yubileum
Kerahiman Allah dengan bulla “Misericordiae Vultus”. Dalam bulla itu,
Beliau mengajak kita semua melakukan pertobatan rohani dan perbuatan
belaskasih, murah hati secara nyata. Kita diajaknya untuk mengalami dan
merasakan belas kasih dari Allah. “Hendaklah kamu murah hati sama
seperti Bapamu adalah murah hati” (Luk 6:36) merupakan motto Tahun
Kerahiman Allah. Motto ini mesti menggerakkan hidup kita sebagai
anak-anak Allah. Paus Fransiskus mengkomunikasikan kerahiman Allah ini
bukan dengan teori dan teologi abstrak, seminar-seminar, melainkan
ditampilkannya dalam wajah konkret, hidup konkret orang, keluarga dan
masyarakat.
Keuskupan Bogor mengikuti ajakan kegembalaan Paus Fransiskus dan mempertegas ikatan “sentire cum Ecclesia Romanae” dengan memusatkan perhatian pastoral kerahiman Allah di segala lini kehidupan menggereja dan bermasyarakat. Artinya kita menjadikan semangat kerahiman dan belaskasih Allah sebagai peristiwa hidup yang dialami setiap orang dan kelompok dalam Gereja kita.
Atas dasar itulah, saya menyampaikan dan mendorong seluruh umat, keluarga-keluarga, paroki, lembaga hidup religius, OMK, sekolah-sekolah di bawah naungan MPK Bogor melakukan hal-hal ini selama Tahun Yubileum Kerahiman Allah:
PERAYAAN PEMBUKAAN TAHUN KERAHIMAN
- Merayakan Pembukaan Tahun Kerahiman: Perayaan Ekaristi khusus diadakan pada tanggal 8 Desember 2015 di Gereja Paroki Katedral Santa Maria Tak Bernoda. Semua imam, wakil umat, bruder-suster dari seluruh paroki di Keuskupan diundang untuk menghadiri perayaan ekaristi ini.
MENGISI KERAHIMAN ALLAH: BERBAGAI GERAKAN BELASKASIH
- Gerakan Pertobatan pastoral perlu diwujudkan secara nyata. Salah satu tanda-tanda zaman yang didengungkan dalam SAGKI 2015 yang lalu ialah harapan umat katolik Indonesia agar para imam/uskup, bruder, suster memiliki “sedikit kerendahan hati” untuk bertobat dan menampilkan “misericordiae vultus” dalam berelasi dengan umatnya.
- Gerakan pertobatan sakramental digalakkan sebagai ungkapan kesadaran bahwa kita hendak memperbaiki mutu hidup, tidak hanya dalam relasi dengan Allah, tetapi juga perbaikan mutu relasi kita dengan Gereja dan masyarakat. Maka karya penggembalaan setiap pastor mesti mendorong kesadaran umat untuk menerima Sakramen Pengakuan dosa. Dalam konteks ini, katakese yang utuh tentang Sakramen Pengakuan dosa perlu dipersiapkan dan dilaksanakan secara komprehensif. Komisi Kateketik bertugas untuk menghasilkan suatu bentuk katekese yang kreatif, atraktif dan berkualitas tentang sakramen Tobat. Kelompok yang menjadi subyek perhatian ialah OMK, Remaja dan orang dewasa.
- Gerakan pastoral berbasiskan keluarga diperteguh komitmennya. Kami mengetahui secara teoretis dan mengalami secara nyata bahwa ada gerakan-gerakan pastoral yang bisa menjadi “channel”, “media” terpercaya yang membuat anggota keluarga merasakan kasih, belaskasih, pengampunan, kerahiman dari Allah lewat sesama anggota keluarga. Gerakan-gerakan pastoral itu berada dalam bimbingan kegembalaan saya, maka saya merekomendasikan agar setiap pastor paroki mendorong umatnya untuk mencicipi pengalaman iman ini. Gerakan-gerakan pastoral itu ialah gerakan Marriage Encounter (ME), Pria Sejati Katolik (PrisKat), Wise Woman Catholic, Tulang Rusuk, Wanita Bijak, “Yearly Bogor Family Gathering”, “Bogor Catholic Discovery”. Semua gerakan ini berada di bawah koordinasi Komisi Keluarga. Keluarga-keluarga perlu didorong untuk merasakan dan mengalami indahnya “dicintai”, disapa, diampuni; juga merasakan bahagianya “memaafkan dan mengampuni”.
- Gerakan pertobatan ekologis ditingkatkan. Tahun Yubileum ini memanggil kita juga untuk menerima semua alam ciptaan, yang Tuhan percayakan kepada kita, sebagai saudara-saudari. Karena itu, kita adalah penjaga alam ini dan bukan pengeruk, atau lebih buruk lagi perusak (Bdk. Laudato si’). MPK Keuskupan Bogor perlu meneruskan program “Go Green Schools” yang sudah dimulai selama ini. Selain itu, Dewan Pastoral Keuskupan serta Dewan Pastoral Paroki berusaha menjamin kontinuitas program “Go Green Parishes”. Yang hendak diwujudkan melalui gerakan pertobatan ekologis ini ialah kita manusia dibina, dibentuk menjadi manusia yang bersikap “belaskasih” terhadap alam semesta, bukan bertindak tamak, serta perusak. Komisi PSE, Komisi Perdamaian dan Keadilan mesti membantu animasi umat dalam mewujudkan pertobatan ekologis.
- Kelompok Doa “Kerahiman Ilahi” menjadi motor yang menumbuh-kembangkan devosi kerahiman ilahi di seluruh wilayah keuskupan Bogor. Doa-doa dan kebiasaan khas dari devosi ini perlu diperkenalkan.
- Kegiatan ziarah rohani bertema kerahiman ilahi diadakan. Ziarah ini mengandung pastoral dan katekese Sakramen Tobat dan Ekaristi. Pastor paroki diharapkan mengorganisir ziarah rohani domestik di wilayah Keuskupan kita.
- “Komisi Pastoral Keuskupan” dan “Tribunal Keuskupan” ditingkatkan pelayanannya sebagai tanggapan positif atas keterbukaan Pintu Kerahiman Gereja untuk keluarga-keluarga yang mengalami kesulitan dalam hidup perkawinannya.
- Gerakan pastoral memperhatikan kaum miskin, orang lanjut usia, yang terpenjara ditingkatkan. Tahun Yubileum Kemurahan hati ini menjadi kesempatan khusus untuk memperdalam kerja bersama BASOLIA (Badan Sosial Lintas Agama) dalam karya-karya sosial-cintakasih. Diharapkan pengalaman kemurahan hati dirasakan pula oleh segenap anggota masyarakat. Komisi HAK dan Kerawam, FMKI diharapkan berperan aktif mengakomodir kegiatan ini.
PERAYAAN PENUTUPAN TAHUN YUBILEUM
Paus Fransiskus akan mengadakan perayaan penutupan Tahun Kerahiman ini pada Hari Raya Tuhan Raja Semesta Alam, 20 November 2016. Kita akan merayakan penutupan Tahun Kerahiman itu dengan merayakan (1) Salve Agung dihadapan Sakramen Mahakudus yang serentak diadakan di seluruh paroki Keuskupan Bogor, tanggal 19 November 2016; (2) Perayaan Ekaristi agung di semua gereja Paroki. Komisi Liturgi perlu mempersiapkan teks liturgis untuk perayaan ini.Semoga kita semua mendapat Rahmat Belaskasih berlimpah selama Tahun Yubileum Kerahiman Allah.
+ Mgr. Paskalis Bruno Syukur
Magnificat Anima Mea Dominum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin