Katedral Keuskupan Bogor |
Dalam Surat Gembala Prapaskah 2015 bertema “Sobeklah hatimu dan berbaliklah kepada Tuhan!” yang ditujukan untuk seluruh umatnya, Uskup Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM secara istimewa mengarahkan perhatiannya kepada yayasan dan sekolah-sekolah Katolik.
“Saya mengajak sekolah-sekolah Katolik untuk ikut membangun jati diri Gereja keuskupan yang berkarakter teguh, kokoh serta berani bersaksi dan hidup berdasarkan Firman Tuhan mengenai kebenaran, keadilan, kejujuran dan persaudaraan. Jauhkanlah anak-anak sekolah kita dari budaya kekerasan, budaya hedonistis, budaya “cari enak” dan “jalan pintas”, budaya narkoba. Bentuklah mereka menjadi “misionaris pemberita Sabda Tuhan” untuk keluarga dan masyarakat,” tulis uskup.
Berdasarkan tema sentral APP Keuskupan Bogor yakni “Keluarga sumber sukacita,” Uskup Bogor mengingatkan bahwa umat keuskupan diutus untuk terlibat dalam persekutuan-persekutuan basis yang ada dalam masyarakat, entah itu persekutuan internal Gereja maupun persekutuan yang bercorak lintas iman dan lintas keyakinan politis.
Dalam keterlibatan itu, Mgr Bruno Syukur mengajak umatnya menjadi “garam” dan “terang” dunia, karena mereka ditantang untuk “menghadirkan Kerajaan Allah: kerajaan Kebenaran, kerajaan Keadilan, kerajaan Kejujuran, kerajaan di mana pelayanan untuk kepentingan masyarakat umum menjadi nyata.”
Allah mempercayakan manusia ciptaannya untuk menciptakan dunia ini menjadi kerajaan-Nya, tegas uskup, maka selama masa Prapaskah, “marilah kita berusaha membangun kejernihan hati nurani kita serta kecerdasan rohani untuk mengawal agenda hidup bermasyarakat yang lebih memperhatikan bonum comune.”
Selain itu, umat diajak melakukan “discermen”, seperti yang dilakukan Tuhan Yesus Kristus saat digoda oleh setan di padang gurun (bdk. Mat 4:1-11). “Dengan mendengarkan suara Tuhan, kita dapat melakukan pilihan-pilihan yang benar dan tepat dalam kehidupan berkeluarga, menggereja dan bermasyarakat,” tegas uskup.
Selain menyerukan pertobatan, surat gembala itu menjelaskan tentang “Tokoh Yesus dan Gerakan APP.”
Tema APP “Keluarga Sumber Sukacita” dimaksudkan untuk menggerakkan keluarga-keluarga dalam rangka menjalani masa tobat dan menyongsong kemenangan Paskah. “Pembaruan hidup mesti terjadi terutama dalam lingkup Gereja domestik, yakni Keluarga,” kata uskup.
Dan dalam masa Puasa selama 40 hari itu, Mgr Bruno Syukur menegaskan bahwa teladan utama dari gerakan kembali kepada Allah itu ditampilkan oleh Yesus sendiri. “Itu tercermin dalam pewartaan, jalan salib-Nya menuju Golgota hingga wafat dan kebangkitan-Nya. Yesus sendiri mengalami suka duka hidup dalam keluarga bersama Bunda Maria, Ibu-Nya dan Santo Yoseph.”
Selain itu Uskup Bogor meminta umatnya untuk komitmen mencintai Tuhan dan Gereja-Nya. “Mencintai Tuhan dan mencintai Gereja Kristus”, menurut uskup, adalah semangat yang menjadi dasar untuk melakukan pertobatan dan percaya kepada Injil.
Mencintai Yesus tidak dapat dipisahkan dari mencintai Gereja-Nya yang adalah Tubuh mistik Kristus. “Sebagai konsekuensi iman inilah, maka kita semua dipanggil untuk memperlihatkan secara matang dan bertanggungjawab cinta kita akan Gereja Kristus di Keuskupan Bogor, dan terlibat secara penuh dan bertanggungjawab dalam hidup beriman di paroki-paroki sebagai ungkapan konkret dari pelaksanaan pertobatan,” tulis Mgr Paskalis Bruno Syukur seraya mengajak keluarga-keluarga untuk dengan sukacita berdoa, melakukan perbuatan amal, dan melakukan tindakan berpuasa. (/dr/pcp)
______________________
Sumber: penakatolik.com
“Saya mengajak sekolah-sekolah Katolik untuk ikut membangun jati diri Gereja keuskupan yang berkarakter teguh, kokoh serta berani bersaksi dan hidup berdasarkan Firman Tuhan mengenai kebenaran, keadilan, kejujuran dan persaudaraan. Jauhkanlah anak-anak sekolah kita dari budaya kekerasan, budaya hedonistis, budaya “cari enak” dan “jalan pintas”, budaya narkoba. Bentuklah mereka menjadi “misionaris pemberita Sabda Tuhan” untuk keluarga dan masyarakat,” tulis uskup.
Berdasarkan tema sentral APP Keuskupan Bogor yakni “Keluarga sumber sukacita,” Uskup Bogor mengingatkan bahwa umat keuskupan diutus untuk terlibat dalam persekutuan-persekutuan basis yang ada dalam masyarakat, entah itu persekutuan internal Gereja maupun persekutuan yang bercorak lintas iman dan lintas keyakinan politis.
Dalam keterlibatan itu, Mgr Bruno Syukur mengajak umatnya menjadi “garam” dan “terang” dunia, karena mereka ditantang untuk “menghadirkan Kerajaan Allah: kerajaan Kebenaran, kerajaan Keadilan, kerajaan Kejujuran, kerajaan di mana pelayanan untuk kepentingan masyarakat umum menjadi nyata.”
Allah mempercayakan manusia ciptaannya untuk menciptakan dunia ini menjadi kerajaan-Nya, tegas uskup, maka selama masa Prapaskah, “marilah kita berusaha membangun kejernihan hati nurani kita serta kecerdasan rohani untuk mengawal agenda hidup bermasyarakat yang lebih memperhatikan bonum comune.”
Selain itu, umat diajak melakukan “discermen”, seperti yang dilakukan Tuhan Yesus Kristus saat digoda oleh setan di padang gurun (bdk. Mat 4:1-11). “Dengan mendengarkan suara Tuhan, kita dapat melakukan pilihan-pilihan yang benar dan tepat dalam kehidupan berkeluarga, menggereja dan bermasyarakat,” tegas uskup.
Selain menyerukan pertobatan, surat gembala itu menjelaskan tentang “Tokoh Yesus dan Gerakan APP.”
Tema APP “Keluarga Sumber Sukacita” dimaksudkan untuk menggerakkan keluarga-keluarga dalam rangka menjalani masa tobat dan menyongsong kemenangan Paskah. “Pembaruan hidup mesti terjadi terutama dalam lingkup Gereja domestik, yakni Keluarga,” kata uskup.
Dan dalam masa Puasa selama 40 hari itu, Mgr Bruno Syukur menegaskan bahwa teladan utama dari gerakan kembali kepada Allah itu ditampilkan oleh Yesus sendiri. “Itu tercermin dalam pewartaan, jalan salib-Nya menuju Golgota hingga wafat dan kebangkitan-Nya. Yesus sendiri mengalami suka duka hidup dalam keluarga bersama Bunda Maria, Ibu-Nya dan Santo Yoseph.”
Selain itu Uskup Bogor meminta umatnya untuk komitmen mencintai Tuhan dan Gereja-Nya. “Mencintai Tuhan dan mencintai Gereja Kristus”, menurut uskup, adalah semangat yang menjadi dasar untuk melakukan pertobatan dan percaya kepada Injil.
Mencintai Yesus tidak dapat dipisahkan dari mencintai Gereja-Nya yang adalah Tubuh mistik Kristus. “Sebagai konsekuensi iman inilah, maka kita semua dipanggil untuk memperlihatkan secara matang dan bertanggungjawab cinta kita akan Gereja Kristus di Keuskupan Bogor, dan terlibat secara penuh dan bertanggungjawab dalam hidup beriman di paroki-paroki sebagai ungkapan konkret dari pelaksanaan pertobatan,” tulis Mgr Paskalis Bruno Syukur seraya mengajak keluarga-keluarga untuk dengan sukacita berdoa, melakukan perbuatan amal, dan melakukan tindakan berpuasa. (/dr/pcp)
______________________
Sumber: penakatolik.com
Banyak hal yang saya dapatkan di blog ini.
BalasHapusTerima kasih,
Tuhan memberkati