Jumat, 27 November 2015

Presiden Jokowi diundang ke Vatikan

Tahun 2017 direncanakan Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia yang salah satu acaranya menghadiri, Asian Youth Day (AYD) di Jogyakarta.

Dalam kunjungan itu, diharapkan juga Paus dapat mengunjungi Pontianak untuk bertemu dengan umat Katolik Regio Kalimantan. Namun kunjungan Paus itu baru terlaksana jika pemerintah Indonesia merestui dan mengundang Bapa Suci.

Terkait dengan hal itu, Vatikan melalui Menteri Luar Negeri Vatikan Kardinal Pietro Parolin telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan itu, Kardinal Parolin mengundang secara resmi Presiden Jokowi ke Vatikan yang direncanakan tahun 2016.

Demikian diungkapkan Ketua Pelaksana Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa), AM Putut Prabantoro di Jakarta, Senin (23/11) menyusul pertemuannya dengan Uskup Agung Keuskupan Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus di Pontianak beberapa hari lalu di Pontianak.



“Mgr Agustinus Agus menjelaskan, secara resmi Vatikan, melalui Kardinal Pietro Parolin mengundang Presiden Joko Widodo untuk berkunjung ke Vatikan. Menurut rencana, diharapkan kunjungan itu dapat dilakukan pada tahun 2016,” ujar Mgr Agus seperti yang dikutip Putut Prabantoro.

Hal ini terkait dengan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia yang rencananya tahun 2017. Dalam kunjungan ke Indonesia tersebut, salah satu program yang akan dihadiri adalah menghadiri AYD. Acara itu merupakan program tiga tahunan yang sebelum ini diadakan di Korea Selatan.

“Tentu saja kunjungan ke Indonesia tersebut hanya bisa dilaksanakan jika pemerintah Indonesia mengundang dan sekaligus merestui kehadiran Bapa Suci,” ujar Putut Prabantoro mengutip penjelasan Uskup Agung Pontianak itu.

Masih mengutip penjelasan Mgr Agustinus Agus, Putut mengatakan, umat Katolik Regio Kalimantan sangat berharap Paus Fransiskus juga dapat berkunjung ke Pontianak yang memiliki jumlah posentase umat Katolik terbesar kedua setelah Nusa Tenggara Timur (NTT). Kehadiran Bapa Suci itu di Pontianak, jika dimungkinkan, akan menjadi momentum yang penting bagi umat Katolik di Regio Kalimantan yang berada dalam dua keuskupan Agung yakni Keuskupan Agung Pontianak dan
Keuskupan Agung Samarinda.

Alasan yang kedua adalah terkait dengan ekologi. Melalui Ensiklik Laudato Si, Paus Fransiskus menunjukkan perhatiannya yang serius terhadap lingkungan hidup. Oleh karena itu, kunjungan Paus ke Kalimantan sangat kontekstual terkait dengan rusaknya hutan di Kalimantan. Dengan demikian, kehadiran Bapa Suci tersebut diharapkan dapat mendorong masyarakat Kalimantan dan juga Indonesia pada umumnya secara sungguh-sungguh memelihara, menjaga dan menanam kembali hutannya yang sekarang sudah hancur tersebut.

Dalam ensiklik Laudato Si, Paus Fransiskus mengundang semua manusia kepada dialog terkait masa depan rumah bersama. Rumah bersama yang dimaksud oleh Paus Fransiskus adalah wujud komitmen kepada Ibu Pertiwi atau Ibu Bumi yang dipijak bersama dan yang memberi kehidupan bagi seluruh umat manusia.

“Mgr Agustinus Agus menyadari kehadiran Paus di Pontianak sangat tergantung pada ketersediaan waktu Bapa Suci. Sebagai Uskup Agung, beliau melihat kehadiran Paus Fransiskus di Pontianak memiliki arti yang sangat penting. Keuskupan Agung Pontianak menyediakan diri menjadi tempat kunjungan Paus di Regio Kalimantan,” ujar Putut Prabantoro, yang pada akhir Oktober lalu bertemu dengan Paus Fransiskus dalam audiensi di Vatikan. (http://indonesia.ucanews.com/2015/11/24/presidan-jokowi-diundang-ke-vatikan)

Keterangan foto: Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi memberikan keterangan pers bersama dengan Kardinal Pietro Parolin di gedung Pancasila, Pejambon, 11 Agustus 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin