Kamis, 16 Februari 2017

Gus Dur Tinggalkan Jejak yang Masih Dirasakan Umat Katolik

Sumber foto ilustrasi: Muslimedianews.com
Presiden Republik Indonesia keempat, KH. Abd. Rahman Wahid atau Gus Dur meninggal jejak-jejak yang masih dirasakan oleh umat katolik hingga hari ini. Di era Gus Dur, umat antar agama tidak terusik dengan konflik, tidak ada perselisihan paham antara agama dan tidak permusuhan.

Salah satu yang sangat berkesan bagi umat katolik di masa kepemimpinan Gus Dur yaitu memperbolehkan mereka merayakan hari besar Islam seperti hari raya.

Hal ini disampaikan umat Katolik Maria Lusia Ilasabet, saat mengikuti kegiatan 1001 tandatangan untuk legalitas Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional yang digelar bersama PMII Cabang Pamekasan di area Monumen Arek Lancor, Kamis (10/11/2016).

Menurutnya, sebelum kepemimpinan Gus Dur, umat Katolik tidak diperkenankan untuk merayakan hari besar Islam.

“Di era Gus Dur, kita diperkenankan untuk merayakan, itu sangat berkesan sekali, kita menghormati dan mendoakan leluhur. Sama seperti umat Islam, kalau lebaran selasih ke makam. Sebelum Gus Dur kita sembunyi-sembunyi merayakan,” kata Maria Lusia Ilasabet.

Oleh karena itu, Maria Lusia Ilasabet sangat mendukung Gus Dur dinobatkan sebagai tokoh pahlawan nasional, karena telah mempersatukan umat beragama.

“Selama Gus Dur jadi Presiden, tidak ada perselisihan, permusuhan antara agama. Semua tentram. Sayangnya, ia sebentar memimpin Indonesia,” terangnya. (Us/One)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin