Minggu, 28 Juni 2020

Kita yang Berbeda Kita yang Tak Sama


BOGOR - Haii, perkenalkan, nama saya Aurelius Pradipa Sean Alphafiano. Saya berasal dari Paroki St. Paulus, Dekanat Utara, Keuskupan Bogor. Disini, saya akan menceritakan pengalaman saya, mulai dari mengikuti test peserta Jamnas Sekami 2018, sampai berakhirnya kegiatan Jamnas.

Jambore Nasional Serikat Kepausan Anak dan remaja Misioner yang disingkat JAMNAS SEKAMI dilaksanakan tanggal 3 – 6 Juli 2018 dimana Keuskupan Agung Pontianak yang menjadi tuan rumahnya dengan tema BERBAGI SUKACITA INJIL DALAM KEBHINEKAAN.

Semua ini berawal dari test seleksi, yang bertempat di Gereja Katedral Bogor. Peserta seleksinya ada (kurang lebih) 36 peserta. Seluruh Dekenat hadir. Dekenat Utara, Dekenat Tengah, Dekenat Barat, dan Dekenat Selatan hadir di satu tempat. Pada awalnya, kami belum sama sekali saling mengenal. Kami hanya bisa mengenal antar sesama dekenat. Pada sebelum seleksi, kami merasa cukup gugup, karna kami bersaing dengan berbagai Dekenat di Keuskupan Bogor. Pada malamnya,kami diberikan hasilnya dan ada yang 25 peserta yang lolos dan 5 dari 25 adalah peserta cadangan. Puji Tuhan, saya lolos sebagai peserta Jamnas Sekami 2018 yang akan berangkat ke Pontianak.


Pada tanggal 1 Mei 2018, kami semua, peserta Jamnas Keuskupan Bogor, berkumpul dengan beberapa Keuskupan, yaitu Keuskupan Bandung dan Keuskupan Agung Jakarta. Kami berkumpul dalam 1 tempat, yaitu di Gereja St. Matias, Cinere. Kami berlatih, untuk pensi (pentas seni) di Pontianak, pada saat acara Jamnas. Kami akan menampilkan flashmob, yang berjudul “Semua adalah Kita yang Lain”. Setelah selesai latihan, kami makan siang bersama, sambil berkenalan serta mengobrol bersama. Semua itu benar-benar terasa menyenangkan. Benar-benar terasa seru, karena kita bisa saling mengenal dari berbagai daerah, walau hanya 3 Keuskupan.

Setelah dari Cinere, 2 minggu kemudian, kami mengikuti kegiatan Road Show yang diselenggarakan oleh Romo Lucius Joko selaku Dirdios KKI. Keuskupan Bogor. Singkatnya, Roadshow itu adalah keliling ke Gereja-Gereja di semua Dekenat, yang bertujuan untuk mensosialisasikan kegiatan Jamnas Sekami 2018. Setiap 1 Dekenat kami mengunjungi 1 Paroki. Road Show diadakan setiap 2 minggu sekali. Road Show pertama, pada tanggal 13 Mei 2018, bertempat di Gereja Santa Maria Tak Bernoda, Rangkas Bitung, perwakilan dari Dekanat Barat. Lalu Road Show kedua, pada tanggal 27 Mei 2018, bertempat di Gereja St. Yoseph, Sukabumi, perwakilan dari Dekenat Selatan. Lalu Road Show ketiga, pada tanggal 10 Juni 2018, bertempat Gereja St. Fransiskus Asisi, Sukasari Bogor, perwakilan dari dari Dekenat Tengah. Road Show keempat,  tanggal 24 Juni, bertempat di Gereja St. Paulus Depok, perwakilan dari Dekenat Utara, Setelah Misa, kami bertemu dengan teman-teman BIR dari Gereja-Gereja yang kami kunjungi. (https://www.youtube.com/watch?v=HIkWciMohtQ) dan yang terakhir Road Show kelima sekaligus Misa Perutusan, pada tanggal 1 Juli 2018, yang bertempat di Gereja Katedral Bogor.Sekarang, tibalah hari-H yang kami nantikan. Pada tanggal 2 Juli 2018, kami mulai berkumpul di Gereja Katedral Bogor, untuk menginap agar pada esoknya, kita bisa berangkat bersama menuju Bandara. Pada saat menginap di Gereja Katedral Bogor, pada pukul 23.00, kami sempat bertemu dengan Bapak Uskup, Mgr. Pakalis Bruno Syukur untuk mendapat berkat perutusan. Saat tanggal 3 Juli 2018, kami berangkat menuju Bandara pukul 02.00 dini hari, naik bis. Selain Romo Joko dan kakak-kakak pembina, rombongan kami juga didampingi oleh Suster M. Michaela, SFS sebagai pendamping rohani kami. Perjalanan kami singkat, kurang lebih 1 ½ jam sampai di Pontianak.

Pada saat kami sampai disana, kami disambut dengan meriah oleh Peserta Jamnas Sekami 2018 Pontianak, yang berasal dari Kesukupan Agung Pontianak. Selama kegiatan Jamnas, peserta dari Keuskupan Bogor, tinggal di 3 kampung yang berbeda, yaitu :
  1. kampung Nazaret
  2. kampung Galilea 
  3. dan Kampung Betlehem
Setiap kampung di bagi lagi atas beberapa keluarga. Saya tinggal di kampung Nazaret di keluarga St. Marselus. Dalam keluarga saya, ada 18 peserta dan 5 animator/animatris. Mereka berasal dari berbagai Keuskupan, diantaranya Keuskupan Makasar, Bandung, Amboina, Bogor, Manado, Manokwari, Larantuka, Sanggau, Sintang, Weetebula, dan Pontianak. 

Sebelum kegiatan dimulai diawali dengan Misa Pembukaan di Gereja Katedral Pontianak. Misa tersebut dimulai saat sore. ( https://www.youtube.com/watch?v=ZA3kPo-r4Pg ) Selama 4 hari, kami tidak diijinkan menggunakan HP. Tetapi, ada kalanya kita diijinkan membuka HP, untuk membuat semacam film pendek atau meme, dan di upload ke sosial media masing-masing pada waktu yang sama dan menggunakan hastag yang sama, yaitu #JAMNASSEKAMI2018. Disinilah kami belajar bermisi menggunakan gadget. Selama kegiatan Jamnas, kita mengikuti banyak kegiatan seru bersama kakak-kakak animator/animatris dari sana. Setelah 4 hari, di hari terakhir, yaitu tanggal 6 Juli 2018, kita mengikuti Misa penutupan, pada pukul 10 pagi. Misa tersebut berjalan dengan meriah dan ramai. Setelah acara, saya benar-benar merasa sangat bersyukur bisa mengikuti acara ini, karena saya bisa  mendapatkan begitu banyak pengalaman yang menyenangkan dari semua kegiatan yang saya ikuti selama Jamnas.

Setelah acara Jamnas berakhir tgl 6 Juli, rombongan kami tidak langsung pulang. Kami pindah ke Wisma Immaculata yang letaknya dekat dengan gereja Katedral Pontianak. Kami diajak rekreasi oleh Romo Joko sebagai reward atas kerja keras kami selama ini dalam mengikuti Road Show. Kami berekreasi ke Sungai Kapuas, Tugu Khatulistiwa, Pantai Singkawang, dan Rumah Keluarga Tjia.

Tanggal 8 Juli tibalah saatnya kami pulang, yang artinya kebersamaan kami sebentar lagi akan berakhir. Setelah sampai di Bandara Soekarno-Hatta, kami mulai merasa sedih. Beberapa anak sudah dijemput orang tuanya, dan kami mulai berpisah di sini. Sebenarnya kami tidak mau berpisah, karena kami merasa sudah menjadi 1 keluarga, tetapi kami harus pulang ke rumah orang tua kami masing-masing. Tapi ada 1 hal yang membuat kami senang. Romo Joko berjanji, akan melantik kami menjadi Rasul Misioner Bogor dan itu artinya kami masih bisa bertemu kembali.

Pesan dari saya : “Janganlah menyia-nyiakan waktu, walau hanya sedetikpun. Karena, walau hanya 1 detik, kita bisa mendapatkan pengalaman indah yang belum tentu orang lain miliki.” Dan sebagai misioner cilik isilah hidupmu dengan selalu berbagi sukacita dimanapun kita berada. #SalamMisioner.

 __________________
Aurelius Pradipa Sean Alphafiano

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin