JAKARTA - Bertempat di Gereja Katolik St. Yakobus Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat 2 Juni 2017, umat Katolik dan Protestan dari berbagai aras Gereja berkumpul dalam acara Doa Ekumene dan Doa Syukur 500 tahun Reformasi dalam Gereja.
Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Jakarta Romo Antonius Suyadi, Pr selaku Ketua Panita mengatakan, Doa Ekumene mengambil tema khusus “Untuk Kedamaian dan Kesatuan Indonesia” sekaligus peringatan Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni.
Ia menjelaskan, bukan kebetulan bahwa momentum Doa Ekumene ini juga bertepatan dengan situasi kebangsaan yang saat ini sedang menghadapi berbagai masalah.
“Momen ini sungguh luar biasa, karena dengan doa ekumene ini para pengikut Kristus yang tersebar di berbagai Gereja dan denominasi bersatu dalam suatu ungkapan syukur bersama, sekaligus persatuan ini memberi inspirasi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara yang saat ini sedang dihadapkan dengan berbagai masalah,” kata Suyadi.
Ia menambahkan, bangsa Indonesia saat ini sedang dilanda krisis teramat serius yang ditandai dengan makin menguatnya sentimen Suku, Agama, Ras dan Golongan yang pada gilirannya bedampak pada makin tergerusnya nilai-nilai kebangsaan. Ancaman perpecahan sesama anak bangsa kata dia makin hari makin membesar.
“Maka itu dengan adanya Doa Ekumene ini, umat kristiani di seluruh tanah air ingin mempersembahkan harapannya akan persatuan dan kedamaian bagi bangsa dan negara ini agar kembali bersatu dan berdamai,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Suyadi, dengan doa Ekumene ini, semangat dan nilai-nilai Pancasila diharapkan kembali hidup dalam diri setiap anak bangsa untuk selanjutnya dihayati dalam kehidupan sehari-hari.
Bangsa Indonesia yang beragam, kata dia harus menjadi kekuatan yang membuat bangsa ini makin maju, bukan sebaliknya menjadi ancaman untuk perpecahan.
“Semangat persaudaraan dan menghargai sesama anak bangsa dalam keberagaman menjadi pesan kuat Doa Ekumene ini. Semangat ekumene adalah semangat persatuan dan perdamaian, dan itulah juga harapan kita semua untuk bangsa ini,” tegasnya.
Suyadi menambahkan pula agar peran serta masyarakat termasuk umat kristiani dalam hidup berbangsa dan bernegara harus diwujudkan dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
“Lebih penting lagi adalah kita harus ambil bagian aktif dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam hidup sehari-hari,” tukas Suyadi.
Dalam Doa Ekumene kali ini turut hadir tokoh-tokoh Gereja Katolik dan Protestan, antara lain Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Ignasius Suharyo, Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan KWI Mgr. Yohanes Harun Yuwono, Sekretaris Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan KWI Rm. Agustinus Ulahayanan.
Hadir pula Ketua Umum PGI Pendeta Henriette T. Hutabarat-Lebang, Ketua Umum PGLII, Ketua Umum PGPI, Ketua Umum PGBI, Ketua Umum Bala Keselamatan, Ketua Umum Adven Hari Ketujuh, Ketua Umum Ortodox, Fasilitator Jaringan Doa Nasional, dan tokoh-tokoh umat lainnya.
Ada pun teks doa yang dibacakan dalam Doa bersama ini akan dikirimkan juga kepada Presiden, Wakil Presiden, Kapolri, dan Panglima TNI.
“Kita ingin memberi pesan juga bahwa Gereja mendukung setiap langkah pemerintah dalam upaya mensejahterakan rakyat, termasuk upaya-upaya bersama menjaga Kesatuan dan Persatuan bangsa,” pungkas Suyadi.
_________________
Sumber: www.matakatolik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin