Selasa, 09 April 2013

Surat Gembala Prapaskah 2013 - Uskup Bogor

Umat Keuskupan Bogor yang terkasih, Salam dan berkat Apostolik,
Pada tanggal 11 Oktober, Paus Benediktus XVI telah menerbitkan Surat Apostolik dengan judul Porta Fidei (Pintu Kepada Iman) dalam rangka mencanangkan Tahun Iman yang berlangsung dari tanggal 11 Oktober 2012 sampai dengan 24 November 2013, pada Pesta Kristus, Raja Semesta Alam. Pencanangan Tahun Iman tersebut adalah untuk memperingati 50 Tahun Konsili Vatikan II dan 20 Tahun diterbitkannya Katekismus Gereja Katolik.
Dengan pencanangan Tahun Iman tersebut, Paus mengajak seluruh umat agar mensyukuri dan menghargai prakarsa mulia Paus Yohanes XXIII yang telah menyelenggarakan Konsili Vatikan II, saat Gereja membuka pintunya lebar-lebar kepada dunia.
Mengapa Paus mencanangkan Tahun Iman dan apa tujuannya?
Tidak dapat kita pungkiri bahwa di sejumlah tempat di dunia ini sedang terjadi krisis iman yang mendalam. Padahal dari wilayah-wilayah itu lah awalnya misi Gereja termasuk Gereja kita di Indonesia. Di lain pihak, iman yang dimiliki umat di wilayah-wilayah yang tidak terjadi krisis masih kurang berkembang dan mendalam karena pengetahuan imannya kurang.
Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik tersebut dengan tujuan untuk mengajak umat agar memperdalam dan memperbaharui imannya terus menerus. Tahun Iman tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Bapa Suci dalam homilinya pada saat pembukaan Tahun Iman adalah “untuk memberikan rangsangan yang segar pada perutusan Gereja untuk memimpin bangsa manusia keluar dari ketegaran ke tempat kehidupan yaitu persahabatan dengan Kristus yang memberikan kepada manusia kehidupan dalam kepenuhan”.
Tahun Iman yang kita rayakan ini merupakan juga sebuah undangan bagi setiap orang katolik di Keuskupan kita, baik sebagai pribadi maupun kelompok seperti : keluarga-keluarga, komunitas-komunitas religius, lembaga-lembaga keuskupan, sekolah-sekolah, paroki-paroki, untuk dengan caranya masing-masing merayakan Tahun Iman dan memperbaharui imannya. Keuskupan kita pun mengalami pertumbuhan dan perkembangan namun pengetahuan akan iman dan juga penghayatannya masih harus kita kembangkan.
Kita diajak untuk mengenang masa lampau, mensyukuri anugerah-anugerah pembaharuan yang telah kita terima, berani menganalisis situasi, mengintrospeksi diri, serta bersama-sama merancang langkah-langkah yang tepat demi menyongsong masa depan yang lebih baik. Kita pun harus belajar dari tanda-tanda jaman, menciptakan perangkat-perangkat yang bermanfaat dalam peziarahan bersama, lagipula membekali diri dengan belajar kembali katekismus, mendalami Kitab Suci, demi memperkaya dan memperdalam iman.
Bapa Suci melalui Surat Apostoliknya mendorong kita untuk meningkatkan hubungan kita yang lebih erat lagi dengan Kristus dan GerejaNya, serta memperbaharuinya dengan melakukan pertobatan terus menerus.
Ajakan Apostolik juga mengajak kita untuk berbuat sesuatu selama Tahun Iman ini, seperti :
  • Mempelajari pokok-pokok ajaran iman kita. Keluarga-keluarga, lembaga-lembaga, paroki-paroki dan sekolah-sekolah diharapkan ikut serta dalam mensukseskan harapan-harapan tersebut.
  • Memperdalam kehidupan sakramental kita dengan ambil bagian aktif dalam ekaristi mingguan, melakukan pertobatan melalui pengakuan dosa secara berkala, mengajak anak-anak dan kaum muda untuk menghadiri perayaan ekaristi, mendorong keluarga-keluarga dan pasangan-pasangan muda untuk mengadakan doa bersama dalam keluarga masing-masing.
  • Dimana mungkin, keluarga-keluarga dan kelompok diajak untuk mengikuti acara rekoleksi, retret-retret, ziarah-ziarah rohani, dan perayaan-perayaan hari-hari penting seperti perkawinan, kaul biara, dan tahbisan sebagai upaya untuk memupuk iman katolik.

Saudara-saudara yang terkasih,
Konsili Vatikan II juga amat menekankan Gereja sebagai sebuah communio atau paguyuban yang anggota-anggotanya diharapkan mempunyai hubungan yang akrab dengan Allah dan sesamanya. Mereka juga diundang untuk terlibat aktif dalam mewartakan kabar suka cita.
Gereja partikular Keuskupan Bogor amat sadar akan keanekaragaman umatnya karena mereka berasal dari pelbagai tempat, latar belakang suku, bahasa, dan kebudayaan. Gereja Keuskupan Bogor memimpikan sebuah persaudaraan yang bersatu, yang menghargai keanekaragaman, serta membina kerukunan dan dialog dengan sesama saudaranya.
Karena itu lah, Sinode Keuskupan Bogor tahun 2002 telah mengangkat communio sebagai cita-citanya, yang berbunyi : ”Communio dari aneka komunitas basis, yang beriman mendalam, yang solider dan dialogal, memasyarakat dan missioner”.
Keuskupan Bogor pun telah bertekad untuk mengisi communio itu dengan mengingatkan umat tentang tugas perutusannya yaitu ”menghadirkan Kerajaan Allah dengan mengabdikan diri secara aktif dalam meningkatkan keimanan dan martabat manusia melalui pemberdayaan semua potensi” yang ada padanya (lihat buku Sinode Keuskupan Bogor 2002).
Maka seruan Paus mengenai Tahun Iman merupakan suatu penyegaran kembali akan apa yang telah kita sepakati dan telah kita jalankan selama ini.
Umat yang terkasih dalam Tuhan,
Pencanangan Tahun Iman di Keuskupan Bogor bertepatan dengan dimulainya masa pertobatan bersama yaitu masa puasa 40 hari tahun 2013, di mana kita semua diajak untuk merenungkan ulang konsekuensi pembaptisan yang telah kita terima.
Selama masa puasa seluruh umat diharapkan membangun dan membina semangat pertobatan agar menjadi lebih dekat dengan Tuhan dan sesama. Marilah kita meningkatkan doa, mati raga, serta tidak jemu-jemunya berbuat amal yang nyata bagi sesama saudara yang mungkin sangat membutuhkan kita. Untuk maksud itu lah tiap tahun, Panitia Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan Bogor membuat renungan APP dan mengajak umat untuk bersama-sama mendalaminya, merenungkannya, dan mengatur kesempatan untuk berdoa bersama. Selama masa prapaskah kita berupaya mengekangan diri, berpuasa, berpantang, dan rela berbagi dengan sesama saudara yang membutuhkan.
Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan Bogor tahun ini mengambil tema Beriman dan Bekerja. Tema itu tidak saja merenungkan visi dan misi Sinode Keuskupan Bogor dan Tahun Iman juga mengingatkan kita bahwa iman itu harus bermuara pada perbuatan nyata antara lain bekerja yang menghadirkan Kerajaan Allah dalam hidup manusia.
Bekerja merupakan sebuah panggilan dari Tuhan yang diberikan sejak penciptaan dunia. Bekerja adalah upaya untuk menyejahterakan diri sendiri dan sesama, perwujudan nyata dari pertobatan (Buku renungan APP, hal. 2). Sejalan dengan hal itu, bekerja harus mampu membawa pembaharuan dari hidup yang kurang sejahtera ke arah yang lebih sejahtera. Kita tidak dapat menghadirkan Kerajaan Allah dan menjadi berkat bagi sesama bila kita terlibat pada kerusakan-kerusakan moral seperti korupsi, tipu menipu, merampok, memanipulasi, merampas hak orang lain, dan merusak lingkungan hidup (Kerangka Dasar APP, hal. 10).
Maka, dalam rangka Tahun Iman dan dalam masa puasa 40 hari marilah kita bersama membaharui diri, meningkatkan doa, terutama doa-doa yang erat kaitannya dengan suasana prapaskah seperti doa jalan salib, penerimaan sakramen rekonsiliasi, doa-doa di dalam keluarga, dan di tempat kerja.
Kita diajak untuk merendahkan diri dan bermati raga dengan melakukan pantang dan puasa sebagaimana diatur dalam pedoman pantang dan puasa yang dikeluarkan oleh Gereja.
Namun hal yang sangat penting pula adalah kita terbuka kepada cinta kasih sosial dan peduli terhadap nasib sesama kita, serta rela berbagi. Kita ditantang oleh Nabi Yesaya dengan kata-kata ini :
”Inilah puasa yang Kukehendaki : lepaskanlah belenggu penindasan dan beban keadilan, dan bebaskanlah orang-orang tertindas. Bagilah makananmu dengan orang-orang lapar. Terimalah orang-orang gelandangan di rumahmu, beriklah pakaian kepada orang telanjang, dan janganlah menola saudara yang perlu ditolong. Maka terang akan menyingsing bagimu dan luka-lukamu akan sembuh. Aku akan menyertaimu dan menyelamatkan kamu” (Yes 58 :6-8)

Bogor, 2 Februari 2013
Pada hari Yesus dipersembahkan di Bait Allah

Mgr. Michael Cosmas Angkur, OFM
Uskup Bogor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin