Rabu, 07 Juni 2017

Presiden Jokowi Akan Ambil Tindakan Tegas Terhadap Ormas Anti-Pancasila

JAKARTA - Pemerintah akan menindak secara tegas organisasi dan gerakan yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, kata Presiden Joko Widodo dalam upacara peringatan Hari Kelahiran Pancasila di Jakarta, 1 Juni 2017.

Pada kesempatan yang dihadiri sejumlah menteri Presiden Jokowi menegaskan perlunya kewaspadaan terhadap segala bentuk pemahaman dan gerakan yang tidak sesuai dengan Pancasila.

“Pemerintah pasti bertindak tegas terhadap organisasi dan gerakan yang Anti-Pancasila, yang Anti-UUD 1945, yang Anti-NKRl, dan yang Anti-Bhinneka Tunggal Ika,” kata Jokowi.

“Pemerintah pasti bertindak tegas paham dan gerakan komunisme yang jelas-jelas sudah dilarang di bumi lndonesia,” tegas Presiden Jokowi.

Lebih lanjut presiden mengatakan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali harus bahu membahu menggapai cita-cita bangsa sesuai dengan Pancasila.

“Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus kembali ke jati diri kita sebagai bangsa yang santun yang berjiwa gotong royong dan toleran,” kata Jokowi.

Jokowi mengegaskan bahwa kodrat bangsa lndonesia adalah kodrat keberagaman, yang ditakdirkan oleh Tuhan.

Dari Sabang sampai Merauke adalah  keberagaman, dari Miangas sampai Rote adalah keberagaman. Berbagai etnis, berbagai bahasa lokal, berbagai adat istiadat, berbagai agama, kepercayaan, serta golongan bersatu padu  membentuk lndonesia.

“Itulah Bhinneka Tunggal Ika kita, Indonesia,” kata Jokowi.

Namun, kebinekaan itu selalu diuji oleh pandangan dan tindakan yang selalu mengancamnya, seperti sikap tidak toleran yang mengusung ideologi lain selain Pancasila. Dan semua itu diperparah oleh penyalahgunaan media sosial, oleh berita bohong, oleh ujaran kebencian yang tidak sesuai dengan budaya bangsa.

Presiden Jokowi mengingatkan agar kita harus belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui oleh radikalisme dan konflik sosial, yang dihantui oleh terorisme dan perang saudara.

Berkat Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal lka, Indonesia bisa terhindar dari  masalah-masalah tersebut dan bisa hidup rukun dan bergotong-royong untuk memajukan negeri ini.

Oleh karena itu, Kepala Negara mengajak peran aktif para ulama, para ustadz, para pendeta, para pastor, para bhiksu, para pedanda, para pendidik, para budayawan dan pelaku  seni, para pelaku media, dan jajaran pemerintahan, TNI dan Polri, serta seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama menjaga Pancasila.

“Pemahaman dan pengamalan Pancasila harus terus ditingkatkan. Ceramah keagamaan dan materi pendidikan, fokus pemberitaan dan perdebatan di media sosial harus menjadi bagian dalam pendalaman dan pengamalan Pancasila,” tutur Jokowi.

Selengkapnya: Presiden Jokowi: Pemerintah Pasti Tegas Terhadap Organisasi dan Gerakan Anti Pancasila

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin