Oleh: Rm. Stanislaus Agus Haryanto, OFM
|
Masa Prapaska
identik dengan “memahami Salib Tuhan” bahkan mungkin orang sering
bertanya-tanya, “Kenapa Yesus harus memanggul Salib sampai Dia wafat di Salib??
Inilah pertanyaan yang sering menjadi pergulatan seumur hidup manusia beriman.
Dan sulit untuk menemukan jawaban yang kurang lebih pas untuk melegakan
siapapun yang bertanya. Dalam pergulatan hidup sehari-harilah semua orang
beriman mesti mampu menemukan baginya makna jalan Salib dan wafat Yesus itu
bagi hidupnya.
Berulang kali dan
berbagai cara Allah berkarya dalam hidup manusia sepanjang zaman. Karya Allah
itu tidak hanya nampak dalam para nabinya dahulu, tetapi juga melalui dan
dengan perantaraan sabdaNya. Dan sabdaNya senantiasa membuat segalanya baru dan
menghidupkan. Pengalaman Nabi Yeremia
dalam bacaan Kitab suci Minggu ini menunjukkan dimensi pembaruan hidup bagi
manusia yang telah jatuh dalam perhambaan dosa. Sabda Tuhan, “ Aku akan
mengadakan perjanjian baru dan tidak akan mengingat dosa lagi”, ini berupaya
untuk memberikan harapan baru dan kepastian yang membawa kepada hidup bagi umat
kesayangannya. Mengapa Allah justru melupakan dosa-dosa yang telah diperbuat
oleh Manusia pada masa lampau??? Inilah kunci dari rahasia Kasih Allah kepada
manusia yang berdosa. Yaitu “ membarui hati dan sanubari” setiap orang dengan
sabdaNya. Dengan melupakan masa lampau yang gelap maka orang beriman bisa
melihat cahaya terang yang akan menerangi jalan hidupnya pada hari depannya.
Maka Allah berkenan menaruh “TauratNya” ( hukum Kasihnya) dalam hati dan
batin manusia agar hati dan batinnya
selalu diarahkan kepada cahaya kebenaran.
Inilah kerahiman Allah yang tiada tara yang diberikan kepada kita
manusia yang beriman itu. Sekarang
apakah hati dan batin kita mempunyai kemiripan dengan kerahiman dan
belas kasih Allah ini??
Rasul santo Paulus
dalam bacaan II, berbicara tentang “kepekaan rasa” Yesus Kristus Putra Allah.
Sebagai Allah dan manusia, Kristus mempunyai kepekaan yang amat manusiawi.
Kepekaan perasaan itu mau menunjuk para terputusnya komunikasi dan relasi antara manusia dan Allah sendiri.
Yang dikatakan oleh Rasul Paulus Adalah dosa dan maut. Ini terjadi karena
kecenderungan manusia yang “tidak mau
taat” selalu jatuh pada pelanggaran dan dosa.
Yesus Kristus mau menjembatani keterputusan ini dengan menghadirkan
diriNya sebagai silih dan teladan ketaatan yang paripurna kepada BapaNya.
Walaupun Yesus sebagai Putra tunggal Bapa, namun Ia telah belajar taat terhadap
apa yang dideritaNya. Dengan Ketaatan kepada BapaNya, maka Yesus mau
menunjukkan “jalan” mana yang harus dilalui oleh manusia agar semua menjadi
sempurna. Semua orang ditariknya pada
jalan itu karena, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua yang taat
kepada-Nya.
Kehadiran Yesus
Kristus di dunia (melalui sabda dan Ekaristi) bertujuan menarik semua orang
pada diriNya. Dan inilah yang dikatakan oleh Kristus tatkala Dia mengungkapkan
soal biji gandum yang jatuh dan mati.
Melalui pengurbanaNya, Kristus berharap dapat menarik sebanyak mungkin
orang dari berbagai suku bangsa untuk mendapatkan tempat istimewa dimata
Tuhan. Bagi Yesus, meskipun hanya biji
gandum dan harus jatuh, tetapi memungkinkan diri untuk tumbuh subur dan
berbuah, maka demikian juga Yesus Kristus mengidentikan dengan biji gandum (rendah dan sederhana), yang harus jatuh ketanah (menggambarkan seluruh
pengorbanan Kristus di salib) dan mati, ia akan menghasilkan banyak buah
(menggambarkan buah-buah dari salib yaitu penebusan dan pemulihan oleh Kristus
terhadap dosa manusia). Inilah inti dari
teologi Salib Tuhan Yesus Kristus dalam Injil Yohanes. Pada masa Praska ini kita diingatkan kembali
oleh Kristus dalam Sabda dan EkaristiNya, bahwa Kristus berkenan memberikan
diriNya agar semua orang dapat memalui “jalan” yang ditunjukkan olehNya. Semoga
“jalan” yang dilalui oleh Kristus, yaitu jalan perendahan diri kita semua
menjadi orang-orang yang sungguh-sungguh rendah hati, karena Kristus sendiri
rendah hati untuk kita. Mari kita wujudkan
ini semua dalam hidup iman kita, sebab Kristus bersabda, “ apabila Aku
ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang untuk datang kepada-Ku”. Berkah Dalem!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin