Seperti Saulus yang bertobat dengan nama barunya Paulus, sangat mengalami keajaiban Tuhan sehingga ia mengatakan sesuatu yang sangat luar biasa sekali bahwa "Karena bagiku Hidup adalah Kristus dan Mati adalah Keberuntungan" (bdk. Filipi 1:21)
Surat Paulus kepada jemaat Filipi, saat dirinya dalam keadaan terpenjara. Bahkan, ditengah-tengah usianya yang sudah tidak lagi produktif tersebut dan dipenjara, Paulus sangat rindu untuk terus menerus memberitakan Injil dan menghasilkan buah. Paulus menyadari benar bahwa nafas hidup yang masih TUHAN izinkan untuk dihirup olehnya semata-mata agar Paulus terus menerus memberitakan Injil.
Semangat untuk meneladani Santo Paulus untuk terus memberitakan injil ditekan lagi oleh RP. Alferinus Gregorius Pontus, OFM dalam misa pesta nama paroki Santo Paulus Depok, Minggu (16/7/2017) dalam Misa Kudus pada pukul 10.00 Wib yang didampingi RP. Bartolomeus Jandu, OFM dan Diakon John.
Pater Goris dalam kotbahnya diawali dengan menyanyikan lagu Wind of Change yang dipopulerkan group musik Scorpions mengatakan Saulus yang menjadi Paulus merupakan suatu tanda pertobatan. Sebuah keajaiban (The Magic of the Moment) untuk melakukan tugas missioner hingga ke Asia kecil dalam mewartakan kabar baik, kabar gembira dari Yesus Kristus.
“Sejak bulan mei 2017 kita telah melakukan berbagai kegiatan dalam menyambut perayaan pesta nama paroki Santo Paulus Depok yang ke-57 termasuk pemancangan tiang pembangunan gedung serbaguna Santo Paulus II yang berpuncak pada hari ini 16 Juli 2017. Dan itulah the Magic of the Moment. Belum lagi kegiatan lain seperti program Ayo Sekolah dan berbagi kasih dengan mereka yang kurang beruntung. Itulah the Magic of the Moment”, ujar Pater Goris.
Lebih lanjut kata pastor yang pernah bertugas di Thailand ini berharap Saulus sebagai seorang pembenci dan berubah menjadi seorang Paulus yang pencinta. Oleh sebab itu janganlah pernah takut untuk bersuara. Teruslah berharap dan tetaplah berharap.
“Semoga hidup kita terus hiasi dengan peristiwa the Magic of the Moment, semua hal yang penuh dengan keajaiban. Selamat Pesta Nama Paroki Santo Paulus Depok”, harapnya.
Ada tiga hal!
Rangkaian dari kegiatan pesta nama paroki Santo Paulus sebenarnya sudah berlangsung sejak bulan mei 2017 silam. Kegiatan itu diantaranya adalah pertandingan futsal, Volly, bulu tangkis, jalan sehat, lomba bakiak, lomba mazmur, membaca Kita Suci, talkshow, peduli kasih, donor darah, menghias tempat sampah, foto selfie, dan lain sebagainya.
Untuk menyelaraskan dengan tema APP 2017 Keuskupan Bogor yang mengakat soal Ekologis yang mengajak umat Katolik untuk memberikan perhatiannya terhadap masalah lingkungan, pesta nama paroki Santo Paulus Depok yang ke-57 pada tahun 2017 panitia menetapkan tema “Berhabitus Ekologis dan Beriman (Bersih, Indah dan Nyaman).
Yosep Lele Putra, Ketua Panitia Pesta Nama Paroki Santo Paulus Depok yang ke-57 secara singkat dalam sambutannya mengatakan ada tiga hal yang akan disampaikan. Yang pertama, Terima kasih, yang kedua permintaan maaf dan yang terakhir adalalah terima kasih dan permintaan maaf. Namun ketiga pesan itu kurang dijelaskan secara gamblang oleh lelaki asal Ende, Flores itu yang akrab dipanggil Olis.
Namun intinya adalah Olis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi hingga suksesnya acara ini seperti para sponsor, DPP/DKP, Para Panitia dari Wilayah Santo Ignatius Loyola, Wilayah Santo Yosef, Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) yang dan para seksi sebagai ujung tombak yang telah bekerja keras, Para Ketua Wilayah dan Lingkungan. Tidak lupa dia juga mengucapkan kepada para Orang Muda Katolik (OMK) sangat antusias membantu.
Permohonan maaf, Olis sampaikan apabila sejak bulan mei 2017 ada tutur kata, sikap dan kekurangan-kekurangan lainnya yang menyebabkan suasana tidak nyaman. Mohon dibukakan pintu maafnya, pinta Olis.
_____________________
Darius Leka (Koordinator Kerasulan Awam Paroki Santo Paulus Depok)
Berikut ini beberapa foto kegiatan Pesta Nama Paroki Santo Paulus Depok yang ke-57
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin