Ir. M.A. Ratna Ariani, MBA *) |
Banyak dari kita kurang
menyadari betapa kayanya negara bernama Indonesia. Dengan panjang garis
pantainya 95.181 km merupakan peringkat ke-4 didunia dengan 17.504 pulaunya,
Indonesia memiliki potensi sumber daya kelautan yang dapat menyumbangkan $140
milyard/tahun. Dengan lebih dari 240 juta penduduk yang terdiri dari 400 lebih
kelompok etnis dan bahasa merupakan satu-satunya bangsa dengan DNA terkompleks,
yang anehnya bisa hidup bersatu walau tersebar dari 17.504 pulau ( 6 ribuan
pulau belum berpenghuni).
Masih ada fakta menarik
lainnya tentang Indonesia. Negara ini punya cadangan gas alam TERBESAR DI DUNIA
tepatnya di Blok Natuna. Mobil terpopuler di Uni Emirat Arab adalah Toyota
Kijang Innova yang sepenuhnya diproduksi di Indonesia. Indofood merupakan
produsen mie instan terbesar di dunia. Produksi motor Honda dan Yamaha (milik
Jepang) hamper seluruhnya dipasok dari Indonesia. Produksi sepatu Adidas
diseluruh dunia ternyata dipusatkan di Indonesia.Demikian juga pembuat dan
perakit sepeda Polygon untuk pasar luar negeri di produksi dari Sidoarjo.
Jersey dan Jaket Official Manchester United adalah buatan Indonesia.
Fakta menarik diatas membawa Indonesia sebagai negara dengan tingkat ekonomi ke 16 di dunia dengan 45 jt penduduk kelas konsumsi. Peringkat tersebut dihasilkan dari 53 % penduduk yang tinggal di kota dan berkontribusi sebesar 74 % pada GDP. Dari sekitar 240 juta penduduk, baru sekitar 55 juta penduduk (skilled worker) memiliki keahlian yang berkontribusi secara ekonomi dalam menggali potensi US$ 0.5 T di bidang kelautan, pertanian, produksi, sumber daya mineral dan pendidikan. Jelas bahwa yang menentukan negara itu menjadi negara maju maupun negara gagal adalah sejauhmana SDMnya dipersiapkan sebagai manusia yang bermartabat, bukan sekedar berpendidikan dan berkeahlian, tetapi juga memiliki akhlak yang baik sehingga tidak egois dengan memperkaya diri sendiri, tetapi menjunjung tinggi integritas serta berbelarasa.
Kalau saja kita bisa
meningkatkan perbaikan fasilitas infrastruktur untuk akses transportasi dan
informasi serta kualitas pendidikan yang relevan, maka kita dapat menggali
potensi ekonomi Indonesia sebesar US $ 1.8 T yang melibatkan 113 juta penduduk
berkeahlian. Diperlukan perencanaan rekayasa sosial (social engineering) untuk
meningkatkan produktivitas penduduk di kota menjadi 71 % sehingga mampu
berkontribusi sebesar 86 % bagi GDP. Didalam social reengineering yang terintegrasi
diperlukan pendekatan sosial dan ekonomi yang difokuskan pada kelompok
masyarakat terbesar dan pada angkatan kerja produktif.
Salah satu hal yang dapat
berkontribusi positif adalah melalui penguatan UKM Usaha Kecil Mikro yang
memberikan kontribusi besar bagi APBN. Kelompok perempuan dan orang muda
merupakan sebagian besar pelaku UKM. Sektor UKM perlu diperkuat melalui
pendidikan keahlian/kreativitas dan diberikan kemudahan akses terhadap
permodalan yang murah. Keberhasilan UKM akan menciptakan lapangan kerja lebih
merata dan lebih kuat mengakar di komunitas, tidak terkonsentrasi pada
segelintir orang pemilik modal. Bisa
dibayangkan apabila UKM bertumbuh pesat di Depok, maka Depok bukan lagi kota
penyangga bagi Jakarta, tetapi Depok adalah kota mandiri dimana rakyatnya bisa
hidup dan bekerja nyaman di kotanya sendiri. Akan banyak tenaga kerja terserap
melalui berbagai home industry, baik industry kreatif, kuliner, konveksi dsb.
Inovasi dan kreativitas perlu ditingkatkan melalui berbagai sekolah ketrampilan
dan hasil riset berbagai universitas yang banyak dijumpai di Depok; dengan
demikian dapat menumbuhkan semangat wirausaha bagi generasi muda.
Bila social reengineering
dilakukan dengan seksama, maka pada tahun 2030 Indonesia akan menjadi negara
maju menduduki peringkat ke 7 di dunia dengan GDP sekitar US$ 13.500/kapita.
Kalau keadaan ekonomi Indonesia sudah dalam posisi ini sudah pasti pendidikan
dan kesehatan penduduk dijamin oleh negara.
Untuk mewujudkan impian
Indonesia menjadi negara maju, kita perlu melangkah bersama-sama dengan satu
tujuan. Kondisi Indonesia saat ini masih jauh dari impian negara maju. Sesuai
data Kemendagri akhir tahun 2013 dari total 546 kepala daerah se-Indonesia,
sebanyak 311 di antaranya tersandung kasus korupsi. Kita tidak hanya puas
dengan menyalahkan mereka yang memanfaatkan kekuasaan, tetapi kita perlu
mengambil sikap dan ‘memberi warna’ terhadap wakil rakyat yang akan duduk
didalam gedung parlemen. Menjelang pesta demokrasi 9 April 2014 kita perlu
mengambil keputusan yang akan berdampak bagi Indonesia untuk 5 tahun kedepan.
Kita berikan ganjaran kepada
mereka yang tidak layak dipilih lagi, baik karena korupsi maupun karena rekam
jejaknya yang kurang baik. Kita juga memutuskan siapa yang kita percayakan
menjadi wakil rakyat yang amanah, memiliki integritas dan kompetensi memadai.
Bukan hanya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat saja, tetapi untuk merancang
masa depan lebih baik bagi anak-cucu kita nanti; agar mereka tetap memiliki
kebanggaan menjadi warga negara INDONESIA yang berdaulat, adil dan makmur.
______________________________________________________
*) Penulis adalah pemerhati
dan penggiat UKM diantaranya sebagai Pembina Yayasan Bina Swadaya (Group
Trubus, Wisma Hijau, BPR dan penerbitan), pengurus pusat IKAPPI (Ikatan
Pedagang Pasar Indonesia), ikut mendirikan CUBG dan CUMI di paroki Santa
Perawan Maria Ratu. Sambil meniti karirnya selama 18 tahun sebagai konsultan
SDM & Organisasi, Ratna pernah menjadi anggota BPH Dewan Paroki selama 2
periode; saat ini tercatat sebagai katekis dan prodiakon di paroki Blok Q serta
pengajar KEP Kursus Evangelisasi Pribadi Shekinah dan anggota Komisi Hubungan
Antar Agama & Kemasyarakatan Keuskupan Agung Jakarta. Ratna yang juga
dipercaya sebagai Wakil Bendahara Umum DPP Partai Hanura, mencalonkan diri
sebagai caleg DPR-RI dengan no urut 3 untuk kota Depok dan kota Bekasi. Info
lainnya dapat dilihat di www.ratnaariani.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin