PURWAKARTA - Ribuan siswa lintas agama di Purwakarta menggelar “botram” atau makan
bersama di Bale Paseban, Pemkab Purwakarta, Senin (27/3/2017). Acara
ini digelar untuk merayakan Hari Raya Nyepi yang jatuh pada hari ini,
Selasa (28/3/2017).
Mereka mengisi waktu dengan teman berbeda sekolah atau pun beda agama dengan mengobrol atau pun selfie.
“Sudah beberapa kali ikut acara seperti ini. Jadinya saya punya
banyak teman dari beda agama.
Senang banget makin banyak teman dan udah
ga canggung lagi kalau ketemu,” ujar Ahmad Fatoni salah satu siswa SMA
di Purwakarta, Senin (27/3/2017).
Peserta pawai membawa poster bertuliskan “Indonesia rumah kita
bersama”, “Kebersamaan Ada Dalam Budaya Indonesia”. Berbagai tulisan
“Budha”, “Hindu”, Islam”, “Kristen”, Katolik”, “Konghucu” pun ikut
meramaikan pawai.
Seusai melaksanakan arak-arakan, acara “botram” pun dimulai. Siswa
lintas agama ini menyantap hidangan dan diakhiri dengan acara ramah
tamah, foto bersama, dan ada pula yang bertukar nomor kontak.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, makan bersama atau botram
merupakan tradisi kehidupan di Indonesia. Di Sunda, kata Dedi, botram
tersebut bisa juga disebut mayoran, bancakan, dan lainnya.
“Botram ini biasa dilakukan, apalagi saat peringatan hari besar. Dan
kami di Purwakarta biasa melakukan perayaan itu bersama, apapun
agamanya,” ucapnya.
Dedi mengatakan, setiap perayaan keagamaan pada intinya adalah
membangun nilai kemanusiaan. Di dalamnya, lanjut Dedi, terdapat sikap
saling mengasihi yang bisa diwujudkan dalam bentuk makan bersama.
“Botram adalah tradisi membangun karakter untuk saling mengasihi.
Selain itu, botram juga mengajarkan untuk berbagi. Bagi mereka yang
makan mewah akan berbagi dengan mereka yang makan seadanya,” pungkas
dia.
_________________
Sumber: www.matakatolik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin