Senin, 17 Maret 2014

Uskup Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM; Mengajak Umat Membangun Pastoral Keramahtamahan

Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM memimpin misa pelantikan pengurus DPP/DKP, Minggu (9/3/2014)
Setelah melewati proses panjang hingga dilakukannya pembekalan tanggal 1-2 Maret 2014 lalu akhirnya 147 pengurus Dewan Pastoral Paroki St. Paulus-Depok periode 2014-2016 yang terdiri dari DPP Harian, DPP Pleno, Dewan Keuangan Paroki (DKP), Ketua Wilayah, Ketua Kelompok Umat Basis (KUB), Kelompok Kategorial, Minggu (09/03/2014) dilantik oleh Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM, sekaligus secara resmi dilakukan serah terima pastor Paroki dari RP. Tauchen Hotlan Girsang, OFM kepada RP. Yosef Paleba Tolok, OFM disaksi oleh sekitar ribuan umat yang memenuhi ruang utama hingga pelataran gereja dan sekitarnya.


Pelantikan sekaligus kunjungan pastoral, Uskup Paskalis ke Paroki St. Paulus-Depok pasca pentahbisan 22 Februari silam ini disambut antusias umat untuk mengenal lebih dekat siapa sosok Uskup Bogor murah senyum itu.

Misa Kudus pukul 08.00 WIB akhirnya menjadi agak lama, tidak seperti biasanya dilaksanakan secara konselebarasi dengan konselebran utama Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM didampingi didampingi RP. Yosef Paleba Tolok, OFM, RP. Anton Sahat Manurung, OFM, RP. Alfons S. Suhardi, OFM, RP. Tauchen Hotlan Girsang, OFM, RP. Ricard Selan, OFM, RD. Stefanus Sri Haryono Putro, berlangsung meriah oleh koor Saint Paul’s Choir (Koor Paroki St. Paulus-Depok).

Mgr. Paskalis kepada para pengurus DPP/DKP dalam kotbahnya mengungkapkan sebuah filosofi hidup orang jawa yaitu “Urip Iku Urup”. Yang artinya Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik, tapi sekecil apapun manfaat yang dapat kita berikan, jangan sampai kita menjadi orang yang meresahkan masyarakat.

Uskup baru, Pastor baru, DPP baru... semuanya baru
Filosofi ini membuat Uskup Paskalis mengisahkan kembali pergolakan batinnya disaat-saat Paus Fransiskus menunjuk dirinya sebagai Uskup Bogor.

“Saya ditantang untuk mengikuti kehendak Tuhan atau tidak. Ada gejolak dalam hati saya. Apakah saya bisa, apakah saya mampu menerima tanggungjawab yang berat ini?. Saya dihadapkan pada pilihan. Yang baik atau yang jahat. Dan saya harus siap untuk memilih tawaran itu. Karena saya mengikuti Kristus maka saya harus mengambil keputusan yang baik atas pilihan itu. Karena saya mencintai dan mentaati gereja maka saya taat atas penunjukan itu dengan mengatakan saya terima. Tugas dan panggilan ini adalah hal-hal sederhana tetapi sangat luar biasa”, ungkap Uskup kelahiran 17 Mei 1962 itu.

Lebih lanjut Uskup Syukur jugan mengatakan “Orang-orang DPP/ DKP, Ketua Wilayah, KUB dan Kelompok Kategorial yang dilantik hari ini adalah orang yang akan melanjutkan karya penyelamatan Allah di tempat ini, (Paroki Santo Paulus-Depok. red). Kepatuhan ini semoga sesuai dengan petunjuk Kristus. Oleh sebab itu dalam setiap keputusan yang diambil harus dapat mempersatukan semua orang dan berdampak pada orang disekitar kita. Dan itu adalah tujuan dari hidup menggereja kita. Mari membangun rasa persaudaraan dan pastoral keramahtamahan diantara kita sehingga semua orang merasa diterima dan dicintai”, Uskup Paskalis.

Saya siap... menjalankan tugas ini dengan benar dan baik
Usai Misa Kudus acara pun dilanjutkan dengan tatap muka serta ramahtama bersama umat di halaman gereja St. Paulus-Depok. Salah satu umat yang mengaku bernama Theresia menuturkan dia sengaja mengikuti Misa pukul 08.00 hanya ingin bertemu dan berfoto bersama dengan Uskup Paskalis. Perempuan berusia 40 tahun itu menyesal tidak bisa mengikuti upacara pentahbisan Uskup Bogor beberapa waktu lalu di Sentul City karena tugas. “Sekarang saya senang sekali bisa berfoto dengan Bapa Uskup. Semoga acara seperti ini bisa dijadikan agenda rutin tahunan kunjung Uskup ke paroki-paroki, bertatap muka dengan umat” harap ibu tiga anak ini kepada Warta Paulus.

Tidak hanya Theresia, Christina asal Paroki St. Petrus Ciluar-Bogor juga menuturkan hal yang sama. “Sejak ditahbiskan menjadi uskup, saya belum pernah melihat Uskup Paskalis seperti apa orangnya. Sekarang senang deh, bisa bersalaman langsung. Apa lagi bisa foto-foto”, ujarnya bangga.(Darius Lekalawo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin