Tepat pukul
13.00 pater Yosef Tote OFM melangkahkan kakinya memasuki gerbang utama
gereja/pastoran/tempat ziarah/aula paroki St. Petrus, Cianjur (foto
pertama). Tafsirkan sendiri raut wajah model apa yang sedang
dihayatinya.
Sudah banyak dari peserta yang berkunjung di kompleks
gereja ini, karena di belakang gereja terdapat sebuah kompleks doa:
jalan salib dan bunda Maria ibu segala bangsa. Kompleks ini diresmikan
sekitar lima tahun yang lalu dan dibangun dengan pimpinan pater Anton
Sahat Manurung OFM, yang juga baru pindah dari Depok ke Sindanglaya.
Setelah berfoto ria di kompleks doa ini, kami pun segera berkumpul di
aula yang luas dan besar. Sangat tinggi karena aula ini pun dipergunakan
untuk olah raga badminton, volley dsb.
Pastor Paroki yang baru
belum datang (katanya masih di Flores...) dan pastor paroki yang lama
sudah pindah ke Cipanas, dan pada saat itu juga sedang berada di
Yogyakarta, maka yang menerima kami adalah para anggota DPP dan DKP.
Maka pater Goris OFM, pastor paroki St. Paulus Depok, menyerahkan pater
Yosef OFM ke paroki St. Petrus Cianjur dan diterima oleh pater Haryo OFM
(Direktur Panti Asuhan St. Yusup, Sindanglaya, sebelumnya adalah pastor
rekan Depok). Setelah semuanya selesai, maka kami pun berpamitan pulang
karena hari telah sore dan lalin di Puncak seringkali macet berat.
Saat perpisahan selalu berat di lubuk hati. Maka pater Yosef pun tak
kuasa menahan gejolak emosi, sehingga tersendat-sendat sewaktu
memberikan berkat. Yang lain tidak usah ditanya, karena banyak juga yang
gampang ketularan. Tak disuruh-suruh, air mata tetap saja mengalir
deras.
Lagu perpisahan pun (“Kemesraan ini, janganlah cepat.....)
dilantunkan dengan mantap oleh bu Ningsih dan segera diikuti oleh yang
lain. Lembaran tisue pun menjadi sangat laris.
Bagaimana pun juga
perpisahan harus terjadi, pada jam 14.30 bis bisa beregerak keluar pintu
gerbang. Di sana sini masih ada yang sibuk membersihkan wajah dengan
lembaran tisue.
Selamat tinggal dan selamat berkarya di tempat baru
pater Yosef....! Semoga nanti malam sudah bisa tidur ... nyenyak.
Kendati serah terima “jabatan” belum terjadi, tapi sudah harus berbuat
sesuatu bersama Bruder Albert OFM. Calon Pastor Paroki: pater Bonefasius
OFM blm tiba!
Sewaktu berputar keluar kota Cianjur, bis harus
menjemput dulu bu Ningsih yang ternyata sudah melesat dahulu ke
Hipermaret untuk beli CD KARAOKE. Dibelinya sepuluh keping penuh dengan
rekaman karaoke macam-macam jenis musik.
Sepanjang perjalanan pun
dimeriahkan dengan dendang karaoke yang dilakukan oleh bu Lastri dengan
dukungan bu Ningsih serta para peserta yang lain. Karena kepenatan,
banyak juga yang bisa tertidur...
Kami mengalami suasana Puncak yang
sesungguhnya: hujan gerimis diliputi kabut yang cukup tebal. Begitu
keluar kebun teh, maka cuaca sudah membaik.
Puji Tuhan lalu lintas
masih lancar dan pada pukul 18.50 kami sudah memasuki gerbang lapangan
parkir St. Paulus Depok disertai dengan doa syukur oleh pater Alfons.
Trimakasih kepada panitia dan semua peserta dan syukur kepada Tuhan atas anugerah perjalanan yang indah dan mengesankan ini.
Alfons S. Suhardi, OFM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin