Jumat, 17 Februari 2017

Hakim Kasus Ahok Meninggal Dunia, Kini Putri Semata Wayangnya Sebatang Kara

Fitri Astuti (20), anak semata wayang almarhum hakim Joseph V Rahantokman, ditemui sebelum pemakaman sang Ayah di rumah duka di Magelang, Kamis (16/2/2017).
Josep V Rahantoknam, hakim yang menangani persidangan perkara dugaan penodaan agama dengan terdakwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, meninggal dunia karena sakit, Rabu (15/2/2017) malam.

"Benar Bapak Josep V Rahantoknam meninggal dunia pada Rabu (15/2) pukul 19.30 WIB di RSCM. Almarhum adalah salah satu anggota majelis terdakwa Basuki Tjahaja Purnama," kata Humas PN Jakut Hasoloan Sianturi kepada Antara di Jakarta, Rabu malam.

Hasoloan mengatakan, selama ini Josep memang sakit sehingga harus menjalani opname di rumah sakit.

"Sudah dua kali persidangan Ahok tidak hadir, digantikan oleh hakim Didi Uliyadi. Dalam sidang perdana, almarhum masih hadir," kata Hasoloan.

Anak semata wayang almarhum, Fitri Astuti (20), terlihat sangat tegar, meski kini jadi sebatang kara.
Ibunya, Endang S, meninggal beberapa tahun lalu akibat kanker rahim.

Mahasiswi semester VIII Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga itu pun dengan ramah melayani awak media yang ingin melakukan wawancara dengan dirinya.

"Ya, harus tegar, mau bagaimana lagi? Karena ini sudah kehendak-Nya," tutur Fitri di rumah duka, Kamis (16/2/2017) sore.


Fitri menceritakan, ayahnya adalah sosok yang tidak pernah mengeluh, bahkan dalam kondisi sakit sekalipun. Desember 2016 lalu, Joseph sudah merasakan gejala sakit, mulai demam dan meriang.

"Saat itu Bapak tidak mau diperiksa dokter, beliau cuma minta tidur saja," kata Fitri.

Dua minggu terakhir, sakit Joseph semakin parah. Ia masuk ke RS Royal Progress, namun tidak ada perubahan hingga akhirnya dirawat di ICU RSCM selama 11 hari.

Menurut Fitri, tidak ada komunikasi antara dirinya dan sang ayah sebelum menghembuskan nafas terakhir.

Pria asli Ambon itu hanya mampu berkomunikasi dengan isyarat karena kondisinya kritis.

Namun sebelum sakit, Ayahnya kerap berkomunikasi dengannya melalui telepon. Termasuk ketika ditunjuk menjadi salah satu hakim yang menangani kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

"Bapak SMS kalau menjadi salah satu hakim kasus Ahok. Selama persidangan Bapak juga sempat pulang (ke Magelang) dan nyekar ke makam ibu," tuturnya.

Saat menerima SMS itu, lanjut Fitri, dirinya justru mengaku khawatir dengan ayahnya, karena kasus dugaan penistaan agama yang menyeret nama Ahok adalah kasus yang sedang disorot oleh masyarakat Indonesia.

"Saya bangga, tapi lebih banyak khawatirnya sama Bapak. Saya takut, waswas, orangtua saya menangani kasus tersebut. Saya hanya bisa mendoakan semoga Bapak tidak kenapa-kenapa," kenang Fitri.

Sebagai anak tunggal, Fitri mengaku dekat dengan sang ayah meskipun komunikasi hanya melalui sambungan telepon. Fitri tinggal di kos di Salatiga, sedangkan Ayahnya bertugas di Jakarta.

"Masih banyak saudara kok, yang penting pesan Bapak saya harus selesaikan kuliah dulu, lalu cari pengalaman," ujar mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris itu.

Joseph dimakamkan secara Islam di pemakaman keluarga di Kelurahan Potrobangsan, Magelang, sekitar pukul 17.00 WIB. (tribunnews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin