Pak Woko terlihat gamang saat disodori uang di mejanya. Ia yang menjadi ketua rukun tetangga, sadar sepenuhnya tengah disuap oleh seorang pedagang beras yang akan meminjam gudang desa untuk menimbun beras.
Ia seolah berada di tengah persimpangan. Ada bayangan beras habis, anak balitanya yang kelaparan, dan sang istri yang mengabarkan, tak bisa berutang lagi di warung karena tunggakan yang terlalu banyak. Tentu saja, uang yang disodorkan itu bisa membebaskan dirinya dari segala gambaran kesengsaraan tadi.
“Semua orang lagi susah, semua orang butuh makan, butuh beras tapi kenapa malah orang yang sesukses anda malah menimbun beras? Mungkin saya goblok, mungkin saya salah tapi kesalahan dan kebodohan saya gak akan saya sesali sampai mati,” suaranya tegas sambal menolak amplop itu.
Ia berusaha yakin bahwa rezeki akan datang dari Tuhan dengan cara yang halal. Tidak dengan cara disuap seperti ini.
Pada Kamis (12/1) siang itu, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Setia Budhi, Rangkas Bitung diajak mempelajari nilai-nilai Integritas dari film pendek “Selamat Siang Riang” yang diproduksi KPK.
“Ketua RT tersebut adalah contoh orang yang sangat berintegritas. Di tengah kemiskinan melanda, dia tetap tidak mau menerima suap,” ujar Fungsional Direktorat Pendidikan dan Layanan Masyarakat KPK David Sepriwasa.
Dalam kesempatan ini, David juga memaparkan seluk-beluk tindak pidana korupsi, mulai dari pengertian, dampak dan upaya pencegahan serta memberantasnya, dengan berbagai medium. Pemutaran film pendek ini, kata David, berupaya menerjemahkan nilai Integritas ke dalam lakon kehidupan sehari-hari.
“Menyebarkan nilai-nilai integritas bisa dilakukan dengan berbagai cara. Harapannya, masyarakat dapat menjadi pribadi berintegritas dan menularkannya kepada masyarakat lain,” ujarnya. (www.kpk.go.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin