JAKARTA - Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin, menerima para perwakilan penyelenggaran Asian Youth Day 2017, Jumat 10 Maret 2017 di ruang rapat Menag, kantor Kementerian Agama RI Jl. Lapangan Banteng – Jakarta. Perwakilan yang terdiri dari Rm. Antonius Haryanto selaku Sekretaris Eksekutif Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia, Maria Anik Wusari, Rodion, Michael Ronaldo, Raymond Jr. Sihombing, dan Irene menyampaikan persiapan pelaksanaan AYD tanggal 30 Juli hingga 6 Agustus 2017 mendatang.
Disampaikan Rm. Haryanto, sesuai dengan pertemuan dalam sebuah Komisi Kepemudaan Federartion of Asian Bishops Conferences (FABC), Indonesia didampuk sebagai tuan rumah penyelenggaraan AYD 2017. Perhelatan akbar yang bakal dihadiri 3000 peserta dari 29 negara ini, mengusung tema “Joyful Asian Youth! Living the Gospel in Multicultural Asia”. “Melalui tema ini, kami ingin mempublikasikan, mewartakan tentang keberagaman budaya, agama secara gembicara dalam suasana sukacita. Tidak hanya di kawasan Asia, terlebih warna damai dan kasih dalam hidup kemajemukan di Indonesia,” papar Rm. Haryanto. Dijelaskan Romo, tema hari pertama adalah datang dan berkumpul bersama sebagai Masyarakat Asia yang Majemuk.
Kedua, menghargai keberagaman dan merayakannya bersama. Ketiga, bersatu dalam keberagaman. Keempat, merayakan kebersamaan. Dan hari kelima, berbagi dan hidup dalam sukacita Injil. “Dengan isu-isu yang mengerucut pada pendidikan, lingkungan hidup, korupsi, Narkoba, sosial ekonomi, aborsi, dan human traficking,” kata Rm. Haryanto.
Nanti, lanjut Romo, pokok-pokok pikiran tersebut terinternasilisasi dalam rangkaian kegiatan selama AYD berlangsung. Misalnya, FGD yang dikelompokan berdasarkan wilayah atau region, dengan pembahasan tentang pengalaman realitas para peserta di negaranya masing-masing. Selain itu, Youth Walk berupa katekese interaktif yang dirancang untuk membantu para peserta memperdalam pemahaman kehidupan iman dan dialog lintas agama serta keberagaman budaya di Indonesia. Berikutnya, kegiatan workshop atau lokakarya simultan untuk meningkatkan kesadaran dan pembekalan keterampilan dalam menangani isu-isu yang berkaitan dengan tema.
“Kami juga akan mengadakan live in, dimana para peserta akan tinggal di keluarga-keluarga dengan agama yang berbeda. Diharapkan, kegiatan ini memberikan gambaran pada para peserta tentang kehidupan kemajemukan di Indonesia melalui interaksi dalam keluarga-keluarga tersebut.
Selain itu, para peserta juga menyampaikan pengalaman mereka di negara-negaranya masing-masing,” ungkap Rm. Haryanto. Untuk kegiatan live in ini, Panitia telah menetapkan 11 keuskupan—tujuah diantaranya berada di pulau Jawa—dan tiga keuskupan lain, yaitu Keuskupan Denpasar, Palembang, dan Makassar.
Adapun untuk kegiatan workshop berupa eksplosure berdasarkan tema, ditentukan 25 titik lokasi dengan pemilihan pada pesantren, sekolah-sekolah yang survive meskipun berada dalam keterbataan, serta tempat rehabilitasi/pendampingan korban Narkoba.
Menanggapi hal ini, Menteri Agama menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan, khususnya bahwa pesta Orang Muda se-Asia ini, dilaksanakan di Indonesia. “Kami sangat senang, Indonesia menjadi tuan rumah dalam AYD yang ke-tujuh ini. Karena sebagai negara dengan mayoritas Muslim terbesar, kegiatan keagamaan dengan skup Asia ini, dilaksanakan di Indonnesia. Hal ini menunjukan bahwa Indonesia menghargai perbedaan dan kemajemukan, sesuai dengan semangat tema yang diangkat,” papar Menteri Agama. Menag bahkan menyambut positif kegiatan live in yang akan diadakan selama rangkaian kegiatan AYD berlangsung. Menurut Menteri, para peserta dapat memahami kehidupan yang majemuk secara nyata.
“Ini adalah proses internasilisasi yang sangat bagus,” ungkap Menteri Agama. Menag pun menyarankan agar para peserta juga diajak menyaksikan simbol keagaam melalui Candi Borobudur dan Candi Prambanan. “Untuk menyatakan bahwa, dua bangunan besar sebagai tempat peribadatan umat Budha dan Hindu, terjaga dengan baik di Indonesia dengan penduduk Muslim terbanyak,” ungkap Menteri.
Kepada Menteri Agama, Dirjen Bimas Katolik, Eusabius Binsasi, beserta Direktur Urusan Agama, Sihar Petrus Simbolon, menyampaikan bahwa dalam Kepanitiaan, Dirjen berperan sebagai Penasehat. “Dan untuk memperlancar kegiatan internasional ini, Panitia memerlukan Rekomendasi Menteri Agama sehingga pelaksanaan acara, khususnya masalah-masalah administrasi dapat berjalan dengan baik dan tidak terkendala,” ungkap Dirjen.
Hal ini pun disambut baik oleh Menteri Agama. “Intinya kami mendukung kegiatan ini dan berupaya membantu untuk memudahkan jalannya rangkaian acara tersebut,” tandas Menteri yang mengupayakan hadir dalam Pagelaran Puncar Asian Youth Day 2017 nanti.
__________
Merry Masang

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin