Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM melantik sekaligus serah terima jabatan Pastor Paroki |
Kunjungan Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM ke paroki St. Paulus-Depok tidak hanya melantik para pengurus DPP/ DKP tetapi lebih dari beliau berkeinginan untuk bertatap muka dengan umat dan mengetahui lebih jauh apa yang sebenarnya terjadi. Hal itu patut diberi apresiasi. Paling tidak ada hal positif yang bisa didapat secara langsung masukkan atau usul saran dari umat.
Seperti yang terjadi pada Minggu (09/03/2014) di paroki St. Paulus-Depok. Uskup Bogor secara maraton Bapa membuka dialog langsung dengan umat, para tokoh, sesepuh dan pengurus Dewan Pastoral Paroki yang dilantiknya hingga pukul 21.00 WIB. Hal yang sungguh luar biasa. Sang Uskup dengan ramah, penuh persaudaraan dan kesederhanaan menyapa dan menjawab semua keluhan atau pertanyaan-pertanyaan dari umat
Banyak sekali yang disuarakan umat saat bertatap muka dengan Bapa Uskup Paskalis. Umat berharap masalah seperti keluarga, kepemudaan, liturgi, pelayanan, tata kelolah keuangan, kebijakan pastoral, pendidikan katolik, sosial ekonomi, harta benda gereja dan lain-lain bisa mendapat pencerahan atau jalan keluar. Walau semuanya tidak bisa terjawab untuk saat ini paling tidak bisa dijadikan bahan pertimbangan atau evalusi uskup yang ditahbiskan 22 Februari 2014 dalam tugas pengembalaannya bagi umat Keuskupan Bogor ke depan.
Siap Dikoreksi
Uskup Paskalis dalam sambutan usai pelantikan pengurus DPP/ DKP St. Paulus Depok, mengucapkan terima kasih atas kesiapan pengurus untuk menjalankan tugas pelayanan ini. “Jalan kita adalah jalan salib tetapi dalam jalan salib ada kekuatan. Saya mengajak umat sekalian untuk jalan bersama. Saya yakin kalian memiliki kekuatan dan memiliki potensi. Yesus memulai karya penyelamatan-Nya dengan memanggil para rasul. Untuk itu jangan pernah bekerja sendiri, berpikir sendiri dan memutuskan sendiri. Termasuk saya. Jika saya berjalan sendiri saya siap dikoreksi”, pintanya.
Dalam acara tatap muka dengan umat dihalaman gereja mau pun para senior, tokoh maupun sesepuh di ruangan gereja lama, Uskup Paskalis yang didampingi Pastor Yosef Tote, OFM terus menekankan sekaligus mengajak umat untuk bersatu dan berperan dalam segala hal yang terjadi.
“Orang Muda Katolik (OMK) sebagai masa depan gereja adalah bagian dari pada keluarga. Mereka harus mendapatkan perhatian yang serius dari kita semua. Keluarga sebagai brand Keuskupan karena keluarga memiliki potensi besar dalam mewartakan iman, dan dalam keluarga merupakan tempat yang sangat strategis untuk hal itu”, harap Uskup Paskalis.
Jangan Single Fighter
Selain umat, sesepuh, pengurus DPP masih mendapatkan pembekalan dari Uskup Bogor berlangsung sejak pukul 19.55 hingga 21.00 WIB. Dalam pembekalan itu Uskup Paskalis terus menekankan pentingnya kerjasama. “Dalam hal mengambil kebijakan, pengurus harus selalu berpihak pada kepentingan umat. Jangan ganti pastor ganti kebijakan. Saya tidak mau pengurus atau pastornya single fighter dan umat berjalan sendiri-sendiri”.
Tatap muka Uskup Paskalis dengan para sesepuh Paroki St. Paulus-Depok |
Menjadi menarik adalah dalam keadaan gelap “mati listrik” sekitar pukul 20:18 WIB dengan penerangan seadanya “lampu senter” Uskup Paskalis bersama Dewan Pastoral Paroki terus membicarakan hal penting yang selama ini terjadi di paroki St. Paulus-Depok. Soal keuangan misalnya, diharapkan harus ada tata kelolah yang baik sehingga tidak bocor begitu saja.
“Saya juga bingung di paroki Paulus yang sering terjadi kehilangan. Saya minta Pastor paroki untuk terus memberikan perhatian dan menyelesaikan persoalan ini”. Tidak hanya itu Uskup Paskalis juga meminta untuk “Solider dengan paroki-paroki tetangga yang membutuhkan perhatian kita”, ujar Uskup yang sendirian tetapi turut didampingi Pastor Paroki RP Yosef Tote, OFM, Pastor rekan RP. Anton Sahat Manurung, OFM dan RD. Stefanus Sri Haryono Putro, Sekjen Keuskupan Bogor.
DPP/DKP bersama Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM |
Pastor Yosef Tote, OFM, dalam melengkapi pembicaraan Mgr. Paskalis malam itu berpendapat bahwa “Jika ada persoalan atau masalah diharapkan umat bertanya pada sumber yang benar agar tidak bias atau melebar. Jangan tanya pada sumber yang tidak jelas” harap Pastor Tote. (Darius Lekalawo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin