(Sumber foto: jeffrysudirgo.org) |
Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus. akhir-akhir ini kita melihat bagaimana kisah sedih keberadaan hukum di bangsa kita ini. Masing-masing dari institusi menunjukkan ambisi ego kekuasaan mereka. Menghiraukan kebenaran hukum yang berlaku bagi semua masyarakat kita. Krisis akan kebenaran hukum yang jelas dipertanyakan oleh semua orang. Sungguh memprihatinkan krisis kebenaran hukum bagi bangsa kita saat ini.
Bercermin dari situasi kondisi masyarakat kita sekarang ini maka kita pun menjumpai situasi yang sama terjadi pada saat Yesus berkarya di Galilea. Banyak orang Yahudi yang “buta” akan kebenaran Allah saat itu. Kebenaran Allah itu diwartakan dalam Diri Yesus Kristus. Tetapi kebenaran yang hadir disangkal oleh ego dari orang-orang yang “haus” akan kehormatan (“gila hormat”). Kondisi dari situasi konspirasi dari beberapa oknum yang menghalangi kebenaran hukum itu sudah ada dari zaman ke zaman dan bahkan menggerogoti keutuhan iman manusia.
Saudara-saudariku, kehidupan sejati sudah diperkenalkan kepada kita semua lewat Yesus Kristus. Kita pun bisa mengalami itu apabila kita mampu mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus. Tetapi ketika kita tidak mampu mengalaminya itu maka kita pun sama dengan orang-orang Yahudi saat itu yang hanya bisa “menonton” bagaimana Yesus saat itu menjadi sasaran dari ketamakan manusia akan kehormatan diri. Tantangan bagi kita untuk mengalami perjumpaan dengan Yesus ialah sikap egois diri dan hasutan rintangan dari sekitar diri kita.
Menarik bahwa satu alasan mengapa banyak orang, baik rakyat jelata maupun pemimpin yang tidak mempercayai Yesus adalah karena mereka tahu siapa Dia dan asal Yesus, dan mereka tidak bisa menerima bahwa orang dengan asal-usul seperti Yesus adalah Orang yang Diurapi, Sang Mesias.
Bagaimana dengan kita? Mungkin ada yang memiliki asal-usul yang tidak jelas, karena tidak diketahui siapa orang tuanya. Ada yang punya latar belakang yang gelap, bergelimang kejahatan pada masa yang lalu. Ada yang pernah melakukan kesalahan, dan hidup menanggung konsekuensi kesalahan itu. Tidak peduli apa latar belakang hidup kita, tanpa Yesus sebagai pemilik kehidupan itu, sebenarnya tidak memiliki arti yang bernilai kekekalan. Namun ketika Yesus menyentuh hidup kita, Ia akan mengubah tujuan hidup kita menjadi tujuan hidup Allah, dan yang bernilai mulia dan kekal. Ada tantangan, ada perlawanan, ada masalah dalam hidup kita. Tapi karena kita memiliki tujuan yang jelas, kita mau melewati hidup ini dalam kasih, kuasa dan kebenaran Allah yang akan kita hidupi sehari-hari.
Marilah berdoa:
Bercermin dari situasi kondisi masyarakat kita sekarang ini maka kita pun menjumpai situasi yang sama terjadi pada saat Yesus berkarya di Galilea. Banyak orang Yahudi yang “buta” akan kebenaran Allah saat itu. Kebenaran Allah itu diwartakan dalam Diri Yesus Kristus. Tetapi kebenaran yang hadir disangkal oleh ego dari orang-orang yang “haus” akan kehormatan (“gila hormat”). Kondisi dari situasi konspirasi dari beberapa oknum yang menghalangi kebenaran hukum itu sudah ada dari zaman ke zaman dan bahkan menggerogoti keutuhan iman manusia.
Saudara-saudariku, kehidupan sejati sudah diperkenalkan kepada kita semua lewat Yesus Kristus. Kita pun bisa mengalami itu apabila kita mampu mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus. Tetapi ketika kita tidak mampu mengalaminya itu maka kita pun sama dengan orang-orang Yahudi saat itu yang hanya bisa “menonton” bagaimana Yesus saat itu menjadi sasaran dari ketamakan manusia akan kehormatan diri. Tantangan bagi kita untuk mengalami perjumpaan dengan Yesus ialah sikap egois diri dan hasutan rintangan dari sekitar diri kita.
Menarik bahwa satu alasan mengapa banyak orang, baik rakyat jelata maupun pemimpin yang tidak mempercayai Yesus adalah karena mereka tahu siapa Dia dan asal Yesus, dan mereka tidak bisa menerima bahwa orang dengan asal-usul seperti Yesus adalah Orang yang Diurapi, Sang Mesias.
Bagaimana dengan kita? Mungkin ada yang memiliki asal-usul yang tidak jelas, karena tidak diketahui siapa orang tuanya. Ada yang punya latar belakang yang gelap, bergelimang kejahatan pada masa yang lalu. Ada yang pernah melakukan kesalahan, dan hidup menanggung konsekuensi kesalahan itu. Tidak peduli apa latar belakang hidup kita, tanpa Yesus sebagai pemilik kehidupan itu, sebenarnya tidak memiliki arti yang bernilai kekekalan. Namun ketika Yesus menyentuh hidup kita, Ia akan mengubah tujuan hidup kita menjadi tujuan hidup Allah, dan yang bernilai mulia dan kekal. Ada tantangan, ada perlawanan, ada masalah dalam hidup kita. Tapi karena kita memiliki tujuan yang jelas, kita mau melewati hidup ini dalam kasih, kuasa dan kebenaran Allah yang akan kita hidupi sehari-hari.
Marilah berdoa:
Allah Bapa di Surga, puji dan syukur kami haturkan kepadaMu atas segala pengasihanMu pada diri kami semua. Engkau selalu memberikan kami kekuatan untuk menjalani pengalaman yang beraneka ragam macamnya. Saat ini berikanlah kami kekuatan untuk bisa mengalami perjumpaan dengan PutraMu Tuhan kami Yesus Kristus agar kami semakin mengenal Engkau dalam kehidupan kami terutama pada masa praPaska ini. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
_________________________
RD. Lukas W
Sumber: http://keuskupanbogor.org/renungan/pengalaman-perjumpaan/
_________________________
RD. Lukas W
Sumber: http://keuskupanbogor.org/renungan/pengalaman-perjumpaan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin