Romo B.S. Mardiatmadja SJ, Jeirry Sumampow, Romo Antonius Benny Susetyo |
Pemerhati pendidikan Romo
Antonius Benny Susetyo mengatakan bahwa kurikulum yang saat ini gencar
disosialisasikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merupakan kurikulum
yang belum siap sehingga butuh dibahas secara mendalam dan tidak perlu
tergesa-gesa untuk diimplementasikan.
“Kami sudah lihat dokumen
resminya dan berdasarkan dokumen resmi ini kami meminta menunda karena isinya
saling bertolak belakang,” kata Romo Benny saat jumpa pers Penundaan Kurikulum
2013 di gedung Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Cikini, Jakarta, Senin
(8/4/2013).
Menurutnya, isi kompetensi
dasar dan kompetensi inti dalam struktur kurikulum 2013 ini tidak sejalan
dengan apa yang didengungkan pemerintah. Bahkan, apabila dipaksakan tetap
dijalankan, maka kurikulum 2013 ini hanya akan berdampak buruk bagi siswa, guru
dan dunia pendidikan secara keseluruhan.
“Sikap kami jelas. Minta
ditunda. Ini sudah resmi. Sikap komunitas Kristen-Katolik itu menunda. Kami
tidak anti perubahan kurikulum, tapi melihat seperti ini lebih baik ditunda,”
tandasnya.
Kurikulum 2013 yang akan
diberlakukan mulai bulan Juli mendatang diyakini berdampak kepada rendahnya
mutu guru yang tidak siap mengimplementasikan.
“Di lapangan, kami mendapati
fakta bahwa guru belum mengerti dan memahami Kurikulum 2013, sedangkan waktu
untuk rencana implementasi sangat pendek,” kata Romo Benny.
Menurut Romo Benny, Kurikulum
2013 yang tergesa-gesa tanpa persiapan dan sosialisasi matang juga akan
mengorbankan anak didik. Pasalnya, kebijakan pemerintah ini tidak memahami
esensi bahwa pendidikan adalah proses menjadi manusia yang cerdas, rasional dan
dewasa.
“Materi-materi dalam Kurikulum
2013 mereduksi akal sehat ke dalam ketaatan yang buta. Kami memandang perlunya
direvisi ulang materi-materi itu yang bertolak belakang satu sama lain dengan
logika akal sehat,” jelasnya.
Selain itu, kata Romo Benny,
dampak implementasi Kurikulum 2013 adalah adanya kebijakan menghapus beberapa
mata pelajaran di jenjang SD, SMP, dan SMA/SMKK yang dapat mengakibatkan para
guru kehilangan pekerjaan, kesempatan berkarir, kesempatan mengembangkan
pengatahuan, dan kehilangan tunjangan profesi pendidikan.
“Tidak masuk akal kalau mereka
diharuskan mengajar mata pelajaran yang bukan bidang keahliannya. Hal ini
menyebabkan peserta didik menjadi korban. Pertimbangan pemerintah yang memberi
jaminan para guru tidak kehilangan pekerjaan, menurut kami adalah cara berpikir
yang menyederhanakan persoalan karena mengabaikan fakta adanya spesialisasi
dari guru untuk mengampu mata pelajaran tertentu,” kata Romo Benny.
Sementara itu Jeirry Sumampow
menambahkan, sebenarnya, konsep Kurikulum 2013 yang akan diberlakukan pada Juli
mendatang mendapat penolakan dari berbagai kalangan. Termasuk semua guru besar
di Indonesia.
K2P3I menganggap Kurikulum
2013 dibuat tergesa-gesa, tanpa evaluasi, penelitian dan uji coba secara
matang, kurikulum ini diyakini tidak mencerdaskan bangsa karena banyak
mata pelajaran yang dilebur menjadi satu.
“Cara berpikir ini membuat
pendidikan kita tidak maju karena selalu dipasung oleh kekuasaan. Kami minta
pengambil kebijakan secara bijaksana merenungkan kembali hakikat Kurikulum
2013. Apakah didasari oleh motif kekuasaan atau proses pencerdasan bangsa,”
jelas Jeirry. Sumber: indonesia.ucanews.com
Foto: rmol.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin