Dengan Darah-Mu yang Kudus, Selamatkan aku |
Melalui tema Aksi Puasa Pembanguan (APP) 2013, keuskupan dan keuskupan agung Indonesia menyoroti iman, persaudaraan, berbelarasa serta pentingnya kerja. Tema-tema tersebut juga berkaitan dengan Tahun Iman, yang diluncurkan oleh Paus Benediktus XVI guna menandai 50 tahun Konsili Vatikan II.
APP Nasional tahun 2013 mengambil tema “Menghargai Kerja”, yang dikeluarkan oleh Konferensi Waligereja Indonesia melalui Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (Komisi PSE KWI).
Tema ini dipertajamkan lagi di setiap keuskupan dan keuskupan agung dengan memilih sub-tema masing-masing berdasarkan situasi di wilayah mereka, yang kemudian dikeluarkan dalam bentuk Surat Gembala dan bahan untuk pendalaman iman di Kelompok Basis Gereja selama masa Prapaskah.
UCAN Indonesia mengutip beberapa Surat Gembala, yang di-postingdi website keuskupan atau paroki.
Keuskupan Surabaya memilih tema APP 2013: “Bekerja dengan Iman”. Bekerja dengan iman, berarti bekerja dengan mengandalkan Tuhan sendiri, bekerja sesuai dengan rencana dan kehendak Tuhan.
Dewasa ini banyak orang tanpa sadar sering melihat makna bekerja sekedar mencari penghasilan demi memenuhi kebutuhan hidup. Sementara makna bekerja yang lain, seperti ungkapan aktualisasi diri, pelayanan kepada sesama, serta panggilan berpartisipasi dalam karya penciptaan Allah, mulai diabaikan.
“APP sebagai momen pertobatan eklesial mengajak kita merefleksikan hidup, panggilan dan kerja kita sebagai jawaban terhadap panggilan Tuhan,” kata Uskup Surabaya Mgr Vincentius Sutikno Wisaksono dalam Surat Gembalanya.
Sebagai orang beriman, kata Uskup Sutikno, umat hendak melihat kembali aktivitas bekerja sebagai perwujudan iman kepada Tuhan. Kerja selalu bermartabat dan bernilai luhur karena yang mampu bekerja hanyalah manusia yang memiliki kesadaran dan kebebasan.
“Jikalau kita melakukan pekerjaan dengan penuh cinta, ketulusan, syukur, kejujuran, disiplin, penghargaan yang tinggi akan jenis pekerjaan, dan selalu menyadari penyertaan Tuhan, maka kita akan menemukan kepuasan batin, dan bekerja secara bermartabat,” katanya.
Dalam pandangan Gereja Katolik, katanya, kerja bukanlah sekedar cara untuk melangsungkan hidup melainkan rahmat dari Allah. Gereja mendasarkan pandangannya pada kisah penciptaan di mana Allah menciptakan manusia seturut gambar-Nya sendiri dan memberi mereka perintah untuk menaklukkan bumi beserta segala isinya. Semuanya itu terwujud dalam dan melalui tindakan kerja.
Melalui kerja, lanjutnya, manusia mewujudkan dan menyempurnakan martabat dirinya sebagai citra Allah, sebab di sana ia mencerminkan kegiatan Sang Pencipta sendiri dan menjadi partner kerja Allah. Maka, dimensi subjektif kerja (manusia) haruslah lebih diperhatikan dari pada dimensi objektif kerja (teknologi).
“Kerja adalah pertama-tama demi manusia dan bukan manusia untuk kerja.”
“Keluarga, sebagai Gereja kecil tempat penanaman nilai dan makna kerja, dapat menjadi tempat pembinaan awal mempraktekkan kerja dan pelayanan kepada sesama,” tambah uskup itu.
Sementara itu Keuskupan Agung Makassar, Sulawesi Selatan, memilih tema APP: “Mewujudkan Hidup Sejahtera”, dengan landasan bahwa untuk mewujudkan hidup sejahtera, manusia tidak dapat tidak harus bekerja.
Akibat dosa, maka kerja yang merupakan aktualisasi jati diri manusia sebagai gambar Allah, berubah menjadi beban berat untuk mempertahankan hidupnya. Kerja membuat manusia terasing dari dirinya sendiri. Kecuali itu, pekerjaan juga menjadi ajang eksplotasi manusia atas sesamanya.
“Dengan kerja manusia mencermintakan sifat utama Allah itu. Dengan demikian kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada hakekatnya bukanlah ancaman yang semakin mengasingkan Allah dari dunia manusia. Sebaliknya, semakin maju manusia seharusnya semakin ia mencerminkan keagungan dan kemulian Allah,” kata Mgr John Liku Ada, Uskup Agung Makassar, dalam surat gembalanya.
Keuskupan Agung Jakarta memilih tema APP: “Makin Beriman, Makin Bersaudara, Makin Berbelarasa”.
“Kita semua umat Katolik Keuskupan Agung Jakarta diajak untuk menggunakan masa Prapaskah ini juga untuk membaharui kehidupan agar kita menjadi pribadi-pribadi yang makin beriman, makin bersaudara dan makin berbelarasa. Beriman berarti semakin setia mengikuti Yesus Kristus, seperti Simon Petrus. Ketika iman kita menjadi semakin sejati, dengan sendirinya kita akan semakin bersaudara,” kata Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo, dalam surat gembalanya.
Oleh karena itu, kata Uskup Agung Suharyo, salah satu tanda yang amat penting untuk menguji “kedalaman iman kita adalah apakah iman itu berbuah persaudaraan. Sementara itu persaudaraan yang benar dan sejati dengan sendirinya akan berbuah belarasa. Hidup bersama yang tidak membuahkan belarasa tidak bisa disebut persaudaraan, melainkan sekedar kelompok atau bahkan komplotan.”
Seperti Simon Petrus dan kawan-kawannya, lanjutnya, “kita pun dengan cara yang berbeda-beda, dipanggil dan diutus untuk menjadikan siapa pun yang kita jumpai dalam hidup kita, makin beriman, makin bersaudara, makin berbelarasa.”
Ia mencontohkan reaksi terhadap bencana banjir yang beberapa waktu lalu menimpa, menunjukkan bahwa semboyan yang diangkat dalam masa Prapaskah ini bukanlah semboyan kosong, melainkan cermin berjalannya pembaharuan hidup.
Sementara itu Keuskupan Bogor amat sadar akan keanekaragaman umatnya karena mereka berasal dari pelbagai tempat, latar belakang suku, bahasa, dan kebudayaan.
“Gereja Keuskupan Bogor memimpikan sebuah persaudaraan yang bersatu, yang menghargai keanekaragaman, serta membina kerukunan dan dialog dengan sesama saudaranya,” kata Mgr Michael Cosmas Angkur OFM, Uskup Bogor, dalam surat gembalanya.
APP Keuskupan Bogor mengambil tema “Beriman dan Bekerja”. Menurutnya, tema itu tidak saja merenungkan visi dan misi Sinode Keuskupan Bogor dan Tahun Iman juga mengingatkan umat Katolik bahwa iman itu harus bermuara pada perbuatan nyata antara lain bekerja yang menghadirkan Kerajaan Allah dalam hidup manusia.
“Bekerja merupakan sebuah panggilan dari Tuhan yang diberikan sejak penciptaan dunia. Bekerja adalah upaya untuk menyejahterakan diri sendiri dan sesama, perwujudan nyata dari pertobatan,” tambahnya.
Sementara itu Keuskupan Agung Semarang memilih tema APP,“Semakin Beriman dengan Bekerja Keras dan Menghayati Misteri Salib Tuhan.”
“Kita ingin mendasari seluruh hidup kita dengan iman yang kokoh. Iman menjadi landasan pokok untuk menekuni setiap panggilan dan perutusan kita,” Mgr Johannes Pujasumarta, Uskup Agung Semarang, melalui surat gembalanya.
Mgr Pujasumarta menegaskan, “Kalau kita dipanggil dan diutus menjadi guru, karyawan, pedagang, pegawai kantor, pengusaha, ibu rumah tangga, tukang sapu dan profesi apa pun, harus disadari bahwa melalui pelayanan-pelayanan itu kita mewujudkan iman kita. Harapan kita, melalui karya-karya dan kerja keras kita seperti itu, hidup beriman kita semakin mendalam dan tangguh dan akhirnya menghasilkan banyak buah.”
Menurutnya, “Melalui karya-karya dan pekerjaan-pekerjaan kita ingin mempersembahkan diri kita kepada Tuhan yang telah memberikan segala kasih karunia-Nya kepada kita. Dengan gembira kita senantiasa bertolak ke tempat yang dalam, agar seluruh hidup kita berbuah bagi banyak orang.”
“Melalui pekerjaan-pekerjaan tersebut kita ingin menyelaraskan seluruh kehidupan kita dengan misteri salib Tuhan. Rahmat yang kita terima dari salib Tuhan adalah penebusan atas dosa-dosa kita. Setiap pekerjaan yang kita jalani adalah juga salib kehidupan kita karena menghasilkan banyak buah bagi keluarga, sesama dan banyak orang lain di sekitar kita,” tambahnya.
Sementara itu keuskupan dan keuskupan agung Regio Kalimantan juga mengingatkan umat Katolik agar tidak boleh lupa dengan tugas utama mereka adalah bekerja.
Umat Katolik hendaknya “bangkit dan bergerak! “Bekerjalah demi kehidupan dan keutuhan Ciptaan. Kerjakanlah, usahakanlah, bertindaklah, bertanggungjawablah. Jangan diam!” demikian pesan mereka, yang di-posting melalui website Keuskupan Sintang, Kalimantan Barat.
(Konradus Epa, Jakarta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin