Uskup Paskalis Bruno Syukur, OFM berdialog dengan umat St. Paulus-Depok |
Uskup Keuskupan
Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM nampaknya sangat serius mendukung umat
keuskupan Bogor yang ingin terjun ke dunia politik. Betapa tidak? Selain tiga
pilar utama yang dijadikan brend dalam pelayanan dan pembinaan umat yakni:
Keluarga, Kaum Muda dan Liturgi, masalah politik pun menjadi skala prioritas
yang terus dikumandangkan dalam hampir setiap pembicaraan bahkan khotbah misa
di hari-hari pertama memangku jabatan Uskup Bogor.
Perhatian dan
dorongan uskup ini tidak serta merta nongol karena bangsa ini tengah dihadapkan
pada tahun politik yang sebentar lagi
berpesta demokrasi; melainkan ada berbagai alasan yang lebih mendasar
dalam kehidupan bermasyarakat di negeri ini. Sebut saja masalah kemerosotan
moral yang melahirkan para koruptor yang berimbas pada kekurangan lapangan
kerja dan kemiskinan; masalah disharmonisasi dan pelanggaran HAM yang tak
kunjung tuntas urusannya; dan yang lainnya.
Semuanya ini tergambar secara sangat jelas pada situasi carut-marutnya kehidupan masyarakat yang nota bene disebabkan oleh praktek hidup perpolitikan bangsa ini yang lebih banyak ’miring’ daripada ’lurus’. Tidak heran para pimpinan Gereja sejagat sangat serius mendukung umatnya untuk ikut terjun dalam politik praktis yang telah lama diserukan Paus Fransiskus selaku pimpinan tertinggi Gereja Katolik Roma. Seruan ini menjadi semakin santer dikumandangkan oleh para pimpinan Gereja baik Katolik pun Kristen lainnya di republik ini. Kebetulan Uskup asal Flores, Manggarai Barat ini ’dilahirkan kembali’ justru di saat negeri ini tengah diglorakan dengan ’pertempuran sengit’ perebutan ’kursi’ oleh jagoan-jagoan yang diterjunkan oleh 14 partai politik peserta pemilu 2014.
Jika ingin
memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat maka tidak cukup hanya mengeritik atau
berteriak dari jauh; melainkan harus terjun ke dunia politik. Demikian kata
Mgr. Paskalis Bruno Syukur (Alhamdulilah) saat bertatap muka dengan umat paroki
St. Paulus Depok Lama di Pelataran gereja Paulus, Minggu, (9/3)
Mgr. Paskalis yang
baru tiga minggu menduduki takta Keuskupan Bogor ini kembali menegaskan hal
tersebut sebagai jawaban atas beberapa pertanyaan yang dilontarkan para
politisi yang sengaja memproklamirkan diri sebagai caleg dari salah satu
partai. Selain memproklamirkan diri
mereka juga mengiklankan diri dengan menceritakan berbagai kegitan kemasyarakatan
yang telah dilakukan dalam berbagai jabatan/’kursi’ yang pernah diduduki.
Sembari berpromosi diri mereka juga mengeritik Gereja yang katanya selama ini
cuma berslogan Pro Ecclesiae et Patriae namun kenyataannya hanya Pro Ecclesiae
sementara Patriae-nya suram.
Menanggapi
antusiasme umat dalam romantisme politik tersebut, Sang Gembala baru Keuskupan
Bogor ini secara taktis dan lugas
memberi jawaban dan pencerahan. Bahwa sesungguhnya sejak dulu Gereja tidak
tinggal diam alias konsisten dengan slogan yang sudah begitu populer itu.
Yah...untuk Gereja dan Tanah air –’pro Ecclesiae et Patriae’. Hal ini bisa
dibaca dalam buku Kumpulan Dokumen Ajaran Sosial Gereja tahun 1891-1991 halaman
461. ”Kegiatan Politik harus mencerminkan perencanaan masyarakat yang konsisten
dalam upaya-upaya konkrit maupun inspirasinya, dan yang berdasarkan pengertian
lengkap tentang panggilan manusia serta aneka ungkapan sosialnya. Supaya jangan
terkungkung di dalam dirinya Negara atau bahkan partai-partai politik pun
jangan mencoba memaksakan idiologi dengan upaya-upaya yang membawa ke arah
diktator atas pemikiran para warganya, kendala yang paling buruk......Di bidang
itu baiklah tetap diperhatikan prinsip yang dicanangkan pada Konsili Vatikan
II: ”Kebenaran hanyalah menuntut supaya diterima berdasarkan kebenaran itu sendiri,
yang memasuki akal budi secara halus dan kuat”. (Dignitatis Humanae—1:AAS 58)
Singkatnya Sang
mantan Provinsial para Saudara Dinah ini menyatakan bahwa Gereja dan dirinya
pasti dan konsisten mendukung umat yang punya minat untuk terjun dalam
panggilan politik ini. ”Gereja Katolik dan saya sendiri pasti akan sangat
mendukung jika ada umat katolik di Bogor ini yang punya minat dan kemauan keras
terjun dalam dunia politik. Asalkan berkualitas dan mau memperjuangkan nasib
orang banyak.” tegasnya.
Sebagai bukti
dukungan ini, di keuskupan Bogor dibentuk satu lembaga yang diberi nama Forum
Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) dibawah pimpinan seorang tokoh awam benrana
Anton Sulis. Lembaga ini bertugas untuk menjaring dan membina para anggota yang
berminat, ingin belajar dan siap terjun ke dunia politik. Bapak Uskup tidak
hanya mengarahkan atau sekedar mendukung tetapi sekaligus menantang umat paroki
St. Paulus terutama kaum muda ”OMK” untuk segera mendaftarkan diri pada FMKI
jika sungguh berminat. ”Jangan hanya berteriak dan mengeritik tapi masuklah ke politik
praktis, jika ingin memperbaiki masyarakat”, demikian Uskup Bruno mengakiri
dialognya. (Bernad Bara Mitan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin