Kamis, 13 Juni 2013

TANPA IMAM KITA TIDAK BISA MENERIMA TUBUH DAN DARAH KRISTUS

Anak-Anak Komuni Pertama yang telah menerima Komuni  Pertama
Berdasarkan kalender Liturgi Gereja Katolik, Hari Raya Tubuh Dan Darah Kristus untuk beberapa paroki, hari itu dijadikan hari penerimaan Komuni Pertama. Termasuk paroki St. Paulus Depok yang terletak di kawasan Depok Lama, Jawa Barat, pada Minggu 02 Juni 2013.
Anak-anak yang rata-rata berusia 11- 12 tahun itu segalanya telah dipersiapkan dengan baik. Sehingga upacara Penerimaan Komuni Pertama berjalan lancar dan sempurna. Lancarnya pelaksanaan upacara ini tidak terlepas dari kerjasama antara Dewan Paroki, orangtua, pembimbing, dan lain-lain sehingga memberikan kesan yang mendalam bagi anak-anak khususnya 68 anak Paroki St. Paulus Depok dan paroki-paroki tetangga yang menerimakan Tubuh dan Darah Kristus untuk yang pertama kalinya.
Tidak hanya sekadar rutinitas tahunan belaka tetapi mereka benar-benar dipersiapkan oleh para pembimbing agar layak menerima Tubuh dan Darah Tuhan. Berbagai macam kegiatan pembelajaran telah mereka lakukan seperti pelajaran agama, retret, pengakuan dosa dan kegiatankegiatan lainnya. Tidak hanya sampai disitu, untuk melanjutkan tugas pembinaan ini para orangtua pun diberi mandat dengan melakukan pembekalan dalam melanjutkan pembinaan, pembimbingan kehidupan rohaninya hingga mereka beranjak dewasa.

Tanpa Imam Kita Tidak Bisa Merayakan Misa
Melihat akhir-akhir ini banyak umat yang kurang menghayati dengan baik soal makna yang terkandung dalam Tubuh Kristus, Pastor Tauchen Hotlan Girsang, OFM menegaskan kembali beberapa hal penting. Seperti dalam kotbahnya Pastor Tauchen mengatakan pertama, “Sikap kita terhadap Tubuh dan Darah Tuhan, kita harus realistis yaitu: kita harus membedakan Roti dan Anggur yang sudah atau belum dikonsekrasi. Jika dirasakan sebenarnya tidak ada perbedaan.
Dalam perayaan Ekaristi Imam akan bertindak sebagai in persona Christi. Artinya Imam lebih daripada hanya “atas nama” atau hanya sebagai wakil saja. In Persona (dalam Pribadi Kristus) menunjukkan kesamaan Sakramental seorang imam dengan Imam Agung yaitu Kristus. Imam sebagai sarana Kristus sendiri mempersembahkan diri-Nya secara sakramental.Kata-kata konsekrasi menjadi efektif karena perintah Kristus. Imam hanya mengulangi kata-kata Kristus ”Inilah TubuhKu dengan memakai bentuk orang pertama tunggal. Maka jelaslah yang dimaksud bukan tubuh dan darah si imam itu tetapi Tubuh dan Darah Kristus.“Tubuh dan Darah Kristus yang benar harus kita melihatnya Iman. Tidak usah bahenol dalam menerima Tubuh dan Darah Kristus. Apalagi merokok dulu. Lebih baik jangan. Jika itu terjadi berarti kita tidak respek terhadap Tuhan. Kita harus sopan”, tegasnya.
Kedua, Tubuh dan Darah Kristus hanya bisa dihidangkan oleh imam. Tanpa imam kita tidak bisa menerima Tubuh dan Darah Kristus. Sekarang ini di Eropa terjadi krisis imam. Apakah dengan keadaan ini bapakbapak boleh ditahbiskan jadi imam? Atau orang-orang yang tidak menikah (usia tua) termasuk wanita?. Soal hal ini Paus tegaskan TIDAK walau pun sekarang ada krisis imam.
Janji orangtua adalah melanjutkan pembinaan iman dengan mendorong atau mendukung putera-puterinya, maka salah satu tugasnya adalah mendorong putera untuk menjadi imam. Kita harus berdoa untuk panggilan imam benaran. Jangan jadi imam gadungan. Kalau imam gadungan yang mempimpin misa maka misa itu nilainya ecek-ecek.
Ketiga, kita harus bersatu dengan Tuhan dan dalam keadaan rahmat. Banyak orangtua yang perintahkan anak-anak ke gereja sementara orangtua di rumah. Alasannya adalah karena bapak/ ibu sudah lebih lama ke gereja dari pada anak-anak. Jika demikian kejadiannya maka anak-anak yang lebih banyak mendapatkan keadaan rahmat. Oleh sebab itu diharapkan orangtua tetaplah menemani anak-anak dalam Misa Kudus dan mereka tetaplah kita dampingi dengan tekun dan setia. Sebab apa yang anak-anak lihat itulah yang anak-anak lakukan, ujar Pastor Tauchen mengakhiri kotbahnya. (Ryo Cribo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin