Selasa, 14 April 2015

Roh Kudus Seperti Burung Merpati

Alkitab menggunakan berbagai metafora untuk menggambarkan Roh Kudus supaya kita dapat lebih memahami fungsi penting dan makna rohaninya. Metafora-metafora ini menggunakan bentuk-bentuk umum untuk melukiskan sesuatu yang lebih abstrak.

Salah satu metafora sangat penting yang digunakan untuk menggambarkan Roh Kudus ialah kemiripannya dengan burung merpati dan ciri-ciri mereka yang unik dan anggun; bukan hanya ciri-cirinya tetapi juga peran bersejarahnya di zaman Nuh sampai zaman para rasul hingga saat ini.

SIFAT-SIFAT BAIK
Kekasih Setia
Burung merpati dikenal setia pada pasangannya. Mereka jarang mencari pasangan kedua di sepanjang hidup mereka. Ini adalah ciri yang harus kita tiru.

"Aku tidur, tetapi hatiku bangun
Dengarlah, kekasihku mengetuk.
"Bukalah pintu, dinda, manisku,
merpatiku, idam-idamanku,
karena kepalaku penuh embun,
dan rambutku penuh tetesan embun malam!" (Kid. 5:2)




Ditulis oleh Raja Salomo, Kidung Agung oleh sebagian orang dianggap sebagai catatan kehidupan cintanya. Walaupun Salomo memiliki banyak gundik, dikatakan bahwa ia hanya punya satu cinta sejati – perempuan Shulam.

Ada juga yang mengatakan bahwa kidung ini adalah penggambaran Salomo tentang seseorang yang paling ia cintai; tetapi sebenarnya, ini bukanlah menggambarkan cinta jasmaniah yang dimengerti oleh manusia. Melainkan, menggambarkan hubungan yang rohaniah dan mesra antara Tuhan dan orang yang dikasihi-Nya.

Kekasih Tuhan ialah bangsa Israel, dan Ia telah memilih mereka menjadi umat-Nya. Hari ini, kita adalah bangsa Israel rohani dan Dia telah memilih kita menjadi bangsa pilihan-Nya. Bersama-sama, kita membangun tubuh gereja yang dianggap oleh Kristus sebagai mempelai wanita-Nya.

Kepada mempelai wanita-Nya, Tuhan memberikan kasih-Nya yang tak terbagi dan abadi, sama seperti suami mencintai istrinya dan sama seperti burung merpati setia pada pasangannya.

Cinta abadi membutuhkan komitmen satu kepada yang lain. Kalau ada sedikti saja tanda-tanda ketidaksetiaan dalam suatu pernikahan, pasti akan ada masalah dan perselisihan.

Kitab Amsal mengatakan bahwa tidaklah mungkin orang membawa api dalam gelumbung baju dan tidak terbakar pakaiannya (Ams. 6:27), dan ini berlaku juga bagi mereka yang hatinya berzinah terhadap Tuhan.

Tuhan mengharapkan kita mengasihi Dia secara khusus, dan jika kita mengalihkan kasih kita ke tempat lain, kita membangkitkan murka-Nya.

"Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!" (Yak. 4:4,5)

Tuhan mengasihi kita dengan cemburu ilahi (2Kor. 11:2-3), dan Ia telah mempertunangkan kita dengan satu suami dalam Kristus Yesus. Jika kita tidak lagi memandang Dia dan menjadi tertarik pada serta tergoda oleh dunia, pikiran kita akan dialihkan dari kesederhanaan yang berasal dari Kristus.

Seperti kata Yesus, seorang manusia tidak dapat melayani dua tuan: entah hati kita akan mengarah pada Tuhan atau mengarah pada si jahat.

Ia juga memberi kita Roh Kudus supaya kita senantiasa mengingat kasih-Nya dan merasakan Dia di dalam Roh. Roh Kudus setia kepada Tuhan dan kepada mereka yang mengasihi Tuhan. Kalau kita memilih tuan selain Tuhan, Roh Kudus tidak akan tetap tinggal bersama kita.

Makhluk yang Lembut
"Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati." (Mat. 10:16)

Ayat ini memberitahu kita bahwa ciri lain burung merpati adalah lembut. Mereka polos dan tenang, sifat-sifat yang juga dimiliki oleh Roh Kudus. Ketika kita dipenuhi Roh Kudus, kita juga akan menjadi lebih lembut.

Tuhan Yesus sendiri adalah seorang yang baik dan lembut. Hati-Nya selalu lemah lembut dan rendah hati, dan kebaikan-kebaikan inilah yang Ia inginkan dan anjurkan supaya kita pelajari dari-Nya.

Selama pelayanan-Nya, Yesus dipenuhi dengan belas kasih bagi orang-orang yang sakit dan dirasuk setan. Alkitab memberitahu kita bahwa Ia tidak menghancurkan rumput yang rebah atau memadamkan api yang redup.

Melainkan, Ia akan membuat rumput itu tumbuh kembali, dan Ia akan mengobarkan kembali nyala api. Begitu juga Yesus memperlakukan kita – dengan kelemahlembutan, kasih sayang, dan kemurahan.

Ketika kita dipenuhi Roh Kudus, dengan sendirinya kita akan mengambil ciri-ciri dan kebaikan-kebaikan Kristus. Melalui kepenuhan Roh Kudus, kita dibentuk dan dilebur untuk menjadi lebih serupa dengan-Nya.

Simbol Perdamaian
Ada banyak kegiatan sosial di mana orang melepaskan burung merpati sebagai simbol perdamaian. Demikan juga, Roh Kudus adalah penasihat dan damai sejahtera kita dan Ia akan mendamaikan kita dengan Tuhan dan mendorong kita untuk hidup selaras dengan orang lain.

Dalam surat yang ditulis Paulus kepada jemaat Efesus, ia mengingatkan orang-orang percaya bahwa oleh kasih karunia penyelamatan Yesus Kristus-lah kita dapat berdamai dengan Tuhan. Bahwa melalui Roh Kudus-lah orang-orang Yahudi dan non-Yahudi diperdamaikan dan dijadikan satu tubuh di dalam Kristus.

Damai adalah salah satu buah Roh Kudus. Kalau kita dipenuhi Roh Kudus, kita dapat hidup damai dengan setiap orang. Tanpa Roh Kudus, sukar bagi kita untuk dipersatukan dalam satu pikiran dan mengenali kehendak Tuhan.

Kalau setiap orang di antara kita dipenuhi Roh Kudus, kita akan lebih mudah memiliki damai dan kerendahhatian di dalam tubuh Kristus, dan kita akan dapat saling memaklumi dan melayani Dia dengan harmonis.

"Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya." (Yes. 11:6,9)

Inilah simbol keharmonisan di gunung Tuhan – semua orang akan datang dan menerima firman-Nya, yang akan mengubah dan memampukan kita hidup berdampingan tanpa perselisihan.

Mereka yang dulunya kejam seperti singa akan menjadi seperti domba setelah diubah oleh Roh Kudus. Semua akan datang ke gunung ini dalam kelemahlembutan dan kerendahhatian sehingga gunung Tuhan akan dipenuhi kedamaian.

PERTANDA PEKERJAAN ROH KUDUS
Jauh di awal sejarah, kita melihat penggunaan burung merpati di zaman Nuh pada saat air bah.

Setelah hujan empat puluh hari empat puluh malam, Nuh, keluarganya, dan semua binatang dalam bahtera menantikan saat yang tepat untuk keluar. Untuk mengetahui sudah seberapa banyak air surut, pertama-tama Nuh melepaskan seekor burung gagak. Burung gagak tidak pulang maka Nuh melepaskan seekor burung merpati sebagai gantinya.

Burung merpati pulang karena ia tidak menemukan tempat untuk berpijak. Tujuh hari kemudian, Nuh melepaskan burung merpati itu lagi dan kali ini ia kembali dengan sehelai daun zaitun. Seminggu kemudian Nuh melepaskan burung merpati itu untuk ketiga kalinya, dan ia tidak kembali – menandakan bahwa tanah sudah kering.

Pengiriman burung merpati menandakan tiga periode sejarah di mana Roh Kudus bekerja.

Burung merpati kembali pada pengiriman pertama karena tidak ada tempat bersih untuk meletakkan kaki dan ia tidak mau mengotori dirinya sendiri. Burung merpati kembali pada pengiriman kedua, membawa serta daun zaitun, tetapi ia tidak kembali pada pengiriman ketiga.

Pada zaman Perjanjian Lama, Roh Kudus menguatkan hamba-hamba Allah dengan memberi mereka kuasa untuk melakukan pekerjaan Tuhan. Tetapi ketika pekerjaan itu telah selesai, Roh Kudus kembali kepada Tuhan dan tidak tinggal bersama sang hamba, sama seperti burung merpati yang diutus melakukan tugas untuk pertama kalinya harus kembali kepada Nuh setelah tugasnya selesai.

Baru setelah karunia keselamatan melalui Yesus Kristus, pada hari Pentakosta, Roh Kudus turun dan menetap di antara umat Tuhan. Para rasul menerima Roh ini dan mulai memberitakan Injil dengan penuh kuasa, sehingga berdirilah gereja para rasul.

Pada akhir zaman para rasul, Roh Kudus kembali kepada Allah karena firman Allah mulai dibelokkan dan orang-orang Kristen mulai berpaling dari-Nya. Tetapi pekerjaan para rasul tidaklah sia-sia sama seperti burung merpati yang kembali dengan daun zaitun.

Daun zaitun adalah metafora untuk buah jerih payah para rasul yang bekerja tanpa kenal lelah menyebarkan injil keselamatan kepada orang-orang Yahudi dan juga bangsa-bangsa lain. Mereka menaburkan benih rencana Tuhan untuk menebus dan menyelamatkan kita melalui darah Putra-Nya yang tunggal, Yesus Kristus.

Ketiga kalinya burung merpati dilepaskan, ia tidak kembali, dan ini menandakan akhir zaman di mana kita hidup sekarang. Roh Kudus adalah hujan akhir yang akan membangkitkan kembali gereja sejati.

Roh Kudus akan tinggal bersama gereja sejati sampai kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya, dan Ia akan memberikan kuasa kepada karya pelayanan bagi Tuhan sampai saat terakhir, ketika kita masuk ke surga yang baru dan bumi yang baru.

CIPTAAN BARU DAN KEHIDUPAN BARU
"Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air." (Kej. 1:1,2)

Dua ayat pertama Alkitab mencatat bahwa Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Arti kata “melayang-layang” pada teks asli Alkitab adalah seperti burung merpati yang bersiap-siap terbang di atas air.

Teks Yahudi lain yang biasa digunakan sebagai referensi Alkitab, menjelaskan ayat ini sebagai Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas air, dan kemungkinan besar inilah catatan paling awal tentang burung merpati sebagai metafora untuk Roh Kudus.

Ketika Allah pertama kali menciptakan langit dan bumi, bumi tidak berbentuk dan kosong, dan dipenuhi kegelapan. Roh Allah-lah yang mengubah bumi dari bentuknya yang tanpa kehidupan menjadi tempat yang memberi-hidup (Mzm. 104).

Persis seperti inilah kerohanian kita. Di luar Tuhan, kehidupan rohani kita akan berada dalam keputusasaan dan kegelapan. Tanpa Dia, hidup kita akan terasa hampa dan tidak memuaskan, tetapi Roh Kudus membawakan kita harapan baru dan sensasi kepenuhan yang baru.

"Lalu kekuasaan TUHAN meliputi aku dan Ia membawa aku ke luar dengan perantaraan Roh-Nya dan menempatkan aku di tengah-tengah lembah, dan lembah ini penuh dengan tulang-tulang." (Yeh. 37:1)

Tuhan menjelaskan kehidupan baru ini kepada Nabi Yehezkiel melalui suatu penglihatan. Ia membawa Yehezkiel ke suatu lembah yang penuh tulang belulang kering dan bertanya kepadanya, “Dapatkah tulang-tulang mati ini dihidupkan kembali?” Yehezkiel menjawab tidak tahu.

Kemudian Tuhan menyuruh Yehezkiel bernubuat kepada tulang-tulang tersebut supaya kehidupan baru memasuki mereka. Sesuai dengan firman-Nya, tulang-tulang mati tersebut menumbuhkan urat dan daging, dan mereka bangkit serta menjadi tentara yang besar.

Tuhan menjelaskan kepadanya bahwa tulang-tulang ini mewakili seluruh kaum Israel. Mereka seperti tulang-tulang mati nan kering yang tanpa harapan, tetapi ketika nafas Tuhan masuk ke dalam mereka, mereka menjadi hidup.

Persis seperti ini jugalah kita hari ini – bangsa Israel rohani. Melalui Roh Allah-lah kita dapat memiliki pengharapan hidup baru, karena Roh-Nya akan memperbaharui kita, dan kita dapat mengalahkan kuasa dosa dan maut serta menjadi ciptaan baru. (Huei-Chia Chou – California, USA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin