Sabtu, 3 September 2016 Gereja St. Paulus didatangi orang-orang berjengot, memakai sarung, dan di kepalanya melekat kopiah putih. Simbol-simbol fisik ini dijadikan sebagai identitas pengikut ajaran Nabi Muhamad SAW. Kedatangan mereka bukan untuk mengacaukan namun justru membawa kabar baik yang menyejukkan. Jumlahnya rombongan tidak banyak, hanya lima orang. Mereka dari utusan agama-agama yang ada di tanah air ini. Mereka adalah para pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Depok. Kehadiran mereka terkait dengan kelengkapan mengurus IPR Gedung Pastoral Paroki, karena pengajuan IPR harus ada rekomendasi dari FKUB.
Rombongan yang dipimpin oleh Habib Muchsin itu mengajak umat dan pengurus gereja untuk proaktif bekerja sama dengan wadah FKUB untuk mendapatkan informasi-informasi penting dan kemudahan-kemudahan dalam mengurus sesuatu yang berkaitan dengan birokrasi pemerintahan. Mereka juga menawarkan diri untuk bisa berdialog dengan umat atau pengurus gereja berkaitan dengan masalah-masalah yang sering dihadapi oleh gereja Katolik khususnya. Mereka pun ternyata cukup intens berkomunikasi dengan Uskup Bogor dan para petinggi Keuskupan Bogor lainnya melalui daring.
Keberadaan FKUB sendiri
di Indonesia ini tidak pernah lepas dari tantangan dan gangguan, terutama oleh
kelompok-kelompok Islam fondamentaslis, kelompok yang tidak menyukai perdamaian
(intoleransi), dan kelompok liberalis. Ruang geraknya pun tidak leluasa karena
sering dianggap berbenturan dengan pemerintah.
Mari kita support para pejuang perdamaian yang berhati mulia ini agar
tercipta ayom, ayem, dan tenteram sehingga kita pun menjadi
lebih aman dalam beribadah, baik di lingkungan atau pun di gereja (Sudir I.M.,
Sekretaris DPP St. Paulus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin