Senin, 17 Maret 2014

Jika Ingin Perbaiki Masyarakat, MASUKLAH ke DUNIA POLITIK

Uskup Paskalis Bruno Syukur, OFM berdialog dengan umat St. Paulus-Depok
Uskup Keuskupan Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM nampaknya sangat serius mendukung umat keuskupan Bogor yang ingin terjun ke dunia politik. Betapa tidak? Selain tiga pilar utama yang dijadikan brend dalam pelayanan dan pembinaan umat yakni: Keluarga, Kaum Muda dan Liturgi, masalah politik pun menjadi skala prioritas yang terus dikumandangkan dalam hampir setiap pembicaraan bahkan khotbah misa di hari-hari pertama memangku jabatan Uskup Bogor.

Perhatian dan dorongan uskup ini tidak serta merta nongol karena bangsa ini tengah dihadapkan pada tahun politik yang sebentar lagi  berpesta demokrasi; melainkan ada berbagai alasan yang lebih mendasar dalam kehidupan bermasyarakat di negeri ini. Sebut saja masalah kemerosotan moral yang melahirkan para koruptor yang berimbas pada kekurangan lapangan kerja dan kemiskinan; masalah disharmonisasi dan pelanggaran HAM yang tak kunjung tuntas urusannya; dan yang lainnya.


Semuanya ini tergambar secara sangat jelas pada situasi carut-marutnya kehidupan masyarakat yang nota bene disebabkan oleh praktek hidup perpolitikan bangsa ini yang lebih banyak ’miring’ daripada ’lurus’. Tidak heran para pimpinan Gereja sejagat sangat serius mendukung umatnya untuk ikut terjun dalam politik praktis yang  telah lama diserukan Paus Fransiskus selaku pimpinan tertinggi Gereja Katolik Roma. Seruan ini menjadi semakin santer dikumandangkan oleh para pimpinan Gereja baik Katolik pun Kristen lainnya di republik ini. Kebetulan Uskup asal Flores, Manggarai Barat ini ’dilahirkan kembali’ justru  di saat negeri ini tengah diglorakan dengan ’pertempuran sengit’ perebutan ’kursi’ oleh jagoan-jagoan yang diterjunkan oleh 14 partai politik peserta pemilu 2014.

Jika ingin memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat maka tidak cukup hanya mengeritik atau berteriak dari jauh; melainkan harus terjun ke dunia politik. Demikian kata Mgr. Paskalis Bruno Syukur (Alhamdulilah) saat bertatap muka dengan umat paroki St. Paulus Depok Lama di Pelataran gereja Paulus, Minggu, (9/3)

Mgr. Paskalis yang baru tiga minggu menduduki takta Keuskupan Bogor ini kembali menegaskan hal tersebut sebagai jawaban atas beberapa pertanyaan yang dilontarkan para politisi yang sengaja memproklamirkan diri sebagai caleg dari salah satu partai.  Selain memproklamirkan diri mereka juga mengiklankan diri dengan menceritakan berbagai kegitan kemasyarakatan yang telah dilakukan dalam berbagai jabatan/’kursi’ yang pernah diduduki. Sembari berpromosi diri mereka juga mengeritik Gereja yang katanya selama ini cuma berslogan Pro Ecclesiae et Patriae namun kenyataannya hanya Pro Ecclesiae sementara Patriae-nya suram.

Menanggapi antusiasme umat dalam romantisme politik tersebut, Sang Gembala baru Keuskupan Bogor  ini secara taktis dan lugas memberi jawaban dan pencerahan. Bahwa sesungguhnya sejak dulu Gereja tidak tinggal diam alias konsisten dengan slogan yang sudah begitu populer itu. Yah...untuk Gereja dan Tanah air –’pro Ecclesiae et Patriae’. Hal ini bisa dibaca dalam buku Kumpulan Dokumen Ajaran Sosial Gereja tahun 1891-1991 halaman 461. ”Kegiatan Politik harus mencerminkan perencanaan masyarakat yang konsisten dalam upaya-upaya konkrit maupun inspirasinya, dan yang berdasarkan pengertian lengkap tentang panggilan manusia serta aneka ungkapan sosialnya. Supaya jangan terkungkung di dalam dirinya Negara atau bahkan partai-partai politik pun jangan mencoba memaksakan idiologi dengan upaya-upaya yang membawa ke arah diktator atas pemikiran para warganya, kendala yang paling buruk......Di bidang itu baiklah tetap diperhatikan prinsip yang dicanangkan pada Konsili Vatikan II: ”Kebenaran hanyalah menuntut supaya diterima berdasarkan kebenaran itu sendiri, yang memasuki akal budi secara halus dan kuat”. (Dignitatis Humanae—1:AAS 58)

Singkatnya Sang mantan Provinsial para Saudara Dinah ini menyatakan bahwa Gereja dan dirinya pasti dan konsisten mendukung umat yang punya minat untuk terjun dalam panggilan politik ini. ”Gereja Katolik dan saya sendiri pasti akan sangat mendukung jika ada umat katolik di Bogor ini yang punya minat dan kemauan keras terjun dalam dunia politik. Asalkan berkualitas dan mau memperjuangkan nasib orang banyak.” tegasnya.

Sebagai bukti dukungan ini, di keuskupan Bogor dibentuk satu lembaga yang diberi nama Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) dibawah pimpinan seorang tokoh awam benrana Anton Sulis. Lembaga ini bertugas untuk menjaring dan membina para anggota yang berminat, ingin belajar dan siap terjun ke dunia politik. Bapak Uskup tidak hanya mengarahkan atau sekedar mendukung tetapi sekaligus menantang umat paroki St. Paulus terutama kaum muda ”OMK” untuk segera mendaftarkan diri pada FMKI jika sungguh berminat. ”Jangan hanya berteriak dan mengeritik tapi masuklah ke politik praktis, jika ingin memperbaiki masyarakat”, demikian Uskup Bruno mengakiri dialognya. (Bernad Bara Mitan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin