Kamis, 28 Juli 2011

Profes Sementara 9 Novis OFM

Misa di pimpin oleh Pater Peter Aman, OFM didampingi Pater Tauchen, OFM dan Pater Bone, OFM
Jumat, 15 Juli 2011 susana Novisiat Transitus Depok yang terletak Jl. Kamboja 22, Depok, Jawa Barat ini berbeda dengan suasana-suasana sebelumnya. Para pastor, bruder, frater, suster, keluarga serta undangan mulai berdatangan. Walaupun cuaca agak sedikit mendung, disirami butiran halus hujan. Tepat pukul 15.00 WIB upacara Profes Sementara atau yang akrab dikalangan umat dengan sebutan Kaul Pertama dilaksanakan dalam upacara Misa Kudus yang dipimpin oleh: Pater Petrus K. Aman, OFM didampingi Pimpinan setempat (Gardian) Rumah Biara San Damiano Depok : Pater Tauchen Hotlan Girsang OFM dan Gardian Rumah Biara Depok dan Pater Bonefasius Budiman OFM sebagai Co-Magister. Di hadapan lima ratusan umat yang hadiri dalam upacara ini 9 Novis OFM berprasetya untuk dengan setia menepati cara hidup dan Anggaran Dasar Saudara-Saudara Dina.

Upacara berprasetya
Persis setahun lamanya mereka telah mendapat bimbingan menuju tahap-tahap hidup membiara. Karena terdorong oleh ilham ilahi untuk menuruti injil, dihadapan tangan Vikaris Provinsi : Pater Petrus K. Aman, OFM yang mewakili Minister Provinsi: Peter Adrianus Sunarko, OFM yang pada saat sama sedang bertugas ke luar negeri ke-9 novis itu berprasetya untuk hidup dalam ketaatan, tanpa milik dan dalam kemurnian.
Kelompok koor Cherubims dan Cherafims
Misa yang dimeriahkan oleh kelompok koor Cherubims dan Cherafim itu dalam homilinya, Pater Petrus Aman mengatakan 12 September 2008 dihadapan petinggi institusi agama, budayawan para biarawan/ti dan para undangan termasuk kelompok muslim, Paus Benediktus XVI memberikan sambutan ilmiah tentang akar kristiani dari budaya eropa. Beliau bertutur: “dirumah ini dimana kita hidup telah hidup biarawan-biarawan muda yang sama halnya dengan hal kesibukkan lainnya adalah mencari untuk memahami makna panggilan hidup”.

Pengaruh Budaya Konsumerisme
Pater Petrus K. Aman, OFM
Lanjut Pater Aman, motifasi mereka untuk hadir disini, amatlah janggal dalam mencari Allah (quaerere deum). Dalam modus kehidupan nyata, masyarakat tidak dapat bertahan dan langgeng. Justru mereka mau menghubungkan hal yang rapuh itu dengan yang paling pokok yaitu Allah. Hari ini, ditempat ini hadir sembilan religius muda OFM. Mereka mau mengedepankan dan menyatakan sendiri apa yang mereka inginkan dan tunjukkan dalam kehidupan nyata dalam perjalanan kehidupan mereka. Mereka akan nyatakan kepada kita semua bahwa kesibukkan mereka yang paling utama dihari-hari mendatang adalah dengan kesibukkan khusus dan berbeda dengan kesibukkan-kesibukan orang muda pada umumnya dalam seusia mereka. Kondisi religious pada masa kini membenarkan seperti apa yang ditekankan Paus: bahwa nyaris tidak ada nilai yang langgeng, yang ingin dicari dan ditemukan oleh sebagian orang. Budaya konsumerisme membuat sebagian orang terjebak dan tak berdaya. Hal itu bisa datang lewat dunia maya, mall, televisi, dan dibayang-bayang sumber kehidupan dalam falidasi kehidupan fana yang semuanya akan terjawab dalam kesejatian hidup.

Tanda tangan kaul pertama
Kesanalah semua orang berarah dan kesitulah hampir orang semua orang mengarahkan pandangannya. Dalam mazmur 121 berkata: Aku melayangkan pandanganku ke gunung, dari manakah akan datang pertolonganku? Namun komputer masa kini, berpotensi aku melayangkan padanganku ke internet untuk mencari dari mana aku mendapatkan kenikmatan. Pelbagai macam masalah/ persoalan religius baik dari segi ekonomi, budaya, moral masa kini mau tidak mau kita telusuri melalui gembala yaitu dari panduan anak-anak ini, tegasnya.

Pastor sekaligus Direktur Justice, Peace, and Integrity of Creation - Ordo Fratrum Minorum (JPIC-OFM) ini menekankan: Samuel orang mudah itu, dalam suasana kegerlapan malam dan dalam buaian hidup mewah, namun masih jernih dan jelas mendengarkan suara Tuhan. Dan ini adalah pernyataan kesetiaannya yang pertama “Berbicaralah sebab hambamu ini mendengarkan”. Masih banyak manusia kristiani jaman ini yang memilih hidup mewah dan pada akhirnya memilih hal rohani dan berkata berbicaralah sebab hambamu ini mendengarkan?.

Mulai Tergusur!
Masih adakah hukum Tuhan yang menjadi favorit untuk dinikmati? Atau Tabernakel tergusur  menjadi sinetron dan Kitab Suci sudah tergusur rupa menjadi facebook? Jawaban adalah tidak. St. Fransiskus Asisi lantang bertanya kepada Tuhan “Tuhan apa yang Engkau kehendaki, saya perbuat” Hari ini ada 9 anak muda. Mereka-mereka ini akan menjadi manusia baru yang dalam bahasa Paulus akan menjadi satu dengan Kristus, dan meninggalkan manusia lama mereka untuk disalibkan bersama Kristus.

Para Novisiat yang akan berprasetya
Kita membutuhkan sebuah komitmen yang kuat di dunia yang penuh dengan segala persoalannya adalah sebuah tantangan bagi kita. Perjalanan panjang pengikut St. Fransiskus, untuk mempertegas kata-kata konsitusi gereja, kepada sauadara untuk wajib menjalani hidup injili kepada seluruh dunia dalam kasih kepada semua orang serta mewartakan nilai kristiani, perdamain dan keadilan dalam perbuatan-perbauatan mereka serta menaruh hormat pada semua insani. Berjanji menepati injil, mengikuti Yesus Kristus semoga itu yang anda cari, dan itu yang anda inginkan di masa yang akan datang di tengah dunia yang penuh dengan kenikmatan dunia supaya kemana pun diutus, hendaknya mereka selalu berusaha untuk memperhatikan hidup doa, hidup berkomunitas dan berjumpa, memberi perhatian kepada orang miskin, harapnya.
Para senior berada di antara para Novis yang akan menerima Profes Sementara
Dalam kesempatan yang sama, Sdr. Anicetus Evaristus Jebada, perwakilan dari ke-9 rekannya dalam sambutan singkatnya menuturkan “sejak 15 Juni 2010 hingga 15 Juli 2011 adalah tepat satu tahun dimana kami telah melaksanakan tugas novisiat kami di tempat ini. Mungkin dalam keberadaan kami telah melakukan hal-hal yang kurang berkenan kami memohon maaf. Ucapan terima kasih kami kepada kepada semua pihak yang tidak kami sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam panggilan kami. Dan kami tidak lupa berdoa bagi ke-19 para calon novis baru” yang menggantikan kami, tutupnya.

Pendampingan dan Dukungan
Dalam wawancara dengan Pastor Dr. Petrus C. Aman OFM, seputar pengalaman para novist yang melanjutkan pendidikan Filsafat atau Teologia seperti ke Jakarta dan Jogyakarta, apakah panggilan yang pernah ikrarkan berpuncak pada pentabisan menjadi iman?. Pater Aman menambahkan ini adalah semacam formasi panggilan saja. Sampai saat ini tidak semuanya memutuskan hingga akhir, dengan berbagaimacam alasan. Mungkin dari belajar mereka mulai merefleksikan realita hidup dan pola pikir mereka yang menjadi lebih kritis sehingga ada yang meneruskan dan berhenti.

Semoga hanya maut yang memisahkan atas pilihan hidup membiara
Melihat hal ini harapan ke depan adalah adanya pendampingan dan dukungan dari semua pihak. Artinya adanya pendampingan-pendampingan yang dilakukan tetapi obornya lebih berada pada orang itu sendiri yaitu dengan pengalaman-pengalaman hidup untuk menjadi matang terutama dalam gereja secara menyeluruh dan terekat yang dipilihnya, ujar direktur JPIC kepada KOMSOS, Jumat 15/7/2011 pukul 08.30 WIB di Novisiat Transitus Depok.

Para Novis menerima buku Anggaran Dasar Rumah Tangga
Senada dengan pastor Aman, Bapak Herman Yoseph Sudarno, ayahanda Sdr. Yulius Fery Kurniawan yang mewakili orangtua dari ke-sembilan Novis yang menerima kaul pertama mengatakan “semoga dari ke-9 saudara dina yang mengikrarkan kaul pertamanya hari ini, hanya kematianlah yang memisahkan atas pilihan hidup mereka” harapnya. Dilaporkan Oleh: Darius AR
(Perhatian: Foto atau tulisan ini, dilindungi oleh undang-undang)

------------------------------------------------------------------------
SAUDARA YANG MENERIMA PROFES SEMENTARA
  1.  SDR. YULIUS FERY KURNIAWAN, OFM
  2. SDR. YOHANES MANTUL, OFM
  3. SDR. APOLONARIS AGUSTI TEOK, OFM
  4. SDR. YOHANES TRISNO PALA, OFM
  5. SDR. ANICETUS EVARISTUS JEBADA, OFM
  6. SDR. MARSELINUS KABUT, OFM
  7. SDR. GREGORIO FEBRIANTO WENDARDINS RANUS, OFM
  8. SDR. RUPERTUS HERPIN HORMAT, OFM
  9. SDR. YULIUS SONIARDUS JEHALU, OFM
Ucapan selamat kepada para Novis dari umat dan para saudara OFM


  
 
 











 
Berprasetya dihadapan Pater Peter Aman, OFM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin