Oleh: RP. Stanislauw Agus Hariyanto, OFM |
Berabad-abad
lamanya Gereja Kristus tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman
yang ada. Kegembiraan, harapan, duka dan kecemasan Gereja menjadi kegembiraan, harapan,
duka dan kecemasan murid-murid Kristus yang menatap pada masa depannya. Inilah
usaha dan karya baru Gereja dewasa ini, dalam menghadapi segala tantangan yang
ada sejak Gereja membuka diri dalam kancah kehidupan yang semakin kompleks.
Semangat pembaruan
ini terus-menerus dikumandangkan oleh Gereja yang mau mencoba menanggapi
perkembangan zaman, namun tetap menghayati nilai-nilai Kristiani yang hakiki
dalam Gereja dengan mencintai lagi lebih dalam akan sakramen Gereja, khususnya
sakramen Tobat dan Ekaristi. Dan tidak meninggalkan pula nilai-nilai Injili
yang ada dalam Kitab Suci, dengan cara ikut aktif mewartakan sabda, taat kepada
Gereja dan menata cara hidup rumah tangga dengan mengutamakan hidup penuh
kasih, sukacita,damai sejahtera, kesabaran, kemurahan , kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri ( Gal 5:22-23 ).
Ditengah
menguatnya kecederungan hidup yang dipengaruhi oleh dosa dan kesombangan
rohani, Gereja dewasa ini terus berbenah dan membenahi diri dengan memohon
bimbingan Roh Kudus. Gereja menyakini bahwa karya Roh Kudus terus menerus masih
dan masih akan dibutuhkan oleh orang beriman untuk menata hidupnya agar sepadan
dengan Tuhan Yesus yang telah naik ke Surga. Dasar inilah yang juga diyakini
oleh para murid perdana dalam membimbing kawanannya akan pengaruh roh kudus
dalam hidup persekutuan.
Tatakelola dan
tata kerja Roh Kudus tidak terwujud
dalam kata-kata indah yang sering kita perdengarkan dalam hidup kita atau
bahkan kalaupun kita dapat berbahasa dan berkata-kata lain sama sekalipun itu
belum tentu karya-karya roh kudus. Roh kudus hadir dan memberikan semangat baru
yang menghidupkan. Roh Kudus mempengaruhi dan menjadi jembatan bagi setiap
orang untuk mengalami Kasih Allah, meskipun bahasa-bahasa yang terucap itu lain
sama sekali. Bacaan Pertama memberikan penegasan, bahwa walaupun para murid itu
berkata-kata mempergunakan bahasa ibu mereka (baca: bahasa daerah), namun
bahasa itu bisa dimengerti dan dirasakan maknanya, yaitu sebagai pengungkapan bahwa Allah
mengasihi para murid sampai akhir. Inilah bahasa roh...bahasa yang
sungguh-sungguh dimengerti dan didalami maknanya karena akan menggambarkan
kebesaran kasih Allah bagi manusia dan juga berfungsi membarui hidup para
pendengarnya kepada yang lebih baik lagi. Bahasa roh bukanlah bahasa yang
terasa aneh dan susah kita dengarkan dan kita artikan menggunakan indra kita.
Bahasa roh adalah bahasa yang dapat membuat orang yang mendengarnya semakin
mengerti bahwa roh Allah ada dan mempengaruhi tutur bahasa itu sendiri.
Roh kudus yang
sama juga dijanjikan oleh Tuhan Yesus yang sudah naik ke Surga. “ Aku akan
mengutus kepadamu Penghibur yang berasal
dari Bapa, yaitu Roh Kebenaran”.(bacaan Injil). Roh Kudus , yaitu Roh Kebenaran
ini akan memimpin kita kepada kebenaran. Peran Roh Kudus akan membawa umat
beriman siapapun kepada kebenaran. Membawa berarti mengarahkan diri dan seluruh
hidup umat beriman kepada kebenaran yang sejati. Berarti pula memberi ruang dan
waktu yang bebas kepada setiap umat beriman untuk menyadari dirinya, apakah
memang diperlukan campurtangan Roh Kudus itu dalam seluruh hidupnya? Jawaban ya,
atas pertanyaan
ini memberi penegasan akan buah-buah Roh Kudus dalam hidup setiap orang
beriman.
Penganugerahan
Roh Kudus akan semakin dirasakan oleh mereka yang menantikan dan memohon agar
Roh Kudus juga turun atas hidup kita dewasa ini. Peristiwa Pentakosta adalah
merayakan turunnya Roh Kudus dalam diri para rasul yang notabene mempunyai
rekor dalam mengobarkan hati para umat pilihan untuk semakin percaya dan
semakin bersatu hati bahkan dengan sepenuh hati bersatu dengan yang lain demi
tegak dan kokohnya Gereja Kristus.
Bagaimana dengan
kita??? Apakah kita juga bertindak seperti para rasul?? Mengedepankan kasih
persaudaraan, damai sejahtera, penuh kasih, lemah lembut, tidak dengki dan
irihati, sopan dan masih banyak lagi perilaku para rasul yang menunjukkan
dimensi hidup yang dibarui oleh Roh Kudus. Kalau kita sudah dan akan terus
mengedepankan semangat hidup para rasul ini, saudara-saudari sekalian anda
semua berhak untuk menerima Roh Kudus yang sama seperti yang diterima para
rasul. Berkah Dalem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin