Joyful Run diselenggarakan dengan maksud untuk mengenalkan Asian Youth Day (AYD) 2017, yang akan diselenggarakan tanggal 30 Juli sampai 9 Agustus 2017, kepada masyarakat kota Semarang dan sekitarnya. Acara itu juga merupakan ungkapan syukur dan terimakasih atas dukungan umat bagi AYD 2017.
AYD adalah pertemuan 3-5 tahunan regional kaum muda dari semua negara anggota Federation of Asian Bishops’ Conferences (FABC). Perjumpaan ini bertujuan untuk mempromosikan budaya solidaritas di kalangan Orang Muda Katolik (OMK) Asia dan membangun kesadaran yang mendalam mengenai tugas mereka di Gereja dan masyarakat.
Sesuai tema AYD 2017 yaitu “Joyful Asian Youth Living the Gospel in Multiculture Asia”, Ketua Pelaksana AYD 2017 Pastor Heribertus Budi Purwantoro Pr berpesan kepada OMK untuk bisa membawa kabar gembira.
“Kita bisa hidup bersama dalam multikultur dan selalu joyful menawarkan bahwa kegembiraan kita sebagai orang Indonesia, Asia dan dunia adalah bisa hidup bersama dengan damai dalam multikultur,” kata Pastor Purwantoro. Anak-anak muda, lanjutnya, tidak hanya menjadi generasi masa depan bangsa saja, tetapi masa kini dan masa depan.
Acara yang dimulai dan diakhiri di stadion Trilomba Juang Semarang tanggal 18 Desember 2016 itu mendapat apresiasi positif dari tokoh-tokoh lintas agama. Taslim Sahlan dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah menegaskan Joyful Run adalah acara yang menunjukkan wajah Indonesia. “Joyful Run adalah Indonesia banget. Biarkan hari ini malaikat-malaikat bersama kita menjadi saksi bahwa kita ini adalah NKRI banget. Bahwa kita bhinneka banget gitu loh,” katanya.
Andi Tjiok, seorang pemuda Konghucu mengatakan, Joyful Run merupakan napak tilas perjuangan bersama meraih kemerdekaan tanpa melihat latar belakang apapun. “Kita mempunyai satu tujuan yaitu kemerdekaan Indonesia,” katanya. Dia berharap, “apapun sukunya jadilah 100 persen suku kita, apapun agama kita jadilah 100 persen agama kita, tapi yang penting adalah kita harus 100 persen Indonesia.”
Ni Ketut Caesaria Dewi Wirani yang beragama Hindu mengaku merasakan semangat damai sepanjang mengikuti Joyful Run. “Benar-benar kedamaian yang nyata buat saya pribadi,” kata gadis yang biasa disapa Rani itu.
Santika Yohanto Satyanegara, dari agama Buddha, merasa senang bisa menikmati kebersamaan dalam perbedaan. Menurut anita itu, perbedaan itu seperti pelangi.
Rukma Setyabudi mengapresiasi acara Joyful Run karena di dalamnya tedapat keberagaman. “Di sini, betul-betul kita rasakan Bhinneka Tunggal Ika. Walaupun kita mungkin tidak satu suku, satu kepercayaan, satu agama, tetapi kita semua adalah Indonesia. Inilah yang harus kita pupuk dan kita jaga khususnya untuk Jawa Tengah. Luar biasa! Dengan acara seperti ini rakyat menjadi sehat, Negara menjadi kuat,” kata ketua DPRD itu.
Adminstrator Diosesan Keuskupan Agung Semarang Pastor FX Sukendar Wignyosumarta Pr mengapresiasi upaya panitia dalam mengatur acara yang menciptakan kerjasama yang baik dan melibatkan banyak pihak. “Joyful Run menjadi kesempatan bagi masyarakat, pemerintah, wakil rakyat dan komunitas agama berbaur tanpa sekat. Aura damai, kebersamaan dan saling memahami sangat terasa. Inilah Indonesia kita. Inilah multikultur yang kita rasakan dan rayakan,” kata imam itu.
Usai berlari atau berjalan para peserta menikmati berbagai pentas seni seperti marching band dan dancing, serta penampilan penyanyi Citra Skolastika, Pastor Aloys Budi Purnomo Pr yang berkolaborasi dengan tarian Sufi yang diperagakan oleh santri-santri dari Pondok Pesantren Al Ishlah, dan Pastor Raymundus Sugihartanto Pr. Lalu, diadakan acara pengundian hadiah dengan hadiah utama satu unit mobil.(penakatolik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin