VATIKAN - Paus Fransiskus dikenal ‘berbeda’ karena gebrakan tradisi yang ia
lakukan, termasuk dalam pelaksanaan Misa Kamis Putih. Kalau para
pendahulunya selalu melakukan upacara sakral itu di Vatikan atau Roma,
Fransiskus memilih ‘keluar.’
Sejak terpilih, ia selalu menekankan pentingnya keluar dari basilika,
melayani mereka yang minoritas, kaum miskin, sakit, terpenjara, bahkan
lintas agama.
Seperti dilansir dari CNN Indonesia, Pada Kamis (13/4/2017), Paus
Fransiskus memeringati Paskah dengan mengunjungi penjara berkeamanan
tinggi di Italia. Mengutip Reuters, ia membasuh kaki sekitar 12 tahanan
dalam kunjungan privat yang tak bisa diambil gambarnya untuk kepentingan
tahanan.
Vatikan mengatakan, 12 tahanan termasuk tiga perempuan dan seorang
pria Muslim memutuskan pindah agama ke Katolik dan akan dibaptis pada
Juni mendatang.
Di antara mereka itu, 10 orang warga Italia. Dua lainnya merupakan
warga negara Albania dan satu lagu berasal dari kampung halaman
Fransiskus, Argentina.
Kunjungan Paus Fransiskus menuai kontroversi bukan hanya karena ia
menemui tahanan yang memutuskan pindah agama. Di kalangan Katolik
tradisional pun ia dikritik karena mereka percaya bahwa seharusnya yang
dicuci kakinya saat Kamis Putih hanya lelaki.
Tapi Paus Fransiskus mengganti ritual itu dengan mengatakan bahwa
upacara itu terbuka bagi semua umat Tuhan. “Kita semua pendosa. Kita
semua punya cacat,” ujarnya pada tahanan, melalui sebuah khotbah yang
diimprovisasi dan disiarkan Radio Vatikan.
Ia melanjutkan, dengan mencuci kaki mereka artinya Paus Fransiskus
bahkan rela bekerja selayaknya budak “untuk menabur cinta di antara
kita.” Ia mendorong para tahanan itu untuk membantu sesama, baik di
antara mereka maupun manusia lebih luasnya.
Dua dari 12 tahanan yang ‘dipilih’ Paus Fransiskus dihukum penjara
seumur hidup, sementara 10 lainnya dilepas pada 2019 dan 2073. Dahulu,
penjara itu menampung mereka yang membutuhkan perlindungan khusus karena
melawan rekan-rekan penjahat demi negara. Kini tahanannya kebanyakan
dari kelompok kejahatan terorganisasi.
Paus Fransiskus mengatakan, dirinya mengutuk keras kelompok kejahatan
terorganisasi itu. Menurutnya, mereka adalah pemuja kejahatan dan
menjauhkan diri mereka dari gereja. Namun, Paus Fransiskus menegaskan
mereka bisa diterima kembali jika bertaubat.
Tahun lalu, Paus Fransiskus membasuh dan mencium kaki para pengungsi
termasuk yang beragama Muslim, saat Kamis Putih. Pada 2015, Paus
Fransiskus juga mengunjungi penjara untuk mencium kaki para narapidana.
_________________________________________
Darius Leka,SH/Foto: Kompas/ Sumber: www.matakatolik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin