|
Misa dipimpin oleh: RP. Tauchen Hotlan Girsang, OFM dan RP. Stanislaus Agus Haryanto, OFM |
Kehadiran Gereja Katolik St.
Paulus-Depok, menurut dokumen gereja tercatat pada tanggal 7 Februari 1960 pernah terjadi peristiwa pembaptisan secara
Katolik seorang umat. Umat bernama Estalita Esperanza Maria dibaptis oleh Pastor J. J. Rosen,
OFM. Berdasarkan dokumen itu, secara resmi telah lahir sebuah
paroki yaitu Paroki St. Paulus-Depok.
Enam bulan sesudahnya yaitu tanggal 1 Juli 1960 terbentuklah sebuah kepengurusan gereja atau yang lebih dikenal dengan Dewan Pastoral Paroki dan terbitnya akte pendirian gereja sehingga ditetapkan sebagai Hari Pesta Pelindung St. Paulus-Depok.
|
Tarian dari Sumatera Utara mengiringi perarakan rombongan menuju gereja |
|
Jadi ada dua
peristiwa penting yang dirayakan Paroki St. Paulus-Depok yang maknanya sama dengan hari raya-hari raya lainnya. Setiap tanggal 07
Februari merayakan “Hari Paroki”. Sedangkan pesta nama pelindung Gereja St. Paulus-Depok akan
dirayakan setiap tanggal 01 Juli setiap tahunnya. Untuk pesta “Hari Paroki” akan ditetapkan
pemberlakuannya pada tahun 2013 yang akan datang.
Berkaitan dengan peristiwa bersejarah itu, minggu pukul 08.00 WIB, 01 Juli 2012 misa pukul 08.00 WIB ada suasana yang sedikit
berbeda dengan misa-misa mingguan sebelumnya. Pada hari itu Gereja Katolik St. Paulus-Depok, merayakan Misa khusus pesta
nama St. Paulus sebagai pelindung paroki.
|
Umat memenuhi ruang utama gereja. |
|
Dapat kita saksikan dimana kasula yang dikenakan
RP. Tauchen Hotlan Girsang,
OFM dan
RP. Stanislaus Agus Haryanto, OFM yang memimpin Perayaan Ekaristi saat itu bernuansa serba merah. Upacara yang dimulai dengan perarakan dari halaman pastoral menuju gereja, diiringi dengan tarian khas Batak oleh ibu-ibu dari lingkungan St. Maria Magdalena. Kebetulan juga saat itu lingkungan ini sebagai koor. Suasana semakin meriah dimana dalam upacara persembahan lingkungan St. Antonius
Padua mengiringi para pembawa persembahan dengan tarian khas Jawa. Tidak hanya itu.
Tampak umat yang menegenakan busana khas daerah masing-masing. Hal itu adalah gambaran dari keberagaman umat yang ada di Gereja Katolik St. Paulus-Depok. Dan itulah keberagaman yang ada baik suku maupun etnis. Ada yang dari Batak, Flores, Toraja, Jawa, Papua, dll. Warna-warni namun hanya satu iman kepada Kristus yang mempersatukan.
Selalu Membawa Yesus
Pastor Tauchen dalam kotbahnya
mengajak semua umat Paroki St. Paulus-Depok untuk meneladani semangat St.
Paulus yang selalu berjalan bersama Yesus dalam setiap tugas dan pelayanannya. Dikatakannya “Yang dibawah oleh St. Paulus adalah Yesus bukan harta maupun kekayaan sehingga
dia tidak gentar menghadapi segala persoalan maupun cercaan. St. Paulus, selalu
berjalan bersama Yesus membawa keselamatan".
|
Tarian khas Jawa mengiringi para pembawa persembahan |
|
“Untuk itu diharapkan agar seluruh umat paroki kita baik ketua
lingkungan, wilayah, seksi-sesksi diharapkan dapat berjalan bersama Yesus.
Jangan ada yang mengundurkan diri dalam pelayanan. Memang tidak gampang berjalan
bersama Yesus. Namun kita harus tidak gentar mengahadapi segala tantangan dan cobaan seperti
yang dialami St. Paulus”,harapnya.
|
Warna-warni namun satu dalam iman |
|
Setelah misa, acara dilanjutkan dengan makan bersama berupa ‘rebusan’
yang dipersiapakan oleh Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI). Tulisan dan foto oleh:
Darius Lekalawo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin