Rabu, 08 Maret 2017

Pesona Barrack “Barry” Obama

“Anak itu bertambah besar 1  dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya”. (Lukas 2:40)

Barrack Obama memiliki nama panggilan Barry ketika ia kecil. Barry lahir di Honolulu, 4 Agustus 1961. Kehadirannya selama sekitar 4 tahun di Jakarta, karena ikut ibunya, Ann Dunham yang menikah dengan pria Indonesia, Lolo Soetoro. Keduanya bertemu ketika sama-sama berkuliah di East-West Center University of Hawaii. Ayah kandung Barry, Barck Husein Obama Sr., adalah lelaki asal Kenya. Seusai menuntut ilmu bidang geografi, Lolo mengajak Ann tinggal di Indonesia. Ayah tiri Obama adalah tentara berpangkat Letnan yang bertugas di Direktorat Jendral Topografi TNI AD.

Setelah dua kali tertunda, akhirnya Barry memenuhi undangan presiden kita untuk mengunjungi Indonesia yang beliau sebut sebagai “My second country”. Dengan humoris ia mengistilahkan kunjungannya sebagai “pulang kampung”.

Dalam biografinya The Audatcity of Hope. Obama sempat menyinggung masa kecilnya. “Keluarga kami tidak berkecukupan pada tahun-tahun awal itu, karena angkatan bersenjata Indonesia tidak membayar para letnannya dengan gaji besar. Kami tinggal di sebuah rumah sederhana, di pinggir kota, tanpa pendingin udara, kulkas atau toilet siram. Kami tidak punya mobil. Ayah tiri saya mengendarai sepeda motor, sementara ibu saya naik bus umum setiap pagi ke kedutaan AS, tempatnya bekerja sebagai guru bahasa Inggris,”. Namun siapa menyangka bahwa sekarang Barry menjadi orang nomor satu di United State of America sebagai presiden terpilih.

Bapak-Ibu, Saudara-Saudari dan Orang Muda Katolik, Yesus lahir ke dunia ini pun dalam keadaan yang sederhana. Jauh dari kemewahaan dan kenyamanan. Tetapi semakin hari Ia bertumbuh menjadi pribadi yang besar dan memberikan dampak yang sangat luar biasa kepada dunia. Seperti mimpinya, Barrack Obama kini menjadi presiden negara adi daya. Setiap manusia memiliki kesempatan untuk menjadi “besar”. Permasalahannya adalah apa yang kita sudah siapkan saat ini untuk meraih kebesaran tersebut? Jangan berkecil hati dengan keadaan yang tidak baik apabila saat ini Anda sedang mengalaminya. Jika Anda mampu mendapatkan perkenan Tuhan, maka hidup Anda dapat berubah menjadi lebih berarti.

_____________________
Darius Leka, SH/ Bom.com, Edisi 064, Halaman 18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin