Para martir dan orang-orang Kristen yang mengalami penganiayaan
karena iman mereka adalah kemuliaan, kekuatan dan harapan Gereja yang
besar, dan mereka berkorban bagi banyak orang, namun orang masih
mengeluh karena kekurangan sesuatu, kata Paus Fransiskus.
Jantung Gereja terdiri dari “orang-orang yang menderita dan
memberikan hidup mereka seperti Yesus,” yang “dilempari batu, disiksa
dan dibunuh dengan pedang”, namun mereka tetap setia kepada Kristus,
kata Paus Fransiskus pada 30 Januari selama Misa di Kapel Domus Sanctae
Marthae.
“Gereja tanpa martir, saya berani mengatakan, adalah sebuah Gereja tanpa Yesus,” tambahnya.
“Martir adalah orang-orang yang berjuang demi Gereja, mereka adalah orang-orang yang mempertahankan Gereja,” kata Paus.
Sementara Gereja besar menarik banyak orang dan merupakan sukses
besar, “indah” dan kuat, namun “kekuatan terbesar dari Gereja saat ini
adalah Gereja kecil, benar-benar kecil, dengan hanya beberapa orang,
mereka dianiaya, bersama uskup mereka di penjara,” katanya. “Ini adalah
kemuliaan dan kekuatan kita hari ini.”
Ada banyak martir Kristen saat ini daripada Gereja di abad pertama,
tetapi “media massa tidak melaporkan hal ini karena tidak layak
diberitakan,” katanya.
Begitu banyak pria dan wanita “diberkati karena (mereka) dianiaya,
dihina, dipenjara. Ada begitu banyak orang berada di penjara hanya
karena memakai salib atau mengakui Yesus Kristus.”
Kesaksian mereka “adalah demi kemuliaan Gereja dan mendukung kita
serta juga penghinaan kita – kita yang memiliki segalanya, segalanya
tampak mudah bagi kita dan jika kita kekurangan sesuatu, kita mengeluh,”
kata Bapa Suci.
“Mereka adalah harapan kita,” tambahnya, seraya mengatakan darah para martir adalah benih bagi orang Kristen di masa depan.
Sumber: ucanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin