Senin, 13 Februari 2017

Ungkapan Syukur Pengantin Katolik Dikawal Massa Aksi 112


Sepasang pengantin beragama Katolik harus melangsungkan pemberkatan nikah bersamaan dengan digelarnya Aksi 112, yang diikuti begitu banyak umat Muslim. Pengantin tersebut harus menembus kerumunan peserta aksi saat hendak menuju Gereja Katedral, Jakarta Pusat, untuk diberkati.

Tidak mudah menembus lautan massa peserta aksi karena lalu lintas sekitar Katedral – yang berdekatan dengan Masjid Istiqlal, yang menjadi pusat aksi – macet parah. Namun, pengantin itu bersyukur karena perjalanan mereka dibantu sejumlah peserta aksi dan laskar Front Pembela Islam, yang mengamankan lokasi aksi, sehingga mereka bisa menuju Katedral.


Di tengah lautan massa, tanpa bantuan, mobil bakal sulit melaju. "Ya terganggu sih. Tapi, saya merasa excited dengan aksi ini, sangat toleransi. Dan saya dikawal dengan massa sampai sini," kata pengantin pria, Asido, saat ditemui di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Sabtu 11 Februari 2017.

Asido dan pasangannya, Filicia, mengaku baru tahu akan ada aksi 112 pada Jumat kemarin, saat meihat berita. Namun, karena pemberkatan nikah sudah terlanjur dijadwalkan hari ini, Asido berserah diri kepada Yang Maha Kuasa.

"Ya, ini jalan Tuhan, mas. Kita sudah dijadwalkan di sini, hari ini ya gimana," ujar Asido.
Mempelai pria itu mengatakan, keluarganya tidak merasa terganggu dengan Aksi 112. "Keluarga juga tidak merasa terganggu," ujarnya.

Untuk menuju Gereja Katedral, ia harus berjalan sejauh 200 meter. Hal ini lantaran kawasan depan gereja sudah dipadati massa aksi 112.

"Tadi kita parkir lumayan jauh, ada 200 meter dari sini," katanya.

Asido mengucapkan terima kasih banyak atas bantuan massa aksi 112 yang turut mengawal rombongan menuju Gererja Katedral. “Mereka sangat menghargai," katanya.

Tak hanya mengawal, massa aksi 112 turut memayungi kedua pengantin ini dari guyuran hujan dan membukakan jalan untuk mobil mempelai. (ren)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin