Berbicara pada acara konferensi perss di Jakarta, Mgr. Ignatius Suharyo mengatakan perayaan AYD tidak bisa dipisahkan dari pemrakarsa sebelumnya, yakniPausYohanes Paulus II (Alm).
Seperti diketahui, Paus Yohanes Paulus II merupakan penggagas World Youth Day, di mana untuk pertamakalinya pada tahun 1994 WYD diselenggarakan. Dan pada tahun 2016 ini, WYD ke-11 diselenggarakan di Polandia.
Kepada rekan-rekan media yang hadir, Mgr. Suharyo menuturkan bahw apeserta AYD pada umumnya merupakan orang-orang mudaKatolik.
“Orang-orang Muda Katolik, mereka ini datang untuk merayakan kegembiraan Injil. Injil itu bukan beban, warta gembira itu bukan beban, Kristus itu bukan beban”, ujar Mgr. Suharyo.
Mgr. Suharyo pun berharap sesudah mengalami keselematan, orang-orang muda Katolik terpanggil untuk mewujudkan keselamatan itu secara konkrit, mempengaruhi hidup lalu mendorong mereka melakukan transformas isosial. “BahasaKatoliknya, mereka diharapkan mampu menghadirkan kerajaan Allah di dunia”.
Kegiatan yang merupakan ajang bertemunya Orang Muda Katolik se-Asia ini akan diikuti sekitar 3.000 orang muda Katolik dari 29 negara Asia. Tema yang disampaikan pada AYD 2017 adalah “Joyful Asian Youth: Living the Gospel in Multicultural Asia!”.
Terkait tema AYD tersebut, Mgr. Pius Riana Prapdi, Ketua Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja lndonesia mengatakan, tema AYD 2017 apabila diterjemahkan bisa berarti ‘SukaCitalnjil di Tengah Masyarakat Asia Yang Majemuk’. Dengan tema ini, AYD hendak menekankan pentingnya merayakan perbedaan dalam masyarakat multikultural.
Penekanan pentingnya merayakan perbedaan dalam masyarakat multikultur itu sudah sesuai dengan visi dan misi Komisi Kepemudaan. Karenanya, Komisi Kepemudaan KWl ingin mengajak Orang Muda Katolik di Asia untukmengembangkan diri, menumbuhkan solidaritas, kepekaan sosial terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa di Asia, seperti kemiskinan, kerusakan lingkungan hidup, pelanggaran HAM, narkoba, intoleransi, ketidakadilan. ”
“Dewasa ini perbedaan merupakan aset yang seharusnya dapat kita manfaatkan. Kemajemukan bangsa Asia, justru menjadi modal utama Orang MudaKatolik untuk menghadapi tantangan tantangan tersebut. Lewat perjumpaa ndiantara orang muda Katolik, dari berbagai negara, diharapkan mereka dapat berbagi pengalaman, refleksi iman maupun wawasan, sehingga memperkokoh komitmen keyakinan demi masa depan mereka yang lebih baik”, ujar Mgr. Prabdi.
________________________
Darius Leka,SH/ Sumber: www.mirifica.net

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin