Kamis, 16 Februari 2017

Paus: Gereja Katolik Harus Perlakukan Baik Umatnya yang Bercerai

Umat katolik yang bercerai dan menikah lagi patut mendapat perlakuan yang lebih baik dari Gereja, kata Paus Fransiskus kepada para pastor, Rabu (5/8/2015). Paus Fransiskus menambahkan, pasangan-pasangan itu harus diperlakukan dengan belas kasihan, bukan dikucilkan.

Menurut ajaran Gereja, umat katolik yang bercerai dan menikah lagi hidup dalam dosa, karena pernikahan pertama mereka masih berlaku di mata Gereja, dan orang-orang itu tidak diperbolehkan menerima komuni.

Penekanan Paus Fransiskus pada belas kasihan dalam kepemimpinan gereja telah menimbulkan harapan di kalangan banyak umat Katolik. Mereka berharap dia akan mencabut larangan menerima komuni karena komuni dianggap perlu untuk berpartisipasi penuh dalam komunitas Katolik.


Meskipun komentarnya tentang perceraian tidak menyinggung hal itu, Paus Fransiskus memang mengatakan, bahwa Gereja harus mengubah sikapnya terhadap orang-orang yang merasa dijauhkan. “Bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang mengalami kegagalan dalam ikatan perkawinan mereka, dan melakukan perkawinan baru?” tanya Paus dalam pertemuan umum hari Rabu itu.

Paus Fransiskus mengatakan Gereja harus menemukan cara untuk memberikan “sambutan nyata” kepada umat katolik yang telah menemukan kebahagiaan dalam pernikahan kedua setelah perkawinan pertama mereka gagal. “Orang-orang ini jelas tidak boleh dikucilkan … dan mereka seharusnya tidak diperlakukan seperti selama ini,” katanya. “Mereka selalu menjadi anggota Gereja.” Masalah bagaimana Gereja memperlakukan warga katolik yang bercerai mungkin menjadi isu besar dalam pertemuan para uskup dunia di Vatikan pada Oktober mendatang.

Paus juga mendesak para pastor agar menyambut anak-anak dari warga katolik yang bercerai itu. “Anak-anak itu paling menderita dalam situasi ini. Bagaimana kita dapat mendorong para orang tua anak-anak ini untuk melakukan segalanya dalam membesarkan anak-anak mereka dalam kehidupan kristen … kalau kita terus menjauhkan mereka dari kehidupan masyarakat, seolah-olah mereka telah dikucilkan?” katanya.

Paus Fransiskus mengatakan, anak-anak sering menanggung “beban tambahan” karena dibuat merasa seperti orang buangan di paroki-paroki setempat, karena orang tua reka bercerai.  “Sayangnya, jumlah anak-anak dan pemuda ini sangat banyak,” katanya.

Editor : Egidius Patnistik  (Sumber : VOAINDONESIA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin